Connect with us
metallica the metallica blacklist
Photo: Elektra/PhotoFest

Music

Metallica: The Metallica Blacklist Album Review

Album tribute yang ambisius namun segmentasi terlalu abstrak.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Merayakan 30 tahun ‘Black Album’, Metallica merilis “The Metallica Blacklist” pada 10 September 2021. Sebagai rilisan yang ambisius, album ini merupakan album kompilasi cover dari tracklist ‘Black Album’ yang menghasilkan 53 track aranseman ulang dari musisi lintas genre. Mulai dari Weezer, Phoebe Bridgers, Rina Sawayama, J Balvin, Miley Cyrus, Elton John, Kamasi Washington, dan masih banyak lagi.

Rilis pada 12 Agustus 1991, “Metallica” merupakan album self-titled kelima dari band metal legendaris ini. Disebut sebagai ‘Black Album’ karena kemasan album yang didominasi dengan warna hitam.

Meski sebelum album ini, Metallica sudah memiliki nama besar. Albumnya yang bertajuk “….And Justice for All” pada 1988 telah menghasilkan penghargaan Grammy 1990 melalui single “One” sebagai Best Metal Performance. ‘Black Album’ tak akan ada tanpa “…And Justice for All” karena album ini ditandai sebagai salah satu transisi warna musik Metallica dari trash metal menuju heavy metal yang lebih mantap.

The Metallica Blacklist

‘Black Album’ yang rilis sebagai self-titled album ibarat penanda deklarasi Metallica yang tidak main-main lagi untuk mendominasi musik dunia dengan genre-nya. Setelah 30 tahun, ketika mendengar nama Metallica, “Enter Sandman” yang menjadi single utama dari album ini sudah terpatri sebagai signature song dari Metallica.

Bersama dengan 11 track dalam album “Metallica” membentuk sebuah album heavy metal dengan penulisan lirik yang lebih simple namun menonjolkan komposisi instrumen yang teknikal, kompleks, dan dinamis.

Melalui “The Metallica Blacklist”, Metallica membuat perayaan musik lintas genre dan generasi. Mereka merelakan 12 track dari album “Metallica” mendapatkan lebih dari satu aransemen ulang dari berbagai genre.

Kita akan mendengar “Enter Sandman” versi psychedelic alternative dari Alessia Cara bersama The Warning. Track “Wherever I May Roam” secara mengejutkan dibawakan dengan aransemen ulang hip-hop oleh J Balvin.

Kita akan disuguhi 6 cover tracks dari “Enter Sandman”, 7 cover tracks “Sad But True”, dan masih banyak double cover dengan format endurance lineup. Sebesar apapun rasa suka pada track “Nothing Else Matters”, mampukah kita mendengarkan 12 cover tracks-nya secara berturut-turut dalam sekali duduk? Secara keseluruhan, album ini sendiri memiliki durasi 4 jam 5 menit.

Bisa dibayangkan ketika mendengarkan “The Metallica Blacklist”, tak sedikit dari kita akan melewati track entah karena bosan atau tidak menyukai gaya musik dari musisi tertentu.

Dengan konsep ini juga, Metallica seakan sekedar mengutamakan kuantitas sebagai bentuk dari sikap ambisius untuk mewujudkan album tribute ini. Hanya memilih musisi dari setiap genre, atau mungkin kepopulerannya di industri musik sekarang. Dan mereka bisa “seenaknya” mengaransemen lagu-lagu terbaik Metallica tanpa melalui seleksi kelayakan dalam tracklist “The Metallica Blacklist”.

Perlu dipertanyakan juga segmentasi yang hendak dituju melalui album kompilasi ini; untuk penikmat musik secara umum atau untuk penggemar setia Metallica. Tak semua orang memiliki selera musik lintas genre, dan album ini cukup overwhelming dengan mengandung berbagai gubahan track original yang bergenre heavy metal menjadi jazz, hip-hop, hingga country.

Mungkin konsep ini bisa terwujud lebih baik ketika 12 track original masing-masing hanya mendapatkan satu cover; dengan penentuan genre dan pembagian musisi yang ditugaskan untuk mengubah ulang dengan tepat.

Adapun beberapa cover yang dieksekusi dengan baik dan patut diberi apresiasi dalam “The Metallica Blacklist”. Rina Sawayama menyajikan cover “Enter Sandman” dengan nuansa nu-metal yang menggugah. Secara seimbang menunjukan apresiasi aransemen original Metallica, serta percaya diri membawakan lagu ini dengan karakternya sendiri sebagai diva pop yang avant garde.

Kemudian ada Royal Blood yang kebagian meng-cover “Sad But True”. Dengan sikap yang serupa dengan Rina, duo rock asal Inggris ini tidak mengubah komposisi dasar originalnya secara berlebihan. Dalam kasus ini, Royal Blood dengan tetap memilih track dari Metallica yang tidak jauh dari karakteristik lagu-lagu mereka sebagai band rock.

Cover “My Friend Of Misery” versi jazz merupakan cover yang mengejutkan dari Kamasi Washington. Meski terdengar cukup dari versi originalnya, ada ‘sikap’ yang dipertahankan dalam menciptakan aransemen barunya. Heavy metal mengandung komposisi instrumen yang dinamis dan teknikal, dimana hal ‘sikap’ tersebut juga kerap diperdengarkan dalam musik jazz.

Tidak mungkin 53 track dalam “The Metallica Blacklist” menarik perhatian pendengar dengan segmentasi yang terlalu luas. Namun, ada beberapa musisi yang telah menjalankan tugasnya dengan baik. Hal tersebut karena mereka pandai memilih track yang dirasa sesuai dengan persona pribadi mereka. Baik dalam segi genre, sikap dalam mengkomposisi musiknya, dan yang paling penting tidak melupakan ciri khas atau unsur penting dari versi originalnya sebagai sebuah tribute.

Memberikan penilaian yang kurang sempurna pada “The Metallica Blacklist” tidak mengurangi rasa cinta kita pada Metallica. Hal ini justru karena kita sangat mencintai ‘Black Album’ dan menyenangkan bagaimana berbagai track hits dalam album ini “diobral”.

Menciptakan album dengan lineup track yang tidak masuk akal panjangnya. Terlalu panjang untuk mengapresiasi “kesakralan” track demi track dari band legendaris Metallica.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect