Denis Villenueve merupakan sutradara Kanada-Prancis yang sedang naik daun beberapa tahun belakangan. Merilis film debut pada 1998 dengan “August 32nd on Earth”, Villenueve mengalami jeda karir di skena perfilman yang cukup panjang sebelum akhirnya diakui eksistensinya justru pada era 2010-an.
Mulai dari film drama kriminal hingga kini sedang populer di skena film sci-fi, kelebihan sutradara ini adalah bagaimana mengeksplorasi emosi manusia yang otentik dalam semesta fiksi yang megah.
Film-film Villenue tidak hanya memikat penontonnya, tetapi juga menawarkan eksplorasi yang memprovokasi pemikiran dan penagalaman manusia, memicu bahkan untuk sineas yang sudah mahir pun untuk terus menerobos batas-batas artistik. Berikut sederet rekomendasi film terbaik Denis Villeneuve.
Incendies (2010)
“Incendies” menceritakan kisah saudara kembar yang memulai perjalanan untuk mengungkap masa lalu keluarga mereka yang penuh tragedi di Lebanon saat perang. Film ini mengangkat tema cinta, perang, dan rahasia yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara mendalam.
Villeneuve mahir membangkitkan suasana film yang emosional dengan menggali kedalaman perasaan setiap karakter dan mengulik psikologi mereka dalam skenario yang rumit. Dengan penampilan akting yang kuat dan atmosfer yang kaya, “Incedies” memikat penonton dengan kisah yang menyentuh dengan naskah yang meninggalkan kesan pada hati penontonnya.
Prisoners (2013)
Sekilas terlihat seperti film adaptasi kisah kriminal nyata yang sedang marak belakangan diproduksi, namun “Prisoners” merupakan film drama thriller dengan naskah original yang diracik dengan cita rasa yang otentik. Sudah semakin jarang sutradara maupun penulis naskah yang mampu membuat naskah film kriminal tanpa harus mengadaptasi dari kisah nyata.
Dibintangi oleh Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, dan Paul Dano, “Prisoners” menceritakan kasus hilangnya dua anak perempuan yang diculik di pemukiman mereka pada saat perayaan Thanksgiving. Bukan film thriller yang konvensional, naskahnya mengeksplorasi berbagai pertanyaan tentang keadilan, balas dendam, dan konsekuensi ketika bermain hakim sendiri.
Enemy (2013)
“Enemy” merupakan film drama psychological thriller dengan naskah yang mind-bending dari Denis Villeneuve. Film ini kembali dibintangi oleh Jake Gyllenhaal dalam peran ganda, sebagai seorang profesor perguruan tinggi sekaligus sosok kembaran identiknya, menuju pada perjalanan penemuan jati diri yang cukup disturbing dan memutar otak.
Villenueve berhasil menciptakan suasana yang menegangkan dan membingungkan dengan meleburnya batasan antara realita dan delusi. Dengan narasi yang misterius dan imajinatid, “Enemy” mengangkat tema identitas, dualitas, dan pikiran bawah sadar manusia. Penampilan memukau Gyllenhaal dengan arahan teliti Villeneuve menghasilkan “Enemy” sebagai film tentang psikologi manusia yang kompleks, eksploratif, dan memikat penontonnya.
Sicario (2015)
“Sicario” merupakan film thriller kriminal yang nuansannya cukup intens secara emosional maupun laganya. Dibintangi oleh Emily Blunt sebagai agen FBI idealis, ia ditugaskan untuk melawan gembong narkoba dalam misi rahasia. Ia tak menduga bahwa melawan seorang kriminal sekalipun mampu membuatnya terjebak dalam perdebatan soal moral yang kompleks.
Sama seperti film dengan elemen kriminal seperti “Prisoners”, Villeneuve kembali menyajikan skenario kriminal yang disturbing dan mampu membuat penontonnya tegang. Berkutat di lingkaran kriminal obat terlarang yang akan semakin gelap seiring berjalannya plot. Dilengkapi dengan penampilan berkualitas Benicio Del Toro sebagai agen misterius, “Sicario” merupakan film yang mengeksplorasi praktek korupsi, moralitas, dan batasan-batasan samar akan keadilan dan kejahatan.
Arrival (2016)
“Arrival” merupakan film drama sci-fi yang dibintangi oleh Amy Adams sebagai profesor linguistik. Ia direkrut oleh militer negara untuk mencoba berkomunikasi dengan makhluk asing (alien) yang mendarat di Bumi secara misterius. Ini bukan film sci-fi yang penuh aksi, justru melankolis dan slow burn. Dimana tidak berusaha melakukan pendekatan pada subyek alien dengan gerakan militer yang offensive, namun menggunakan pendekatan yang lebih beradab yaitu berkomunikasi.
Mungkin bukan film sci-fi yang akan memenuhi ekspektasi penonton pada genrenya. “Arrival” menjadi film Villeneuve pertama yang menunjukan visi baru dari sutradara ini, yang kini menjadi salah satu ciri khasnya; eksplorasi karakter yang emosional dan otentik meski dalam latar sci-fi skala besar nan megah dan imajinatif.
Blade Runner 2049 (2017)
Denis Velleneuve semakin melebarkan sayapnya dalam skena film sci-fi yang megah dengan menyutradarai “Blade Runner 2049”. Meski menjadi sekuel dari “Blade Runner” rilisan 1982, film ini tetap bisa dinikmati oleh penonton baru karena protagonisnya, Officer K (dibintangi oleh Ryan Gosling) memiliki kehadiran yang kuat dalam naskah sekuel ini sebagai sesuatu yang terasa baru.
Officer K adalah replicant model terbaru dengan misi memburu agen replicant model lama yang telah menjadi buron selama tiga dekade. Saat sedang melakukan investigasi dan pencarian akan agen tersebut, K menemukan fakta yang mengubah pemahamannya untuk selamanya.
Film ini lebih dari sekadar film sci-fi dengan sinematografi yang spektakuler dan salah satu yang terbaik hingga saat ini, “Blade Runner 2049” menjadi film sci-fi yang juga sarat akan eksplorasi tema kemanusiannya yang menyentuh hati penonton.
Dune (2021)
Yang lagi ramai dan sedang bersiap merilis sekuelnya November mendatang, “Dune” merupakan salah satu film series fantasi terbesar dan terpopuler saat ini. Dibagi menjadi dua part, Villeneuve memiliki visi untuk eksplorasi cerita yang lebih kaya dan mendalam dibandingkan versi adaptasi pertamanya pada 1984.
“Dune” pertama lebih banyak memuat agenda politik dan masih minim adegan laga, serta masih seperti prolog bagi arc Paul Atreides (diperankan oleh Timothee Chalamet) sebagai protagonis heroik dalam skenario peperangan di planet gurun Arrakis ini.
“Dune” paling diapresiasi karena penampilan visualnya yang megah dan menunjukan pesona gurun yang nyata, diisi dengan karakter-karakter dengan latar penokohan berkesan, intrik politik, eksplorasi ekologi, agama, dan kekuasaan. Bisa ditonton dulu, nih, supaya bisa mengikuti hype-nya “Dune Part Two” yang digadang-gadang bakal lebih seru dari part pertama.