Connect with us
Maradona's Legs

Film

Maradona’s Legs Review: Metafora Perjuangan Palestina yang Cerdik Tanpa Eksploitasi

Film pendek Palestina hadirkan semangat revolusi, perjuangan, dan kesetiaan dalam naskah jenaka namun tetap bermakna.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Maradona’s Legs” merupakan film pendek asal Palestina oleh sutradara Firas Khoury. Ketika filmmaker Palestina memiliki kesempatan untuk menyampaikan kisah dan pesannya pada dunia melalui film, mereka tidak pernah melewatkan kesempatan tersebut untuk mengingatkan dunia akan apa yang bangsa mereka alami selama bertahun-tahun di tengah konflik Israel- Palestina.

Ini membuat kebanyakan film Palestina mengangkat tema-tema demikian. Berapa kali kita melihat film pendek maupun panjang dari film ini adalah tentang konflik perbatasan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya.

Firas Khoury pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk berkontribusi dalam menyajikan kisah tentang bangsanya, Palestina. Namun ini bisa jadi salah satu film pendek yang segar dan unik dalam skenanya.

“Maradona’s Legs” ini bergenre drama komedi. Dibintangi oleh dua aktor muda, Faris Abbas dan Yazeed Faruja. Dengan menggunakan anak-anak sebagai sudut pandang pertama, latar dunia anak-anak, dan genre komedi yang kontras dengan situasi yang suram dan berbahaya, ini serupa dengan film-film Hollywood seperti “Jojo Rabbit” (2019) dan “Belfast” (2021).

Maradona's Legs

 

Berlatar pada euforia Piala Dunia 1990, dua bocah Palestina bersaudara penggemar berat Tim Brazil, memiliki ambisi besar untuk mendapatkan sticker ‘kaki Maradona’ untuk melengkapi koleksinya agar bisa ditukar dengan konsol Atari gratis. Secara estetika, “Maradona’s Legs” didominasi dengan warna-warna cerah yang memikat visual, serta banyak elemen nostalgia dari era 90an. Mulai dari sekelompok bocah dengan jersey bola, buku koleksi sticker edisi spesial, radio portable, dan konsol Atari.

Ketika hendak menonton film Palestina tentang kondisi di Palestina, kita pasti memiliki ekspektasi akan suasana yang menegangkan, pilu, dan adegan-adegan yang tragis serta bikin emosi. Hal tersebut bukan narasi yang akan kita temukan di film Firas Khoury ini.

Khoury yang juga menjadi penulis naskah, menggunakan skenario petualangan kedua bocah bersaudara yang polos ini sebagai metafora. Meski di tengah konflik, ada juga bagian saat-saat dimana anak-anak di Palestina masih bisa bermain dengan bebas (sebelum keadaan seburuk beberapa tahun belakangan). Film ini juga diisi dengan adegan-adegan lucu, melihat tingkah laku anak-anak yang konyol dan polos.

Maradona's Legs

Kedua bocah dalam skenario ini menaruh harapan dan mendukung Tim Brazil dengan sepenuh hati, karena negara mereka tidak bisa mengirimkan tim bola nasional mereka. Membuat rasa cinta dan kesetian mereka pada Tim Brazil sudah seperti kesetian mereka pada negara asli mereka. Ini adalah konsep penulisan naskah metafora yang cerdik dari Khoury.

Kemudian akan didukung dengan adegan monolog oleh aktor muda Faris Abbas yang menjadi highlight dalam film pendek ini. Hanya ada sedikit hint tentang perjuangan Palestina di radio yang sesungguhnya. Namun dari sudut pandang bocah yang polos, mungkin mereka tidak paham apa yang sedang terjadi di negara mereka kala itu.

Keseluruhan konsep dari film “Maradona’s Legs” sajikan naskah yang original, jenaka, cerdik, namun juga memiliki pesan mendalam untuk mewakili perjuangan bangsa Palestina. Ini benar-benar beda dari film pendek Palestina yang populer di skenannya. Meminjam semangat mendukung Tim Brazil pada Piala Dunia 1990, sutradara Firas Khoury ingin pancarkan semangat revolusi, optimisme, dan kesetiaan yang lebih universal mewakili bangsa Palestina.

“Maradona’s Legs” durasinya cuma 20 menit, namun bisa menimbulkan diskusi yang lebih panjang jika ingin mengupas pesan yang diselipkan di dalamnya. Bicara tentang situasi yang tragis dan suram di Palestina juga bisa menjadi sesuatu yang berat untuk beberapa dari kita, film ini memiliki presentasi yang ringan namun pesannya tetap tepat sasaran. Jadi tidak terkesan eksploitastif di tengah situasi yang pelik ini. “Maradona’s Legs” bisa ditonton di Netflix.

Bird Review Bird Review

Bird Review: Karya Emosional dan Realis Andrea Arnold

Film

Heretic Review Heretic Review

Heretic Review: Filsafat, Budaya Populer, Agama, Keyakinan dan Fanatisme

Film

Blink Twice Blink Twice

Blink Twice Review: Debut Berani Zoë Kravitz

Film

The Crow 2024 The Crow 2024

The Crow Review: Kebangkitan Baru dengan Sentuhan Gotik Modern

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect