Connect with us
The 1975: Being Funny in Foreign Language
Cr. Jordan Curtis Hughes

Music

The 1975: Being Funny in Foreign Language Album Review

Lebih terkesan sebagai bentuk kembalinya band setelah hiatus dan menawar rasa rindu penggemarnya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setelah penantian yang cukup lama, The 1975 merilis album terbaru dengan judul ”Being Funny In A Foreign Laguage” pada 14 Oktober 2022. Empat lagu lebih dahulu rilis sebelum The 1975 merilis seluruh album, yaitu ‘Part of The Band’, ‘Happiness’, ‘I’m In Love With You’, dan ‘All I Need To Hear’.

Dengan tema utama bernuansa monokrom, album ini terdiri dari sebelas lagu utama dengan dua di antaranya membawakan lirik yang lebih eksplisit.

‘The 1975’ menjadi intro album yang diawali dengan iringan piano dan tempo yang tergesa-gesa. Lagu ini berusaha merefleksikan kondisi generasi muda dalam situasi dunia yang tengah kacau. Setelah menuntaskan liriknya, rasa khawatir yang diciptakan dari tempo yang cepat tersebut beralih menjadi menjadi nada yang lepas dalam iringan gitar dan saxophone.

Sesuai judulnya, ‘Happiness’ menjanjikan cara lain dalam menggambarkan rasa bahagia karena tengah kasmaran. Lagu tersebut terasa lebih percaya diri dengan nada yang riang dan lirik-lirik sebagai bentuk rayuan. Kepercayaan diri tersebut juga terlihat dalam video musiknya yang lebih flamboyan dan lekat dengan era 80-an.

‘Looking For Somebody (To Love’) kembali menggunakan nada yang riang, tetapi lebih jelas sebagai bentuk kebencian kepada laki-laki yang pernah dicintai. Lagu tersebut berangkat dari perilaku move-on dengan mencari pasangan baru. Akan tetapi, perasaan iri menjadi balas dendam menjadikannya kompetisi berburu untuk membuktikan siapa yang lebih baik.

‘Part Of The Band’ sebagai lagu pertama yang rilis mendahului albumnya terdengar tidak biasa. Iringan awal didominasi instrumen orkestra yang tidak biasa, tetapi lagu ini terdengar lebih tenang ketika iringan gitar mulai ikut bermain. Meskipun demikian, cukup banyak kritik sosial yang disampaikan dalam liriknya. Video musiknya juga berusaha membangkitkan keresahan dengan menampilkan nuansa surealisme layaknya film-film klasik era monokrom. Salah satu adegan di dalamnya ketika Matty menaiki rongsokan mobil menjadi cover album.

‘Oh Caroline’ memberikan nuansa yang menggoda dan mudah dinikmati. Lagu ini terasa sebagai bentuk eksperimen The 1975 dalam membawakan romansa yang lebih intim. Meskipun demikian, lirik yang dibawakannya tetap tidak jauh dari bentuk frustasi atas kepergian orang yang dicintainya. Sindiran tentang isu bunuh diri mudah dikenali dalam konteks romansa masa kini yang tengah putus asa untuk mendapatkan kesempatan kedua.

‘I’m In Love With You’ kembali bernuansa monokrom, bahkan video klipnya mengambil tema yang sama seperti lagu ‘Change of Heart’ yang rilis 6 tahun sebelumnya. Matty kembali memakai riasan badut dan beradegan pantomim, tetapi dengan cuaca yang cerah dan humor yang lebih mudah dinikmati. Setelah menemui lagi orang yang dicintainya, Matty berusaha menunjukkan bahwa dunia bisa menjadi tempat yang lebih baik dari sekadar para badut yang memaksakan diri. Sesuai dengan judulnya, perasaan cinta diutarakan dengan lebih ramah seolah pertama kali merasakannya.

The 1975: Being Funny in Foreign Language Album Review

‘All I Need To Hear’ kembali mengangkat kebutuhan agar diakui oleh orang lain dengan nada yang lebih lambat dan santai. Dalam video musiknya, lagu tersebut seiring keresahan sang vokalis tentang band yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Seolah sedang bernegosiasi dengan orang lain melalui telepon, Matty mengawali dengan monolog panjang seputar nasib dan impian bandnya. Ia berusaha menghentikan keresahannya sembari mengelilingi taman sebelum akhirnya menyajikan lagunya secara langsung.

‘Wintering’ menjadi genre pop yang riang seperti masa-masa SMA di tahun 2000an. Lirik lagu ini juga sesuai dengan merefleksikan peran keluarga dan lebih seperti curahatan seorang anak muda sebelum Natal tiba. ‘Human Too’ menurunkan nuansa yang riang menjadi lebih suram. Liriknya kembali membicarakan kesulitan dalam urusan cinta, tidak jauh dari permintaan maaf, dan memaklumi kesalahan sebagai bentuk manusiawi.

‘About You’ menjadi satu-satunya lagu yang melibatkan suara selain Matty untuk menyanyikannya. Charly Holt berada di posisi yang tepat dengan menyanyikan bagiannya setelah chorus kedua. Lagu ini mengingatkan album awal The 1975 yang lekat dengan nuansa sendu.

‘When We Are Together’ pun melanjutkan nuansa yang sama dengan menyebut New York sebagai latar secara spesifik. Meskipun demikian, lagu ini mulai mengarahkan rasa rindu menjadi menyalahkan diri sendiri sebagai bentuk peratapannya.

Best Tracks

‘Happiness’ berhasil menjadi salah satu lagu unggulan yang menarik perhatian dalam sekali dengar. Bukan kebetulan juga ketika lagu tersebut mendapatkan perlakuan spesial, seperti rilisnya versi dance floor edit dan video klipnya yang berwarna ketika album “Being Funny In A Foreign Language” lekat dengan nuansa monokrom.

Di sisi lain, ‘Oh, Caroline’ justru memberikan angin segar sebagai lagu yang lebih fleksibel, terutama ketika berpadu dengan iringan perkusi. Lagu ini lebih cocok untuk iringan menari, meskipun ‘Happiness” memiliki versi dance floor edit. Lagu ini juga seolah menjadi jawaban ketika sebagian besar rilisan The 1975 dapat dikenali dengan pola-pola unik yang serupa dan menjadi membosankan seiring kepopulerannya.

“About You” juga menarik perhatian penggemar The 1975, terutama karena liriknya yang memberikan kesan serupa layaknya lagu-lagu paling patah hari dari band tersebut. Matty sendiri mengiyakan jika lagu ini adalah kelanjutan dari ‘Robbers’ melalui Spotify Story.

Meskipun tidak banyak menawarkan lagu yang lebih menonjol setelah hiatus beberapa tahun, album “Being Funny In A Foreign Language” secara keseluruhan layak diapresiasi. Album ini lebih dirasa sebagai bentuk kembali daripada kesempatan untuk mengeksplorasi genre mereka secara lebih jauh. Oleh karena itu, rasa rindu penggemarnya cukup terjawab karena rilisan lagu-lagu di dalamnya memang tidak melupakan ciri khas The 1975.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect