Connect with us
Lil Peep: Everybody’s Everything Album Review
Photo via rollingstone.com

Music

Lil Peep: Everybody’s Everything Album Review

Ramuan di album ini sendiri seolah memperlihatkan sisi lemah dan tak berdaya Lil Peep.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Everybody’s Everything menjadi posthumous album berikutnya semenjak kematian Lil Peep pada 2017 lalu. Sebelumnya Come Over When You’re Sober Pt 2 menjadi posthumous album yang dirilis setelah sang ibu menemukan materi lagu belum dirilis di laptop milik rapper Amerika tersebut. Everybody’s Everything meluncur sebagai album kompilasi, bersamaan dengan perilisan dokumentari dengan judul sama.

Seperti halnya kompilasi, dan juga posthumous album dari musisi lain, Everybody’s Everything pun terdiri dari track yang sudah pernah dirilis sebelumnya dengan aransemen sedikit berbeda. Selain itu juga ada beberapa track baru, yang berkolaborasi dengan Gab3. Satu-satunya lagu baru dan dibawakan oleh Lil Peep di album ini hanya “Princess”. Sisanya di 16 track lain merupakan rombakan dari rilisan sebelumnya serta track yang dibawakan oleh Gab3.

Mengecewakan? Tidak juga. Terutama bila menilik dari susunan di album ini sendiri memperlihatkan sisi lain sang rapper yang meninggalkan karena overdosis obat terlarang. Sisi lain dari Lil Peep yang bukan saja tentang ketergantungannya pada obat terlarang, namun juga mengenai sudut pandang popularitas sampai perjuangan melawan keadaan mental yang tak stabil. Tema yang sama diangkat dalam dokumentari Everybody’s Everything yang dirilis pada waktu sama pertengahan November ini.

Lil Peep Everybody's Everything Album

Lil Peep: Everybody’s Everything

Ramuan di album ini sendiri seolah memperlihatkan sisi lemah dan tak berdaya Lil Peep. Dibalik lirik mengenai “b*tches and coke” yang saat ini seakan menjadi niche cliche para rapper emo. Mendengar lirik “Took her to the crib and I show her how I die…/Lord why, Lord why, do I gotta wake up?” di album ini seakan memberi pengalaman spiritual berbeda. Terutama dengan pemikiran bahwa sang penyanyi sudah tak ada lagi di dunia ini.

“Fangirl,” “LA to London,” “Rockstarz” merupakan track baru di album Everybody’s Everything dan dibawakan bersama Gab3, yang merupakan mantan duo Uzi. Ketiga track ini rupanya ditujukan sebagai “summer EP,” karena itu memiliki musik yang lebih up-beat dibandingkan lagu lain di album yang sama. Suara serak ala Gab3 di track ini menjadi sebuah highlight tersendiri yang menyenangkan. Selain up beat guitar yang memberi nafas pop-punk di ketiga rilisan baru tersebut.

Kolaborasi dan featuring lain di album ini yang sangat layak mendapat perhatian adalah dengan Lil Tracy. Hubungan Lil Tracy dan Lil Peep yang dekat membuat kolaborasi keduanya di “white tee,” “cobain,” “witchblades,” serta unreleased version “walk away as the door slams” versi akustik menjadi lebih penuh makna. Sepertinya tak beralasan menyebut track kolaborasi keduanya menjadi alasan paling kuat mengapa album Everybody’s Everything wajib dibeli.

Di “witchblades,” Tracy membuka lagu dengan “Cocaine, all night long/When I die bury me with all my ice on” yang disusul dengan bagian Peep untuk “When I die bury me with all my ice on/When I die bury me with all the lights on.” Part ini saja membuat bulu kuduk merinding dengan kuatnya emosi serta perasaan persaudaraan antara keduanya.

Sedangkan “white tee”, yang merupakan lagu kolaborasi pertama antara Tracy dan Peep – bahkan direkam di hari pertama keduanya bertemu! – menjadi pengingat manis akan persahabatan dan persaudaraan keduanya. Rindu yang mendalam setelah kepergian rapper dengan nama asli Gustav Elijah Åhr ini salah satunya terasa saat kembali mendengarkan “white tee”.

Track lain di album ini tak memiliki aransemen baru yang terasa spesial. “Keep My Coo,” yang merupakan lagu paling lawas dan pertama kali diunggah di Soundcloud Lil Peep pada 2014 lalu pun tak berhasil membawa nostalgia. Setidaknya tak sekuat track kolaborasi dengan Lil Tracy. Bahkan bisa disebut, track kolaborasi dengan Lil Tracy menjadi satu-satunya alasan album kompilasi posthumous ini layak mendapatkan 3 dari 5 bintang.

Ethel Cain Ethel Cain

Keindahan Chapter Baru Ethel Cain dalam ‘Punish’

Music

Two Shell Two Shell

Two Shell: Two Shell Album Review

Music

Dschinghis Khan Dschinghis Khan

Dschinghis Khan: Musik Disco yang Melekat di Era 70-an

Music

Megan Thee Stallion Megan Thee Stallion

Megan Thee Stallion: Megan Act II Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect