After Life merupakan serial drama Black Comedy yang rilis pada 8 Maret 2019 di Netflix. Serial ini diproduksi, disutradarai, dan dibintangi oleh Ricky Gervais sebagai Tony Johnson. Terdiri dari 6 episode dengan durasi 30 menit setiap episodenya, After Life bisa menjadi tontonan singkat yang menghibur sekaligus mengandung filosofi kehidupan terutama tentang menghadapi kesedihan dan duka setelah ditinggal orang tercinta.
Tony Johnson mengalami depresi dan duka yang mendalam setelah istrinya, Lisa, harus meninggal dunia karena mengidap kanker. Ketika sebagian besar orang menjadi murung dan cenderung mengungkapkan kesedihan dengan tangisan, Tony sebaliknya meluapkan kesedihannya dengan cara menjadi orang paling menyebalkan di kota. Ia jadi lebih kasar ketika berbicara dengan siapapun dan meracau tentang niat bunuh dirinya sebagai “kekuatan super”.
Karakter Tony yang Membuat Kita Kesal Sekaligus Simpati
Pada episode pertama, kita akan langsung menangkap karakter Tony yang ditulis dengan kuat. Kemunculannya langsung menarik perhatian kita sekaligus mengelus dada akan segala sumpah serapahnya yang spontan. Terutama ketika Tony harus berinteraksi dengan karakter pendukung lainnya. Namun, sangat penting untuk menciptakan karakter utama dalam kisah ini agar menuai simpati juga dari penonton.
Perpaduan antara akting dan dialog yang dieksekusi oleh Ricky Gervais akan membuat kita secara perlahan menyukai Tony bahkan saat dia sedang meracau. Tak terhitung berapa banyak kalimat sarkasme keluar dari mulut Tony dan akan membuat kita tertawa. Poin ini merupakan salah satu konten Black Comedy yang akan memuaskan kita setelah telah berekspektasi akan serial After Life.
Kemarahan yang tersirat di muka Tony pun bisa kita lihat berbeda dengan kemarahan dari orang yang biasanya memang menyebalkan. Ada kesedihan dan kelelahan akan hidup yang membuat ia merasakan suara kunyahan orang saja membuatnya terganggu.
Pada adegan-adegan Tony sendirian di rumah juga akan memberikan porsi pada kita untuk memahami duka yang sedang dialaminya. Ada juga saat dimana Tony tampak mampu berinteraksi dengan orang tanpa harus menjadi orang yang menyebalkan, masih ada sisi baik dari Tony yang diperlihatkan meski dalam porsi yang minim. Kembali lagi karena tema utamanya adalah karakter Tony yang meluapkan kesedihannya dalam bentuk amarah dan sarkasme akan kehidupan.
Kesedihan dan Sarkasme yang Melahirkan Konten Black Comedy Menarik
Setiap episode memiliki pola yang cukup sama pada adegan pembukanya, yaitu Tony yang masih melihat rekaman video peninggalan sang istri, Lisa. Beberapa detik pertama kita akan merasakan suasana sedih; melihat Lisa yang sudah tidak memiliki rambut lagi dan duduk di kasur rumah sakit untuk merekam pesan pada suaminya.
Namun, kesedihan tersebut langsung dihempas dengan kalimat pertama yang keluar dari mulut Lisa. Hal tersebut langsung memberikan kesan pertama bagi penonton tentang kejelasan genre yang dijanjikan. Ada berbagai materi humor yang berhasil dieksekusi dan dijamin akan membuat kita penikmat Black Comedy.
Kita juga bisa melihat sisi lain dari kesedihan dan duka yang terkadang tersalurkan dengan amarah. Tony merasa marah dengan kematian yang telah merenggut istrinya dan menghukum kehidupan dengan menyakiti setiap orang di sekitarnya secara verbal. Ia tampak selalu memiliki kesempatan untuk mengeluarkan sarkasme dan pandangan pesimis akan kehidupan.
Kembali lagi ke penulisan naskah yang berbobot, dialog yang dibawakan oleh Tony tetap terkonsep dan “menarik”. Hal tersebut juga didukung dengan latar belakang karakternya sebagai jurnalis senior di redaksi koran tempat ia bekerja.
Beberapa kisah menyedihkan juga ditampilkan untuk memberikan sentuhan melankolis untuk membuat hati kita terenyuh. Disajikan dengan komposisi seimbang dan tetap menjaga konsep cerita yang telah ditentukan sejak awal.
Interaksi Tony Dengan Berbagai Karakter Pendukung yang Menyenangkan Untuk Disimak
Tak hanya Tony yang menjadi sumber dari segala materi humor, kita akan melihat banyak karakter pendukung yang didesain memiliki keunikan masing-masing namun tetap terlihat natural dan tidak dilebih-lebihkan. Mulai dari rekan-rekan Tony, hingga setiap penduduk kota yang memiliki kisah menarik dan selalu membuatnya tak habis pikir.
Kita juga bisa melihat sisi tenang dan baik dari Tony melalui interaksinya dengan beberapa karakter. Ia justru tampak lebih “normal” ketika ngobrol dengan seorang pekerja seks, pecandu narkoba, dan wanita tua asing yang ia temui di kuburan setiap kali mengunjungi makam istrinya.
Lagi-lagi, materi dialog yang dihadirkan ditulis secara natural namun tetap berbobot. Setiap pemain dalam serial ini juga memiliki chemistry yang sempurna sesuai porsi masing-masing dengan Tony. Akan selalu menyenangkan melihat interaksi Tony dengan setiap karakter pendukung.
Pentingnya Menyadari Kondisi Mental dan Berdamai Dengan Keadaan
(Slight Spoiler) Tony selalu meracau ‘aku hampir saja mengakhiri hidupku…aku hampir saja bunuh diri’, dan merasa bahwa itu sebuah “kekuatan super”. Hingga akhirnya kesombongannya runtuh setelah bertemu orang yang telah menyaksi ketika orang benar-benar bisa bunuh diri.
Jangankan Tony, kita mungkin juga sering “membanggakan” diri sebagai orang yang depresi. Seakan isu mental merupakan “trend” bagi masyarakat urban yang keren untuk dimiliki. Padahal, ada banyak orang di luar sana atau bahkan disekitar kita yang beban hidupnya lebih besar dari kita. Orang yang sungguh-sungguh mengalami depresi dan ingin mengakhiri hidup; and that’s not a joke.
Terkadang, kita tidak sesedih itu, kita cuma tidak ingin berdamai dengan keadaan. Tony memang mengalami kesedihan dan duka yang mendalam, namun kematian merupakan hal yang tidak terhindarkan.
Ketika kehidupan telah direnggut, kita tak akan punya kekuatan untuk mengambilnya kembali. Satu-satunya cara untuk melanjutkan kehidupan adalah dengan merelakan kematian tersebut. Tony merupakan contoh dari karakter dengan isu mental yang masih terkendali, asalkan ia mau berdamai dengan keadaan.