Connect with us
Slumberland Review
Netflix

Film

Slumberland Review: Petualangan Nemo & Flip Lari dari Kenyataan

Dunia mimpi dengan world building yang lemah.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Slumberland” merupakan film petualangan fantasi yang disutradarai oleh Francis Lawrence. Dibintangi oleh aktris muda, Marlow Barkley dan Jason Momoa.

Bercerita tentang Nemo, gadis cilik yang tumbuh besar di pulau terpencil bersama ayahnya yang seorang penjaga mercusuar. Suatu malam, ayah Nemo meninggal karena kecelakaan saat bertugas di malam berbadai.  Ia pun harus mau pindah dengan saudara ayahnya, Philip (Chris O’Dowd), ke kota.

Tidak mampu beradaptasi dengan baik dan masih merindukan ayahnya, Nemo pun lari dari kenyataan. Memulai petualang baru bersama Flip di Slumberland untuk bertemu dengan ayahnya kembali. Belakangan ini Netflix merilis cukup banyak judul-judul fantasi terbaru. Apakah “Slumberland” menjadi salah satu yang terbaik untuk menemani keluarga memasuki musim liburan? Berikut ulasan selengkapnya.

Slumberland Review

Petualangan Nemo & Flip Lari dari Kenyataan

“Slumberland” memiliki tema film masa berkabung, dimana protagonis kita, Nemo, kehilangan ayah tercintanya. Kemudian sepanjang film plot diisi dengan bagaimana Nemo beraksi atas musibah tersebut. Ia mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan baru dan menutup diri dari dunia nyata.

Konsep dunia mimpi sebetulnya menjadi latar yang tepat untuk mengeksplorasi isu yang diangkat dalam “Slumberland”. Bagaimana seorang anak mengalami kesulitan dalam menerima kenyataan bahwa orang yang ia paling sayangi telah tiada, kemudian ia memutuskan untuk mencari cara kembali pada ayahnya dalam dunia mimpi.

Namun film ini tidak menunjukan usaha untuk merangkai plot drama yang emosional. Penulis naskah seakan hanya peduli dengan elemen fantasi dan menyusun sekuen petualangan Nemo bersama Flip di dunia mimpi. Pada akhirnya, kontras antara dunia nyata dan dunia mimpi tidak dipresentasikan dengan solid. Padahal dengan isu semelankolis itu, kisah seorang gadis cilik yang kabur dari kenyataan seharusnya bisa menjadi sajian drama yang mendalam dan berkesan.

Slumberland Review

Latar Fantasi Dunia Mimpi dengan World Building Lemah

Slumberland merupakan semesta fantasi baru yang hendak dipresentasikan dalam film ini. Meski mimpi secara umum kerap tidak masuk akal, bukan berarti film berlatar di dunia mimpi jadi absurd juga. Film fantasi yang sukses sangat mengandalkan world building yang meyakinkan penonton. Meski berkreasi dalam genre fantasi, ‘fantasi’ yang diciptakan juga harus memiliki hukum logikanya sendiri. “Slumberland” tidak mengindahkan aturan tersebut dalam mengeksekusi naskahnya.

Transisi antara petualangan Nemo dan kehidupannya di dunia nyata tak terlihat kontras. Nemo bisa datang pergi ke Slumberland sesuka hati, namun tidak ada aturan main yang membuat segalanya terlihat masuk akal. Untuk film berdurasi 2 jam, harusnya ada banyak kesempatan untuk menciptakan world building yang lebih bagus, yang memiliki cara kerja unik.

Efek Visual Memikat Namun Tidak Punya Esensi

Keunggulan dari “Slumberland” adalah efek visualnya yang cukup memikat dan semarak. Menimbulkan euphoria yang cukup serupa dengan “Disenchanted” yang juga menjadi film fantasi baru periode ini. Namun, tampilan visual yang indah dalam setiap adegan tidak terasa menggugah karena tidak memiliki esensi.

Kita akan melihat Nemo dan Flip berpesta di ruangan dansa penuh bunga, lari dari kejaran polisi mimpi, keluar masuk elevator dan portal dengan posisi yang unik, namun tidak ada yang cukup memikat. Tidak cukup memikat untuk tinggal di kenangan penonton setelah film berakhir.

Pada akhirnya, “Slumberland” menjadi negeri mimpi yang ramai secara visual, namun tidak meninggal kesan karena naskah yang lemah. Kita akan sangat senang jika bisa merasakan chemistry antara Nemo dengan Flip serta pamannya, Philip, tapi kita tidak mendapatkan hal tersebut. Bahkan dengan ayahnya saja ikatan yang emosional terasa prematur.

Dunia mimpi memiliki citra sebagai negeri dimana orang mencari penghiburan karena dunia nyata yang menyakitkan. “Slumberland” menjadi negeri mimpi yang membuat kita berharap cepat terbangun karena dunia nyata akan lebih masuk akal.

The Crow 2024 The Crow 2024

The Crow Review: Kebangkitan Baru dengan Sentuhan Gotik Modern

Film

Influencer Review Influencer Review

Influencer Review – Thriller Gelap di Era Media Sosial

Film

Irreversible/Irréversible (2002) Irreversible/Irréversible (2002)

Irreversible Review: Balas Dendam Pemerkosaan Brutal

Film

Smile 2 Reviews Smile 2 Reviews

Smile 2 Review: Sinematik & Emosional

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect