Quantcast
Adam by Eve: A Live in Animation Review - Cultura
Connect with us
Adam by Eve: A Live in Animation

Film

Adam by Eve: A Live in Animation Review

Visualisasi musik dari album ketiga Eve, “Kaizin”.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Eve adalah musisi berbakat asal Jepang yang telah merilis album ketiga pada Maret kemarin, “Kaizin”. Penulis lagu sekaligus produser musik ini biasanya merilis video dengan tema animasi khas di YouTube. Konsep publikasi musisi Jepang yang sudah tidak langka dalam skena industri musik Jepang.

“Adam by Eve” merupakan usaha ambisius Eve dalam bereksperimen sekaligus mempromosikan “Kaizin” yang kini bisa di-streaming di Netflix. Lebih dari sekadar video klip durasi kurang lebih 3 menit, visual project kali ini menggabungkan musik, animasi, live-action film dengan narasi dalam film musik berdurasi kurang lebih 58 menit.

Selain referensi animasi dengan monster bermata satu yang sudah sering kita temukan dalam video klip Eve, ada naras cerita laini untuk film live-action-nya. Dikisahkan Aki dan Taki dua remaja perempuan yang bersahabat. Keduanya berjanji untuk berteman dan merangkai memori bersama selamanya, hingga akhirnya suatu hari taki menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Adam by Eve: A Live in Animation

Project Live in Animation Terangkai dari Banyak Elemen yang Kurang Kohesif

“Adam by Eve” merupakan film musik dengan banyak aset dan teknik presentasi visual di dalamnya. Mulai dari skenario film live-action, animasi sesuai dengan referensi video klip Eve, hingga peleburan antara keduanya. Project visual ini merupakan karya musik dan film yang hibrida dan terlihat sangat ambisius. Sayangnya, setiap elemen yang kita dalam film ini terasa tidak kohesif satu sama lain. Sebagai sebuah karya naratif, skenario yang diaplikasikan kurang berhasil menyampaikan pesan yang absolut. Atau mungkin memang hanya karya narasi abstrak tanpa harus ditafsirkan secara berlebihan? Setidaknya ada kata kunci yang bisa kita tarik dari “Adam by Eve” adalah persahabatan, mimpi buruk, dan monster bermata satu.

Sederet lagu dari Eve yang mendominasi film ini tak diragukan lagi kualitasnya. Namun, ada kemungkinan besar penonton hanya akan membuka tab baru dan hanya menikmati lagu-lagu karena sudah bosan dengan visual yang disajikan. Meski ada beberapa presentasi visual yang sangat sayang untuk dilewatkan seperti ‘Bouto’ pada menit ke 35:21, dimana pada adegan ini kita akan melihat animasi dengan kisah yang menarik. Dimana seorang anak muda dengan topeng terlihat menjalani hidup monoton di bawah kendali monster bermata satu.

Kemudian hype akan terasa pada track ‘Kaikai Kitan’ yang populer sebagai opening “Jujutsu Kaisen”. Dalam penampilan lagu ini, kita akan melihat Eve tampil dalam formasi band dengan latar animasi 3D dan camera-work yang dinamis sesuai dengan lagu. Eve tetap tampil anonymous dan misterius tanpa memperlihatkan wajah aslinya sepanjang film ini.

Pada akhirnya, ada beberapa elemen yang bagus dalam film ini, terutama setiap musik dari Eve. Namun ada juga elemen lain yang tidak berkesan dan menurunkan hype sebagai sajian berdurasi sekitar 58 menit.

Persahabatan Aki dan Taki yang Tidak Memikat sebagai Narasi

Beberapa elemen animasi dan imajinasi dalam “Adam by Eve” sudah tidak asing lagi bagi para penggemar Eve. Satu skenario baru yang kita temukan dalam film ini adalah kisah persahabatan Aki dan Taki yang mengisi elemen film live-action. Suatu ketika, Aki tiba-tiba kehilangan Taki saat sedang nongkrong di cafe. Dari situ petualangan Aki mencari sahabatnya di setiap sudut kota di mulai.

“Adam by Eve” juga diisi oleh monologue dari Aki tentang sahabatnya tersebut, mengisi transisi dari satu lagu menuju lagu berikutnya. Untuk level video klip berdurasi 3 menit, kualitas akting model yang memerankan Aki dan Taki bisa diterima, namun tidak untuk film dengan durasi panjang. Terutama Aki yang mendominasi banyak adegan dengan wajah datar tanpa menyampaikan emosi. Ia hanya mengandalkan monologue, sinematografi, dan emosi yang terasa dari alunan lagu-lagu Eve.

Meski kita paham ide cerita adalah kedua karakter memiliki hubungan yang sangat dekat, tidak terlalu terasa chemistry kuat dari keduanya. Seakan mereka hanya model atau subyek visual, tak lebih dari itu.

Tracklist Kaizin yang Sudah Menghibur Tanpa Visualisasi

Bagi kita penggemar Eve, menonton “Adam by Eve” bisa menjadi hiburan tambahan di waktu luang. Namun, jika tak punya waktu, lebih baik dengarkan saja album “Kaizin”. Eve sendiri telah memiliki sederet video klip dengan animasi yang artistik di kanal YouTube-nya. Bagi kita yang penasaran dengan musik j-pop dari Eve, akan lebih baik langsung mendengarkan albumnya saja.

Selain berisi sederet single populer dari Eve, ada pula “Ao no Waltz” yang menjadi soundtrack “Josee, the Tiger, and the Fish”. Sebagai media promosi, film musik ini memiliki konsep yang terlalu overwhelming untuk menggaet audience baru. Meski ambisius, “Adam by Eve” memiliki kelemahan sebagai karya visual hibrida karena tidak kohesif dalam presentasi setiap elemen di dalamnya.

den of thieves 2: pantera den of thieves 2: pantera

Den of Thieves 2: Pantera Review

Film

Mufasa: The Lion King Review Mufasa: The Lion King Review

Mufasa: The Lion King Review – Asal-Usul Mufasa dalam Visual Spektakuler yang Kurang Menggigit

Film

Nosferatu 2024 Nosferatu 2024

Nosferatu Review: Kisah Klasik Vampir yang Dibalut Visual Gotik Modern

Film

Presence Review: Pendekatan Unik Dari Sudut Pandang Hantu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect