Connect with us
The Invitation
Sony

Film

The Invitation Review: Perpaduan Ready or Not dengan Dracula

Film gothic horror tentang makhluk penghisap darah yang sudah basi.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“The Invitation” merupakan film horor terbaru 2022 yang sudah masuk Netflix. Film horor bernuansa gothic ini disutradarai oleh Jessica M. Thompson, dibintangi oleh Nathalie Emmanuel (dari Game of Thrones) dan Thomas Doherty.

Setelah ibunya meninggal, Evie benar-benar sendirian. Ia pun iseng melakukan tes DNA yang mempertemukannya pada sepupu jauhnya dari Inggris, Oliver. Oliver pun membujuk Evie untuk terbang ke Inggris, bertemu dengan keluarga besarnya sekaligus menjadi tamu dari pernikahan mewah di mansion mewah milik Walter De Ville.

Ketika berpikir bahwa ia telah memikat Walter yang berkharisma dan rupawan, Evie justru dikhianati dengan rahasia yang berusaha disimpan oleh keluarga-keluarga kaya dalam pesta pernikahan tersebut. Sajian gothic horror seperti “The Invitation” sudah menjadi tema yang mulai jarang kita temukan dalam skena horor.

Sudah ada beberapa judul klasik yang di-remake, namun tak banyak yang hadir dengan naskah baru. Film ini merupakan yang terbaru di era modern ini untuk para penggemar tema horor spesifik, namun apakah cukup untuk membangkitkan trend? Berikut ulasan lengkap “The Invitation”!

The Invitation

Produksi dan Casting Gothic Horror yang Memikat Secara Visual

(Spoiler Alert!) Sudah bukan spoiler besar lagi bahwa film ini mengangkat makhluk supranatural paling ikonik; makhluk penghisap darah alisan vampir. Tema produksi film ini kembali pada root vampir klasik yang identik dengan estetika horor. Jika ada kelebihan pada film ini, desain produksi film ini setidaknya patut diapresiasi. Mulai dari mansion mewah sebagai lokasi utama, kemudian makeup dan kostum bernuansa gothic yang on point.

Memutuskan untuk mengangkat karakter vampir sebagai hidangan utama, casting dan make up aktor harus memiliki presentasi maksimal. Thomas Doherty menjading casting sempurna untuk karakter Walter De Ville, tuan rumah yang kaya raya, rupawan, dan mempesona. Meski banyak dari kita akan kecewa dengan kualitas film secara keseluruhan, kita tidak bisa melupakan penampilan Doherty sebagai salah satu karakter vampir paling tampan. Termasuk kualitas aktingnya.

Begitu juga dengan casting untuk Stephanie Corneliussen sebagai Viktoria dan Alana Boden sebagai Lucy. Secara keseluruhan karakter-karakter posh dalam film ini memiliki penampilan yang bisa diterima. Evie sebaliknya, menjadi protagonis wanita yang kurang memikat dalam film ini. Penokohannya terlihat seperti potongan puzzle yang tidak akan pernah menemukan tempatnya dalam naskah “The Invitation”.

Elemen Horor dan Drama Percintaan yang Serba Tanggung

Ada ekspektasi tertentu yang muncul pada penonton ketika memutuskan untuk menonton “The Invitation”. Mungkin elemen thriller horror dengan protagonis wanita seperti “Ready or Not” (2019), atau drama percintaan yang kelam seperti “Bram Stroker’s Dracula” (1992), “Twilight” (2008), dan romantisme karakter vampir pada umumnya. Film ini kurang lebih perpaduan dari film-film tersebut, namun tema dan intisarinya serba tanggung.

Atmosfer kemesraan yang merekah di antara Walter De Ville dan Evie bisa dibilang sangat prematur. Bahkan masih kalah dengan chemistry antara Bella Swan dan Edward Cullen yang cringe. Film ini membuang banyak adegan yang diisi dengan sekuen thriller yang tidak penting. Jadi tidak fokus untuk membangun Evie sebagai protagonis yang kuat dan hubungannya dengan Walter.

Elemen horor dalam film ini juga tergolong hambar. Sudah minim jumpscare, presentasinya hanya mengandalkan audio yang keras. Tidak menampilkan jumpscare visual hanya karena ingin mengulur reveal makhluk yang menjadi teror utama dalam kisah ini. Akhirnya jadi serba tanggung.

Plot Linear Tanpa Agenda yang Jelas

“The Invitation” seakan hanya mengandalkan makhluk vampir sebagai plot twist. Selain itu, tidak ada lagi hal baru yang hendak ditawarkan dalam naskah. Plot secara keseluruhan disajikan secara linear, dengan agenda-agenda yang standard. Mulai dari pertemuan Evie dengan Oliver, Evie tiba di mansion, bertemu dengan Walter, dan seterusnya. Dengan beberapa adegan flashback yang membodohkan penonton.

Terkadang perkembangan plot terasa sangat cepat dan prematur, namun disaat bersamaannya juga terasa diulur-ulur. Hingga tiba pada babak akhir yang sangat berantakan. Dimana setiap karakter memiliki latar belakang yang dipertanyakan dan berbagai ‘hukum supranatural’ yang tak jelas cara kerjanya dalam semesta “The Invitation”.

Pada akhirnya, secara ironis, “Twilight” bahkan menjadi film bertema vampir yang lebih menghibur untuk ditonton daripada “The Invitation”. Buat yang kemarin kelewatan di bioskop, we didn’t miss anything.

24 Jam Bersama Gaspar 24 Jam Bersama Gaspar

24 Jam Bersama Gaspar Review: Petualangan di Negeri Distopia Suram

Film

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

American Fiction Review American Fiction Review

American Fiction Review: Film Satir Sajikan Prespektif Baru dari Black Culture

Film

Connect