Connect with us
Mr. Harrigan’s Phone
Netflix

Film

Mr. Harrigan’s Phone: Keterikatan pada Gadget & Mendiang Tersayang

Film horor yang mengajarkan kita untuk melepaskan diri dari keterikatan duniawi. 

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Mr. Harrigan’s Phone” merupakan Netflix Original terbaru yang membuka bulan Oktober sebagai film bergenre horor. Film yang disutradarai oleh John Lee Hancock ini menjadi film adaptasi novel Stephen King terbaru.

Kali ini mengangkat kisah persahabatan unik antara bocah laki-laki, Craig (Jaeden Martell) dan Tuan Harrigan (Donald Sutherland), pebisnis kaya raya yang mempekerjakan Craig sebagai pembaca buku.

Stephen King memiliki banyak spektrum horor dalam karya-karyanya yang telah diadaptasi menjadi film. Ada yang horor supranatural dan monster mengerikan, ada horor psikologi, ada pula horor yang lebih condong bernuansa misteri dengan nuansa cerita yang sentimental.

“Mr. Harrigan’s Phone” menjadi judul terbaru yang masuk dalam kategori drama misteri ketimbang horor yang sesuai asumsi kebanyakan dari kita. Judul satu ini akan mengingatkan kita pada judul-judul drama adaptasi Stephen King seperti “Stand By Me” dan “The Green Mile”.

Beberapa tahun belakangan banyak film adaptasi Stephen King yang rilis sebagai Netflix Original. Ada yang kualitasnya sangat baik, namun masih ada pula yang tidak terlalu bagus. Kira-kira “Mr. Harrigan’s Phone” masuk golongan yang mana, ya? Berikut ulasan selengkapnya.

Mr. Harrigan’s Phone

Persahabatan Craig dan Tuan Harrigan yang Menyentuh Hati

Film ini memiliki sudut pandang orang pertama, yaitu Craig sebagai protagonis dalam cerita. Layaknya film remaja, Ia mengisi narasi film, menceritakan kronologi peristiwa dan pemikiran pribadinya tentang sahabatnya, Tuan Harrigan.

Film ini pada akhirnya bisa juga dikategorikan sebagai film coming of age, karena kita akan mengikuti kisah Craig. Didominasi dengan masa SMA menuju kuliah. Kisah Craig dan Tuan Harrigan berlatar di kota kecil pada awal 2000an. Vibenya jadi terasa seperti film-film remaja gloomy pada masanya seperti “Twilight”, meski film ini sangat jauh dari genre romance dan vampir-vampiran.

Naskah adaptasi “Mr. Harrigan’s Phone” berhasil membuat kita peduli dengan persahabatan Craig dan Tuan Harrigan. Padahal keduanya juga tidak memiliki hubungan yang jelas terlihat ikatannya, sangat subtle. Namun hanya akan semakin kuat seiring berjalannya cerita. Meski tidak pernah mengungkapkan rasa saling membutuhkan dan peduli.

Keduanya memiliki latar belakang sebagai orang yang kesepian, dan menemukan pengisi kesepian masing-masing yang menenangkan. Karena diambil dari sudut pandang Craig, kita akan mengetahui banyak hal tentang protagonis, namun tidak terlalu banyak tentang Tuan Harrigan yang sebetulnya juga bikin penasaran. Kita hanya akan mengenal Tuan Harrigan dari perspektif dan kesan Craig yang bisa jadi bias.

Mr. Harrigan’s Phone

Berlatar di Era Awal Internet, Tuan Harrigan Punya Pesan untuk Kita Semua

Latar waktu 2000an awal pada “Mr. Harrigan’s Phone” ditandai dengan momen populernya iPhone pertama di Amerika. Dimana memiliki ponsel apalagi iPhone bisa nge-boost lingkaran pertemanan di sekolah. Craig yang sekilas terlihat sederhana pun ternyata juga ingin memiliki iPhone. Salah satu momen penting dalam plot film ini adalah ketika Craig memperkenalan iPhone dan internet pada Tuan Harrigan. Meski awalnya skeptis, pada akhirnya Tuan Harrigan juga terikat dengan iPhone barunya.

Ada pesan menarik yang disampaikan oleh Tuan Harrigan dalam film ini. Yaitu bagaimana suatu hari internet akan menjadi peluang untuk berbagai tindakan kriminal dan pemberitaan palsu. Bahwa ponsel bisa membuat pemiliknya terikat dan posesif pada gadgetnya tersebut.

Belajar Melepaskan Diri dari Segala Bentuk Keterikatan

“Mr. Harrigan’s Phone” jujur saja memiliki judul yang tidak begitu menarik, begitu pula dengan premis utamanya; ketika Mr. Harrigan meninggal, Craig masih bisa berkomunikasi secara ajaib dengan masing-masing ponsel. Adanya ulasan negatif bisa jadi karena ekspektasi atau asumsi penonton akan film ini sangat berbeda dengan ketika filmnya sudah ditonton.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, daripada horor, “Mr. Harrigan’s Phone” lebih cocok masuk dalam kategori drama misteri. Ada sentuhan supranatural dan sekuen anomali yang menyertai kisah Craig. Namun film ini sama sekali tidak akan bikin kita bergidik atau ketakutan. Karena sepertinya bukan itu objektif utama dari kisah Craig dan Tuan Harrigan.

Film drama ini secara keseluruhan hendak memaknai keterikatan manusia pada sesuatu, dalam kisah ini adalah ponsel dan orang tercinta yang sudah tiada. Kisah Craig menjadi metafora akan seseorang yang mengalami kesulitan dalam merelakan orang yang sudah meninggal, membendung penyesalan, dan hasrat duniawi yang besar. Sebetulnya film ini bisa menjadi tonton bermakna bagi penggemar drama dengan plot yang subtle namun berisi pelajaran akan kehidupan.

Sayang saya film ini tidak memiliki teaser atau premis yang tepat sasaran. Memikat para penggemar film horor, tapi tidak menyajikan horor yang sesuai ekspektasi. Namun untuk memikat penggemar drama kehidupan dan misteri, judul dan aset promosinya kurang menarik niche tersebut. Padahal secara keseluruhan, “Mr. Harrigan’s Phone” merupakan film misteri terbaru di Netflix yang layak ditonton.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect