“Sesaat yang Abadi” telah membawah langkah Monita Tahalea dinobatkan sebagai Artis Pria/Wanita Solo Alternatif Terbaik dalam AMI Awards 2019. Single yang telah dirilis sejak tahun 2018 silam ini akhirnya menjadi langkah awal bagi Monita mematangkan project album ketiganya yang bertajuk “Dari Balik Jendela”. Dalam proses produksinya, Ia bekerja dengan Lie Indra Perkasa sebagai producer dan music arranger.
Berbeda dengan dua album sebelumnya yang ber-genre Indie Pop easy listening, Monita Tahalea lebih banyak menghadirkan materi baru dalam album satu ini. Mulai dari gaya penulisan lirik, hingga aransemen musik yang ia sebut dengan Folktronik.
“Untuk genre musik, kita bikin sebutan Folktronik sebenarnya supaya mempermudah aja sih, untuk orang-orang mengerti ada elemen apa saja di dalam album ini”, ungkap Monita. “Mungkin dari segi elemen musik di dalamnya lebih terinspirasi dari musik Folk, terus isinya banyak elektroniknya, makanya dijadiin satu aja dengan sebutan Folktronik”, tambahnya.
Perjalanan kita dibuka dengan track instrumental bagai prolog dalam sebuah kisah dengan musik elektronik yang atmospheric. Kemudian disambut dengan petikan gitar akustik yang lembut memasuki track “Sesaat Yang Abadi”. Aransemen musik masih memiliki warna dan tema yang berkaitan dengan track prolog. Kita juga bisa mendengar unsur musik Psychedelic yang menghanyutkan setiap pendengarnya.
Melanjutkan perenungan kita dalam album ini, “Pada Air” menjadi track transisi berikutnya dengan durasi yang pendek. Monita berkolaborasi dengan Ananda Badudu menyanyikan lirik sederhana yang menggambarkan kepasrahan diri mengikuti arus, ‘terserah kau bawa ku kemana pun mengalir’. Track tersebut menjadi pembuka untuk track berikutnya yang masih dibawakan bersama Ananda yaitu, “Jauh Nan Teduh”.
Monita mengcover salah satu lagu Classic Rock ikonik, “The Sound of Silence” dari Simon and Garfunkel dan juga pernah dipopulerkan oleh Disturbed. Dibawakan dengan aransemen gitar akustik dan warna musik yang disesuaikan dengan ciri khas Monita sendiri.
Berikutnya adalah track “Tapak Hening” yang menjadi single kedua dari album ini. Lagu ini ia tulis sebagai harapan akan masa depan yang gemilang bagi anak-anak Indonesia. Monita mendapatkan inspirasi melalui pengalamannya saat pergi ke Sumba, NTT bersama sebuah yayasan sosial. Tapak Hening bisa jadi merupakan paling catchy dan easy listening dari semua track eksperimental dari album Di Balik Jendela.
Memasuki track “Laila”, kita kembali masuk dalam dimensi hening yang kembali membuat termenung. Lagu dengan aransemen musik yang tenang, didominasi piano ini menceritakan seorang gadis bernama Laila yang sedang berdoa dan putus asa. Lagu ini bisa menjadi kekuatan bagi setiap pendengarnya. Didukung dengan suara Monita yang lembut dan menenangkan.
Memasuki babak terakhir dalam album ini, kita akan diperdengarkan oleh track transisi yang sudah kita dengarkan sebelumnya. Namun, kali ini kita akan diajak untuk berserah “Pada Angin”. Kemudian kita akan dihibur dengan kemampuan scatting Monita pada track “Sibu-Sibu”, diiringi musik Elektronik dengan nuansa Lo-Fi yang ceria dan quirky namun juga menenangkan. Hingga akhirnya ditutup dengan track “Sayonara” dengan aransemen musik Elektronik dengan efek suara 8-bit yang diperlembut, masih bernuansa Lo-Fi.
Tak hanya melakukan banyak eksperimen dalam segi musik, Monita juga menunjukan gaya menulis lirik yang berbeda dalam album ini. Kita akan mendengarkan banyak materi lirik yang terdengar puitis. Pesan yang ingin disampaikan juga dieksekusi dengan penyajian tracklist yang disusun serius. Dari Balik Jendela memiliki berbagai babak bagai sebuah karya sastra, dengan prolog, interlude, hingga epilog. Membuat album dengan 10 track terasa sangat singkat karena flow tracklist yang enak dinikmati.
“Kenapa album ini diberi nama Dari Balik Jendela? Karena aku tidak ingin membatasi makna album ini buat teman-teman yang mendengarkannya nanti. Begitu mereka mendengar kata Dari Balik Jendela, biarlah itu jadi perenungan tersendiri lagi buat mereka bahwa makna Dari Balik Jendela-nya teman-teman yang dengar, pasti memiliki versi yang berbeda-beda,” ungkap Monita tentang harapannya pada album Dari Balik Jendela.