Connect with us
Last Night in Soho
Photo: Focus Features

Film

Last Night in Soho Review: Thriller Ciamik dengan Style

Edgar Wright mampu menjadikan film ini pengalaman sinematik thriller yang menyenangkan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Edgar Wright merupakan salah satu sutradara yang terkenal dengan deretan filmografi unik, sebut saja trilogi ‘Cornetto’, ‘Scott Pilgrim vs The World’, hingga ‘Baby Driver’ yang tampil dengan pesonanya masing-masing. Tahun ini, sutradara nyentrik tersebut hadir dengan film thriller baru, ‘Last Night in Soho’.

‘Last Night in Soho’ merupakan film thriller yang menempatkan Thomasin McKenzie dan Anya Taylor-Joy sebagai karakter utamanya. Kisahnya sendiri berpusat pada Eloise Turner, seorang remaja indigo dari desa yang baru menjalani masa-masa freshman-nya sebagai mahasiswa jurusan Mode di London.

Ketika berpindah ke satu kost baru, ia tiba-tiba terbawa ke London tahun 60an dan melihat segalanya dari sisi Sandie, seorang wanita yang ingin menjadi penyanyi terkenal dan sekaligus membawanya ke mimpi buruk tak berkesudahan.

Last Night in Soho Review

Focus Features

Kala membangun cerita, Edgar Wright secara perlahan membawa penonton dalam sudut pandang dari Eloise. Akan diperlihatkan bagaimana dirinya beradaptasi dengan lingkungan sembari menghadapi kegundahannya akan kemampuan khusus yang ia miliki. Setelah cukup bermain-main dari sisi Eloise, baru penonton dibawa melihat secercah kisah Sandie di tahun 60an, sekaligus menyeret Eloise ke dalamnya.

Perlahan tapi pasti, misteri semakin meningkat seiring dengan perjalanan Sandie yang berambisi menjadi bintang melalui suara emasnya. Berkaitan dengan itu pula, penonton akan melihat Eloise yang perlahan juga merasa terteror, menjadikan ketegangan makin terasa dan menghantuinya dari berbagai sisi hidupnya.

Walau telah dibangun dengan apik, bagian pamungkas dari ‘Last Night in Soho’ bisa jadi membuat penonton facepalming karena sematan twist-nya yang seakan dipaksakan meski make sense dengan penceritaannya. Tidak hanya itu, penutup klimaksnya juga seakan tampil layaknya film thriller yang umum ditemui tanpa ketegangan berarti.

Last Night in Soho

Focus Features

Kala promotional material dari film arahan Edgar Wright ini hadir, banyak yang terpikat dengan pesona Anya Taylor-Joy sebelum filmnya dirilis di bioskop. Akan tetapi, jiwa sesungguhnya dari film thriller dari sutradara asal Inggris ini hadir dari sosok Eloise yang diperankan secara menawan oleh Thomasin McKenzie. Dengan cakupan emosi yang lebih luas, McKenzie mampu tampil lebih ciamik dibanding sang aktris yang baru saja memenangkan nominasi Best Actress karena serial ‘The Queen’s Gambit’ beberapa waktu lalu.

Hal paling menggugah dari film-film Edgar Wright adalah aspek teknis yang selalu memiliki style, tak terkecuali untuk ‘Last Night in Soho’. Sang sutradara secara piawai hadirkan cinematic experience yang sangat menyenangkan bagi penontonnya. Melalui latar London dengan gemerlap neon tahun 60an-nya, iringan lagu dan set design yang sesuai dengan masanya akan membuat penonton enggan beranjak dari kursinya.

Tidak hanya itu, permainan editing yang sangat halus dan ragam penerapan teknik sinematografinya juga berikan pengalaman menonton yang seru di tengah thriller-nya yang semakin meningkat.

Walau bukan karya terbaik dari seorang Edgar Wright, ‘Last Night in Soho’ merupakan film thriller yang sangat layak ditonton saat ini. Meski kekecewaan akan hadir di bagian penghujung, film ini mampu hadirkan pengalaman sinematik menawan yang akan membekas di benak penonton, utamanya bila dinikmati di bioskop terdekat.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect