Quantcast
The Linda Lindas: No Obligation Album Review - Cultura
Connect with us
The Linda Lindas
Photo Cr. Jingyu Lin / For The Times

Music

The Linda Lindas: No Obligation Album Review

Seruan untuk melawan kondisi politik dan kekuatan patriarki.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

The Linda Lindas kembali dengan album kedua mereka ‘No Obligation’, sebuah karya yang menggambarkan perkembangan musikal dan kedewasaan mereka. Setelah mendapatkan perhatian besar dengan viralnya lagu “Racist, Sexist Boy” pada 2021 dalam album ‘Growing Up’, mereka memperkuat identitas punk mereka dalam album ini, sembari mengeksplorasi genre yang lebih luas dan beragam.

The Linda Lindas, merupakan unit rock punk asal Los Angeles terbentuk dari campuran anggota yang masih dalam satu silsilah keluarga. Lucia (gitaris) dan Mila de la Graza merupakan kakak-adik, Eloise Wong (bassist) merupakan sepupu, kemudian ada Bela Salazar (gitaris) berdarah Amerika Latin. Keempat remaja ini mengidentifikasi diri mereka sebagai ‘Linda Linda’ nomor satu dan seterusnya berdasarkan urutan usia. Bela menjadi anggota band paling tua, sementara Mila yang paling muda.

The Linda Lindas

Photo Cr. Jessie Cowan

Album ini bukan sekadar kumpulan lagu punk standar. ‘No Obligation’ menyuguhkan campuran unik antara garage rock, power pop, new wave, dan bahkan rock en español. Lagu seperti “Yo Me Estreso”, dengan kontribusi akordeon dari “Weird Al” Yankovic, menunjukkan keberanian mereka untuk bereksperimen di luar batas genre biasa.

Track pembuka, “No Obligation,” menjadi pernyataan sikap untuk menentang ekspektasi sosial dengan lirik penuh energi dan vokal garang dari Eloise Wong, menggambarkan sikap pemberontakan khas punk.

Album ini memancarkan semangat dan kejujuran. Beberapa lagu, seperti “All In My Head” dan “Revolution/Resolution,” menyoroti kecemasan dan kebingungan yang sering dialami oleh generasi muda. Secara tematis, The Linda Lindas mengangkat isu pemberdayaan perempuan dan perjuangan melawan norma-norma sosial, menjadikannya relevan dan personal bagi pendengar muda saat ini.

Selain itu, album ini terasa seperti kumpulan cerita pendek yang mencerminkan pengalaman kolektif mereka sebagai remaja yang tumbuh di dunia yang sering kali menantang. Gaya bercerita mereka terinspirasi dari subkultur Riot Grrrl dan skena musik seperti Gilman Street, namun dengan sentuhan yang lebih modern dan inklusif.

Produksi album ini terbilang apik dengan suara yang tajam dan terstruktur. Meskipun mereka masih menjalani kehidupan sekolah, kualitas aransemen dan produksi menunjukkan kematangan luar biasa. Lagu seperti “Once Upon A Time” memperlihatkan kemampuan mereka memanfaatkan dinamika tempo dengan efektif, sementara lagu “Stop” memperkenalkan elemen piano, mengisyaratkan kemungkinan eksplorasi musik lebih lanjut di masa depan.

‘No Obligation’ adalah bukti bahwa The Linda Lindas bukan sekadar fenomena sesaat. Album ini menawarkan campuran energi punk yang liar dengan kedalaman emosional dan musikalitas yang berkembang. The Linda Lindas berhasil menunjukkan bahwa menjadi diri sendiri adalah kekuatan terbesar, dan mereka siap meninggalkan jejak signifikan di dunia musik indie dan punk.

The Weeknd The Weeknd

The Weeknd: Hurry Up Tomorrow Album Review

Music

Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’ Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’

Franz Ferdinand ‘The Human Fear’ Review

Music

Beach House 'Bloom' Album Review Beach House 'Bloom' Album Review

Beach House ‘Bloom’ Album Review

Music

Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Adulting Playlist: Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect