Connect with us
Arctic Monkeys
Cr. Zackery Michael

Music

Arctic Monkeys: The Car Album Review

Akselerasi eksplorasi Alex Turner dengan falsetto dan musik orkestra dan funk jazz. 

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada 2018 silam, Arctic Monkeys telah mengejutkan pendengarnya dengan presentasi musik mereka dalam ‘Tranquility Base Hotel & Casino’. Ada yang kecewa karena ekspektasi akan ‘AM’ bagian kedua, namun ada juga yang memilih untuk terbuka dan menerima sajian baru dari band ikonik asal Inggris ini. Sama halnya Alex Turner, Matt Helders, Jamie Cook, dan Nick O’Malley, yang selalu terbuka untuk membawa musik mereka ke haluan yang baru.

Berkembang dan mengeksplorasi konsep baru, Arctic Monkeys tak takut menghadapi kritikan dan keengganan bahkan dari penggemar setia mereka. Memulai karir sebagai band grunge rock dari Sheffield, kini mereka membawakan musik rock and roll dengan sentuhan funk jazz, berdampingan dengan musik orkestra dalam balutan setelan necis.

 ‘The Car’ menjadi album ketujuh dari Arctic Monkeys, dimana kita sudah lebih siap menerima era lounge jazz dari band terfavorit ini. Kita sudah tidak terkejut lagi ketika mendengar ‘There’d Better Be A Mirrorball’ sebagai single pertama untuk album ini.

Beberapa lagu terbaru juga diperdengarkan untuk pertama kalinya dalam live concert mereka di Kings Theatre, Brooklyn, New York pada September kemarin. Setelah bermain dengan album konsep bertema fiksi ilmiah tentang hotel di bulan, Arctic Monkeys telah kembali dengan 10 tracks terbaru yang lebih ‘membumi’. 

The Gist: ‘The Car’ menjadi kendaraan baru bagi Arctic Monkeys akan perjalanan eksplorasi musik yang semakin luwes. Begitu pula bagi penggemar yang memilih untuk singgah dan menikmati Alex Turner bersama kawan-kawan dalam era baru ini. Bersenandung tentang cinta, keraguan, dan rasa rindu.

Setiap track dalam ‘The Car’ merupakan definisi dari hilang dalam lamunan di kala mengendarai mobil. Mungkin setelah mengakhiri suatu hubungan, merenungan dan merindu. Alex Turner mengaplikasikan pendekatan yang cukup kabur dalam penulisan dalam album ini. 

Sekali lagi menghadirkan deretan puisi cinta Alex Turner yang enigmatik dan tidak gamblang. Meski butuh beberapa saat untuk memahami apa yang disampaikan, kita akan membiarkan diri hanyut pula dalam lamunannya. ‘There’d Better Be A Mirrorball’ menjadi track pembuka yang sempurna dengan intronya. Menjadi portrait dari hubungan diambang akhir yang terdengar lesuh. Kemudian kita dibawa menuju lantai dansa funky jazz pada ‘I Ain’t Quite Where I Think I Am’. Sementara ‘Body Point’ menjadi lagu tentang cinta yang hilang dan penyesalan yang datang berikutnya. 

‘The Car’ merupakan album yang sinematik dengan art concept yang melengkapi keseluruhan vibes dari album. Album art ‘The Car’ merupakan hasil foto yang diambil oleh sang drummer, Matt Helders. Sementara video klip ‘There’d Better Be A Mirrorball’ disutradarai oleh Alex Turner. 

Sound Vibes: Masih memperdengarkan tempo dan konsep musik yang tak jauh berbeda dari ‘Tranquility Base Hotel & Casino’. Dalam segi lirik, ‘The Car’ bukan album yang menghasilkan track-track dengan lirik yang hooky. Seperti ‘I bet that you look good on the dancefloor’ dalam lagu ‘I Bet You Look Good On The Dancefloor’, atau ‘Well, see you later, innovator’ dalam ‘Brianstorm’. Namun ada banyak statement yang diperdengarkan dalam pilihan komposisi dan aransemen ‘The Car’.

Kesan keseluruhan, album ini memperdengarkan genre funky jazz 70an, beriringan dengan orkestra yang megah. Hampir semua lagu dalam tracklist diberi layer orkestra yang mendominasi. Cukup memberikan sentuhan baroque pop, dimana warna musik tersebut sudah tak asing lagi bagi kita yang juga mengikuti side project Turner, The Last Shadow Puppets

Akselerasi eksplorasi dalam menjangkau musik ke berbagai arah yang berbeda telah menghasilkan buah manis pada perkembangan vokal Alex Turner. Turner menulis lagu yang juga menjadi medium bagi eksekusi vokalnya. Banyak memperdengarkan falsetto dan improvisasi vokal layaknya penyanyi blues. Turner telah memiliki modal suara natural yang sempurna sebagai penyanyi dengan signature. Namun sangat membanggakan melihat bagaimana Ia tidak lantas puas dengan bakat tersebut dan terus menantang dirinya untuk berkembang sebagai vokalis.

Jika mendengarkan Alex Turner membawakan hits-hits lamanya dengan kualitas vokalnya sekarang dalam berbagai kesempatan live, dijamin kita bisa melihat perkembangan tersebut dan lebih jatuh cinta dengan vokal Turner yang sekarang.

Best Tracks:

Arctic Monkeys telah menjadikan track-track terbaik mereka sebagai single. Mulai dari ‘There’d Better Be A Mirrorball’ sebagai intro album, kemudian ‘I Ain’t Quite Where I Think I Am’ dan ‘Body Paint’.

‘Sculptures Of Anything Goes’ menjadi lagu paling menarik dalam tracklist sekaligus paling kontras. Dimana lagu memiliki aransemen drum dengan moog synth, dikomposisi oleh Matt Helders dan gitaris Jamie Cook, baru kemudian diaplikasikan lirik yang ditulis oleh Turner setelah mendengar komposisi atmospheric tersebut. 

‘The Car’ menjadi album yang semakin menunjukan keteguhan Arctic Monkeys dalam mengeksplorasi musik baik mereka menerima kritikan maupun pujian. Hal tersebut terkadang tidak diakui penghargaan maupun antusiasme dari penggemar, namun selalu membuahkan hasil yang bisa dipetik oleh member Arctic Monkeys sendiri. Baik dalam menantang diri untuk mengkomposisi musik yang tak hanya cepat dan lantang, atau Alex Turner yang puas dengan anugerah warna vokal yang sudah menawan apa adanya bagi penikmat musik mainstream

Buat kita yang akhirnya bisa menerima Arctic Monkeys melalui ‘The Car’, mungkin akan kembali ke ‘Tranquility Bas Hotel & Casino’, kali ini untuk mengapresiasi perkembangan musik mereka yang sebetulnya sangat membanggakan.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect