Quantcast
Demon City Review: Aksi Brutal Tanpa Kedalaman Emosional - Cultura
Connect with us
demon city netflix
Cr. Netflix

Film

Demon City Review: Aksi Brutal Tanpa Kedalaman Emosional

Film aksi dengan visual menarik namun kurang dalam pengembangan cerita dan karakter.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Demon City (2025) adalah film aksi-thriller Jepang yang disutradarai oleh Seiji Tanaka, adaptasi dari manga Oni Goroshi karya Masamichi Kawabe. Film ini menampilkan Toma Ikuta sebagai Shuhei Sakata, seorang mantan pembunuh bayaran yang keluarganya dibunuh oleh organisasi kriminal bertopeng “demon” bernama Kimen-gumi.

Setelah difitnah atas pembunuhan keluarganya dan terbangun dari kondisi vegetatif selama dua belas tahun, Sakata memulai misi balas dendam terhadap para pelaku yang telah mengambil alih kotanya.

Cerita dimulai dengan Sakata yang berusaha meninggalkan masa lalunya sebagai pembunuh bayaran untuk hidup damai bersama istri dan putrinya. Namun, kebahagiaan mereka hancur ketika Kimen-gumi menyerang rumahnya, membunuh keluarganya, dan meninggalkannya dalam kondisi kritis.

Setelah dua belas tahun dalam keadaan vegetatif, Sakata terbangun dan menemukan bahwa kota Shinjo telah dikuasai oleh Kimen-gumi. Dengan tekad membara, ia memulai perjalanan balas dendam yang penuh darah.

Naskah film ini sederhana dan fokus pada elemen aksi tanpa banyak pengembangan karakter atau dialog mendalam. Pendekatan minimalis ini membuat cerita terasa datar dan kurang memberikan kedalaman emosional yang diperlukan untuk terhubung dengan penonton.

Sinematografi dalam Demon City menonjol dengan penggunaan pencahayaan neon yang menciptakan suasana kota bawah tanah yang gelap dan suram. Adegan aksi dirancang dengan koreografi yang baik, terutama dalam penggunaan alat peraga kreatif seperti ekskavator dan forklift dalam pertempuran di pabrik. Namun, meskipun visualnya menarik, kurangnya kedalaman naratif membuat pengalaman menonton terasa kurang memuaskan.

Toma Ikuta memerankan Shuhei Sakata dengan intensitas fisik yang mengesankan, meskipun karakternya minim dialog. Pendekatan ini mencerminkan fokus film pada aksi daripada pengembangan karakter. Namun, kurangnya ekspresi emosional dan latar belakang yang kuat membuat sulit bagi penonton untuk benar-benar peduli pada perjalanan balas dendam Sakata.

Seiji Tanaka, yang juga menulis naskah, memilih pendekatan yang menekankan aksi brutal dan visual stylish. Meskipun berhasil menciptakan adegan pertempuran yang menegangkan, kurangnya fokus pada pengembangan cerita dan karakter membuat film ini terasa dangkal. Pilihan untuk meminimalkan dialog dan menggantinya dengan aksi tanpa henti mungkin menarik bagi sebagian penonton, tetapi mengorbankan kedalaman naratif yang penting.

‘Demon City’ menawarkan aksi brutal dan visual menarik bagi penggemar genre aksi-thriller. Namun, kurangnya kedalaman cerita dan pengembangan karakter membuatnya sulit untuk benar-benar terhubung dengan penonton. Jika mencari film dengan aksi tanpa henti dan tidak keberatan dengan minimnya narasi yang mendalam, ‘Demon City’ layak ditonton.

Havoc Review Havoc Review

Havoc Review: Kekacauan Brutal dalam Dunia yang Korup

Film

The Amateur The Amateur

The Amateur – Ketika Sang Analis Menjadi Pembunuh Bayaran

Film

Lady Snowblood: Balas Dendam yang Puitis dan Berdarah

Film

Azumi Review – Aksi Ninja Berbalut Tragedi dan Pertarungan Moral

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect