Selama lebih dari dua dekade, Coldplay telah mengalami transformasi musik yang penuh petualangan. Mulai dari debut melankolis alternatif dengan “Parachutes” pada 1997, hingga era post-Britpop dengan “A Rush of Blood to the Head” dan “X&Y”, era yang melahirkan definisi dari ‘musik ala Coldplay’. Namun memasuki era yang lebih modern, definisi musik unit asal London ini juga telah mengalami perubahan.
Terutama memasuki era “Mylo Xyloto” pada 2011 dimana Coldplay bertransformasi dari band rock Inggris yang kelabu, kini lebih identik dengan presentasi yang penuh warna, kemeriahan, dan mega konser di penjuru dunia.
Konsep musik Coldplay yang lebih nge-pop dan mengandung materi-materi ceria masih terdengar dalam album mereka pada 2024, “Moon Music” (Music of the Spheres Vol. II: Moon Music). Album ini masih menjadi bagian atau sekuel dari album “Music of the Spheres” pada 2021 lalu.
Coldplay terdengar semakin berani, bahkan terkesan menantang batas; sejauh mana jangkauan genre musik mampu mereka eksplorasi? Album ini mengadaptasi berbagai genre mulai dari electronica, R&B, ambient, disco, funk, gospel, blues, dan pastinya musik pop dengan lirik-lirik positif.
Konsep tracklist “Moon Music” akan mengingatkan kita pada album “Everyday Life” pada 2019, kemudian dipadukan dengan kecerian dan kemegahan “A Head Full of Dreams” pada 2015. Sayangnya, Coldplay terdengar seperti “mencontek” konsep dari album-album terbaik mereka sebelumnya, album terbaru ini cukup lemah jika bicara tentang kedalaman pesan dan lirik-lirik yang disenandungkan.
Kita tak lagi mendengar lagu-lagu Coldplay dengan lirik enigmatic seperti “Speed of Sound” dan “Politik”, maupun lagu-lagu romantis moody dengan lirik puitis yang tidak klise seperti “The Scientist” dan “Shallowed in the Sea”.

Photo Cr. Anna Lee
Chris Martin seperti telah kehabisan ide dengan menghasilkan lirik pada single romantis untuk album ini, “Feels Like I’m Falling in Love” dan “All My Love”. Bagi penggemar yang familiar dengan kehidupan pribadi sang frontman, mungkin bisa memahami bagaimana idola kita sedang kasmaran beberapa tahun belakangan. Sebelumnya kita juga telah mendengarkan Chris Martin membawakan “My Universe” yang dalam konser tersebut ia persembahkan pada sang kekasih, Dakota Johnson.
Ketika akhirnya lagu-lagu romantis pada album “Moon Music” kemungkinan besar ditulis oleh Chris Martin untuk Dakota Johnson, baik lirik hingga komposisi musiknya, sayangnya memiliki presentasi yang generik, mainstream, dan kehilangan sentuhan ajaib ala Coldplay.
Kemudian “Jupiter” menjadi pride love anthem yang bisa saja catchy, namun lirik yang klise dengan senandung ‘la la la’ yang terlalu sering diulang-ulang dalam album ini, juga mejadi track yang terdengar biasa.
Mengkomposisi ambient instrumental track bukan hal baru lagi bagi Coldplay; mereka bahkan menciptakan yang terbaik. Pada album “Viva la Vida or Death and All His Friends” salah satu contohnya, dan kebanyakan track lama Coldplay juga identik dengan bagian instrumentalnya yang atmospheric.
Usaha untuk menciptakan track instrumental kembali diperdengarkan pada track “🌈”, namun tidak menyajikan komposisi yang seunik dengan judulnya menggunakan emoji. Diawali dengan ambient yang atmospheric, ketika instrumen drum masuk, kelanjutan track hanya semakin terdengar generik dan datar.
Best Tracks:
“We Pray” juga menjadi salah satu single untuk album ini yang dibawakan bersama Elyanna, TINI & Burna Boy bisa menjadi track terbaik. Semenjak membuka peluang kolaborasi dengan BTS yang menghasilkan hits “My Universe”, Coldplay semakin berani berkolaborasi melintasi genre. Semangat yang sama yang terdengar Kembali dalam “We Pray”.
“Aeterna” mungkin mampu membuat pendengarnya menari ketika mendengarkan untuk pertama kali. Komposisi disco dan electro pada track ini cukup mencolok kehadirannya dalam tracklist “Moon Music”, namun akan mudah dilupakan tanpa menjadi bagian dari album ini.
“Iaam” juga menjadi satu lagi track terbaik dalam album ini. Meskipun memperdengarkan sisa-sisa sentuhan lama Coldplay dengan elemen alternatif-nya, lagu ini masih kurang berkesan untuk bergabung dengan Best Songs of Coldplay lainnya.
Secara keseluruhan, “Moon Music” dari Coldplay adalah usaha meniru “Everyday Life” yang kurang sukses. Berbicara tentang cinta, perdamaian, dan keindahan hidup, berbeda dengan album sebelumnya yang lebih ‘membumi’, konsep dari “Moon Music” jatuhnya ‘asing’ dan klise.
Namun lepas dari kualitas album-album terbaru Coldplay, pada titik ini kita tidak bisa berpindah hati dari Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion. Mereka memiliki lagu-lagu terbaik dari masa lalu yang masih mereka bawakan dalam setiap konser dan tur dunia mereka.
