Connect with us
The Innocents
Cr. IFC Midnight

Film

The Innocents Review: Menelisik Bagaimana Jika Dunia Dalam Kendali Anak-anak

Thriller-psikologis tentang kejamnya anak-anak saat memiliki kekuatan supranatural.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Film Norwegia yang memiliki judul asli “De uskyldige” ini membangun premis tentang sekelompok anak yang terikat satu sama lain karena memiliki kemampuan telekinesis. Film arahan Eskil Vogt ini mampu membangun kengerian yang berbeda dari film-film bertema thriller-psikologis pada umumnya, karena menempatkan tokoh anak-anak menjadi pemegang kendali atas apa yang terjadi pada dunia sekitar.

“The Innocents” (2021) mampu membuktikan bahwa narasi tentang kebrutalan sekaligus kepolosan anak-anak menjadi sajian yang memberi warna berbeda untuk para penggemar film. Tidak heran, jika film yang naskahnya ditulis langsung oleh sang sutradara, Eskil Vogt ini berhasil masuk Cannes Film Festival 2021 dan masuk kategori Un Certain Regard.

The Innocents

Sekumpulan Anak-anak yang Hanya Terlihat Polos dari Permukaan

Cerita “The Innocents” diawali dengan format permulaan film reguler yang memulai ceritanya dengan kepindahan tokoh-tokoh mayor ke suatu komplek apartemen dekat hutan. Ida (Rakel Lenora Flottum) adalah anak pendiam yang sedang mencari teman di tempat tinggal barunya, ia mempunyai saudara perempuan spesial bernama Anna (Alva Brynsmo Ramnstad) yang memiliki keterbatasan dalam hal berbicara, mendengar, dan kepekaan pada indra peraba.

Dua orang anak lokal bernama Ben (Sam Ashraf) dan Aisha (Mina Yasmin Bremseth Asheim) pada akhirnya memiliki hubungan dengan kedua bersaudara Anna dan Ida karena kekuatan telekinesis yang tidak bisa dijelaskan asal-usulnya.

Kepolosan sekelompok anak ini, kemudian membawa bencana bagi kehidupan mereka. Kendali dari kekuatan supernatural tersebut mengubah Ben menjadi Villain yang bahkan bisa membunuh orang-orang terdekatnya.

The Innocents Review

Banyak Mempertontonkan Aksi Menegangkan

Tanpa menjelaskan permasalahan apa yang pernah dialami oleh Ben hingga bisa menjadi seorang remaja yang penuh kebencian pada orang-orang dan keadaan sekitar. Film ini hanya mengalir dan mempertontonkan kekejaman Ben saat mencoba-coba kekuatan telekinesisnya seperti sebuah permainan.

“The Innocents” banyak memperlihatkan aksi kejam yang sangat bertolak belakang dengan sifat dasar anak-anak yang penuh kepolosan. Suguhan tindak keji pada seekor hewan hanya mengawali ketegangan yang selanjutnya malah tersaji bertubi-tubi di sepanjang alur film.

Permainan adu kekuatan juga diperlihatkan dengan perkembangan karakter Anna yang mulai paham akan kelebihannya. Dengan setting apartemen yang memiliki perbatasan langsung dengan hutan dan wahana bermain anak-anak, aksi sekelompok anak yang memegang kendali pada sesuatu yang bahkan tidak mereka pahami ini terasa begitu menegangkan.

De uskyldige

Menggunakan Teknik Pengambilan Gambar yang Menambah Kesan Menakutkan

Debut penyutradaraan Eskil Vogt yang sebelumnya dikenal sebagai penulis naskah film layar lebar, seperti “The Worst Person in the World” (2021) dan “Blind” (2014) ternyata sangat memanjakan dalam segi visual serta teknik pengambilan gambar.

Dengan memanfaatkan aktor anak-anak yang memiliki garis muka yang unik dan tajam seperti tokoh Ida, Eskil Vogt mampu mengekplorasi unsur ini menjadi elemen yang menambah kesan tegang dan pilu secara bersamaan, misalnya pada adegan-adegan awal saat layar secara penuh menampilkan wajah Ida yang terguncang-guncang tidak nyaman dalam perjalanan di dalam mobil.

Atau kengerian lain yang muncul saat tokoh Ben hanya berdiri menatap ke arah anak-anak lain dengan sorot mata penuh dendam dari seberang jalan. Kesan horor dan menakutkan bisa tercipta secara organik tanpa permainan jumpscare yang berlebihan.

 

Penampilan Tokoh-tokoh Cilik yang Sangat Cemerlang

Film dengan latar belakang musim panas yang cerah di Norwegia ini, menampilkan kehadiran bocah-bocah penuh talenta. Rakel Lenora Flottum yang membawakan peran Ida sangat mencuri perhatian sejak dimulainya film ini, Ketajaman sorot mata dengan adegan-adegan minim dialog membuat penampilannya semakin menonjol karena mampu memberi nyawa yang porsinya sesuai untuk karakter Ida.

Sam Ashraf sebagai tokoh bocah lelaki penuh amarah dan dendam misterius ini juga mampu memainkan sosok Ben yang jahat namun labil, sesuai dengan fakta anak seusianya. Dua gadis lain, yang memerankan Anna dan Aisha juga semakin menambah semarak keberagaman karakter dalam film ini. Kepolosan dan aksi-aksi menegangkan dari keempat anak ini, nyatanya mampu membawa “The Innocents” menjadi film yang mendapat banyak perhatian dari penikmat sinema dunia.

“The Innocents” memiliki potongan adegan yang cukup eksplisit tentang kekerasan pada hewan, film ini mungkin sedikit tidak cocok untuk cat lover. Namun, bagi para penggemar Film thriller-psikologis, karya debut penyutradaraan Eskil Vogt ini terbilang sangat menarik. Film yang disajikan dengan alur yang cukup lambat ini memiliki ide cerita yang tidak biasa.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect