Connect with us
Leave the World Behind Review
Netflix

Film

Leave the World Behind Review: Ketakutan Akan Ketidaktahuan

Drama keluarga berlatar apocalypse yang menegangkan di tengah ketidakpastian dan paranoia.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sudah menjadi agenda baru Netflix beberapa tahun belakangan untuk merilis tontonan akhir tahun bertema apocalypse. Setelah “Don’t Look Up” pada 2021 lalu, hingga mockumentary seperti “Death to 2020” dan “Death to 2021”, di penghujung 2023 ini kita disuguhi film drama thriller berlatar apocalypse, “Leave the World Behind”.

Dibintangi oleh Julia Roberts dan Ethan Hawke sebagai sepasang suami istri, dan Mahershala Ali dan Myha’la Herrold sebagai ayah dan anak, dan dimeriahkan oleh Kevin Bacon.

Amanda mengadakan liburan mendadak dengan menyewa properti mewah di Long Island, bersama suaminya, Clay, dan kedua anak mereka. Ketika terjadi pemutusan jaringan komunikasi, mereka kedatangan dua orang asing, George dan anaknya, Ruth, yang mengklaim bahwa hunian tersebut adalah rumahnya. Mereka meminta perlindungan di tengah krisis yang tidak pasti, menimbulkan paranoia dan perasaan tak nyaman pada Amanda.

Leave the World Behind Review

Staycation Berujung Apocalypse

“Leave the World Behind” memiliki premis yang menimbulkan ekspektasi akan film ‘holiday goes wrong’ seperti “Funny Games” dan “The Lodge”, namun film Netflix ini berbeda dari film-film thriller tersebut. Ketika kita berpikir akan ada twist dari “orang asing” yang dimasukan dalam cerita, ternyata akan selalu ada hal lebih besar yang harus dicemaskan dari situasi Amanda yang sedang staycation bersama keluarga kecilnya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk cerita memberikan petunjuk pada kita bahwa ini film berlatar di saat apocalypse. Tema utama dari “Leave the World Behind” adalah ketakutan dari ketidaktahuan. Bagaimana miskomunikasi dan keterbatasan bahasa membuat orang mengalami paranoia ketika “akhir zaman” menyerang. Salah satu simbolisasinya adalah ketika Clay memutuskan untuk tidak membantu wanita yang hanya berbicara dengan bahasa asing. Sangat di luar karakter karena sejak awal ia tampil sebagai karakter yang santai dan ringan tangan.

Cukup sulit mendeskripsikan definisi naksah “Leave the World Behind”, ini terasa seperti film yang “kosong” sekaligus penuh misteri secara bersamaan. Plot sepanjang film hampir tidak memiliki perkembagan bertahap, kemudian semua teori, asumsi, dan jawaban ditumpahkan di akhir film melalui monolog.

Leave the World Behind Review

Aplikasi Ketegangan dan Ketenangan yang Seimbang

Satu yang mudah diindetifikasi dari konsep plot “Leave the World Behind” adalah aplikasi adegan ketegangan dan ketenangannya yang polanya jelas. Ini juga menjadi latar film apocalypse paling minim resiko jika dibandingan dengan film bertema serupa yang sudah pernah ada. Berada di mansion mewah dengan fasilitas lengkap, jauh dari kota, mungkin menjadi keuntungan besar keluarga Amanda dan George dalam situasi ini.

Meski di tengah ketidakpastian dan ketidaktahuan, setidaknya kedua keluarga ini masih tidur di kasur yang nyaman, masih bersantai di halaman rumah yang indah, minum anggur, dan mendengarkan musik dengan koleksi vinyl yang berkelas. Secara bertahap komunikasi yang terjalin di antara beberapa karakter juga semakin membaik dan akrab.

Namun, “Leave the World Behind” juga memiliki beberapa adegan menegangkan yang bikin penonton gelisah. Ethan Hawke dan Mahershala Ali memberikan akting yang memikat pada adegan yang membutuhkan perhatian penontonnya. Build up adegan-adegan thriller-nya juga sudah berhasil menimbulkan ketegangan pada penonton. Dengan anomali-anomali yang mungkin belum pernah kita lihat pada film-film apocalypse yang sudah pernah ada.

Penjelasan Ending Leave the World Behind

(Spoiler Alert!) Bagi penonton yang lebih memilih film dengan jawaban dan kejelasan, “Leave the World Behind” mungkin bukan film yang akan memberikan kepuasan. Bukannya tidak bagus, namun film ini memiliki ending yang tidak mudah diterima oleh orang banyak. Pada babak terakhir, George menumpahkan penjelasannya pada Clay, bagaimana ia sebetulnya telah melihat tanda-tandanya, namun tidak cukup peka dalam mengambil langkah antisipasi. Terutama semenjak ia mendengar keputusan finansial dan percakapan telepon terakhirnya dengan salah satu klien terpentingnya.

“Leave the World Behind” juga mengangkat golongan radikal dan ekstrim apocalypse di era modern ini. Orang-orang yang terobsesi dengan teori konspirasi, memiliki forum online dan komunitas underground yang menjadi sumber informasi. Golongan yang mungkin sering kita pandang setengah mata, seperti karakter yang diperankan oleh Kevin Bacon.

Kurang lebih kita sudah tahu bahwa yang terjadi adalah isolasi dan penyebarkan miskomunikasi, kemudian meninggalkan kekacauan di masyarakat. Kita melihat Amanda bersama Ruth akhirnya melihat dari kejauhan bagaimana di kota perang sudah pecah. Kemudian kita mengikuti Rose, putri Amanda yang terobsesi dengan serial “Friends”. Meskipun di tengah kekacauan dan bencana di negaranya, hal yang paling penting untuk Rose adalah menonton episode terakhir “Friends”. Dimana akhirnya menorehkan senyuman lebar pada adegan terakhir ketika ia menemukan bunker dengan koleksi Blu-ray lengkap.

Adegan terakhir “Leave the World Behind” menjadi potrait bagaimana kita, umat manusia, menemukan kenyamanan dengan menikmati serial maupun film di tengah kekacauan dunia. “Friends” menjadi semacam distraksi dan obat dari kecemasan Rose ketika tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menghentikan kekacauan yang sedang terjadi. Potrait ini sebetulnya sangat dekat dengan kita yang juga kerap mencari pelarian dari suntuknya kehidupan, menikmati serial maupun film di platform streaming seperti Netflix.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect