Someone Has to Die (Alguien tiene que morir) merupakan limited series terbaru dari Netflix pada bulan Oktober 2020. Drama Spanyol-Meksiko ini ditulis oleh Fernando Perez, Monika Revilla, dan Manolo Carlo. Dibintangi oleh Carmen Maura, Cecilia Suarez, Ernesto Alterio, dan Ester Exposito. Serial ini hanya terdiri dari 3 episode dengan durasi sekitar 50 menit per episode.
Setelah 10 tahun tinggal di Meksiko, Gregorio Falcon kembali ke Spanyol bersama dengan teman barunya, Lazaro. Sebagai salah satu keluarga elite, Gregorio akan dinikahkan dengan putri keluarga Aldama, Cayetana Aldama. Namun, tak membutuhkan waktu lama hingga rumor buruk tentang Gregorio dan Lazaro tersebar, mengancam nama baik keluarga Falcon.
Drama LGBT dengan Kemasan Suspense dan Latar Tahun 1950-an
Jika kita memiliki ekspektasi Someone Has to Die akan menyuguhkan kisah suspense thriller yang berdarah, kita tidak akan menemukan hal tersebut. Namun, tak salah jika penonton berekspektasi demikian. Serial ini sendiri dipromosikan dengan teaser yang suspense, misterius, dan klaim genre thriller. Mulai dari judul serial hingga judul setiap episode juga tampak ditentukan untuk memenuhi pencitraan sebagai serial bergenre thriller.
Sayangnya, berbagai “kemasan” tersebut tidak membungkus sebuah serial dengan kisah yang mutlak bergenre thriller. Someone Has to Die lebih dominan dengan genre drama suspense yang memuat isu LGBT. Dengan latar tahun 1950-an di Spanyol, pria pecinta sesama jenis disamakan dengan narapidana yang melakukan tindakan kriminal. Serial ini merupakan potret bagaimana seorang pria dengan kecenderungan tersebut harus menyembunyikan jati dirinya atau disiksa di penjara. Terutama ketika keluarga mereka adalah golongan elit dan memiliki ayahnya yang bekerja di instansi-instansi penting negara. Ketakutan tersebutlah yang cukup berhasil menimbulkan perasaan menegangkan pada penonton. Kita akan ikut tegang ketika karakter-karakter tertentu akan ketahuan dan terancam.
Lepas dari plot utama tersebut, ada kisah pendukung lainnya. Mulai dari perselingkuhan yang prematur, pembantu rumah tangga yang hendak menyelamatkan suaminya, hingga rahasia besar keluarga Falcon akan kematian kakek Gregorio yang misterius. Sayang beberapa kisah menimbulkan banyak plot hole tanpa penjelas lebih. Semua kisah yang hendak disajikan dalam serial ini terasa sebagai materi yang setengah jadi. Dengan akhir yang berantakan, seperti sang penulis hendak segera mengakhiri kisah yang Ia tulis sendiri.
Ide Karakter yang Sudah Bagus, Namun Pengembangannya Kurang Sempurna
Setiap karakter dalam Someone Has to Die memiliki penokohan awal yang sudah sangat bagus. Beberapa karakter pendukung seperti Cayetana yang licik dan Alonso yang memiliki gejolak pribadi sendiri sudah sangat menarik. Namun, rasa penasaran kita akan karakter-karakter serupa tidak akan dipuaskan dengan pengembangan karakter yang maksimal. Setiap tindakan yang diambil oleh karakter juga terasa tidak konsisten. Ada beberapa hubungan yang sebetulnya bisa dieksplorasi lebih lagi. Seperti hubungan masa lalu Gregorio dan Alonso yang tidak diungkap-ungkap meski beberapa kali mereka perdebatkan. Kemudian hubungan Mina Falcon dengan Lazaro yang memberikan sentuhan steamy pada serial ini.
Meski dengan penokohan yang tidak maksimal dan penulisan yang tanggung, setiap aktor tetap memberikan penampilan terbaik mereka. Kita akan tetap merasakan simpati pada beberapa karakter, maupun benci pada karakter-karakter antagonis. Beberapa karakter juga memiliki chemistry yang seharusnya bisa dikembangkan lagi.
Produksi Properti Maksimal, Namun Editing dan Sinematografi Kurang Menggugah
Someone Has to Die sudah memiliki produksi yang menghidupkan latar tahun 1950-an di Spanyol. Nuansa elegan keluarga elit dan pemuda pemudi borjuis juga sangat maksimal secara visual. Mulai dari latar rumah dan club tembak yang klasik dan detail, hingga make up dan pemilihan busana pada masing-masing karakter yang sesuai.
Penerapan palette warna dan filter pada setiap frame juga sudah memiliki nilai estetika dan nyaman dipandang. Namun, visual secara keseluruhan tidak didukung dengan editing dan sinematografi yang seharusnya mampu menciptakan visual menggugah dan emosional. Ada beberapa adegan tambahan dengan sinematografi yang dramatis, namun tampak murahan. Padahal setiap aktor sudah menampilkan akting maksimal dalam adegan dramatis tersebut, yang dimaksudkan menunjukan perasaan atau rahasia mereka yang terpendam.
Secara keseluruhan, Someone Has to Die merupakan serial drama suspense yang tanggung. Memiliki premis, penokohan, dan vibe yang sudah bagus sebagai sebuah ide serial, penciptanya tak mampu mengembangkan cerita dan karakter secara maksimal. Merangkum drama isu keluarga ini bisa lebih bagus jika dieksekusi dalam jumlah episode lebih.