Sebagai salah satu pop culture paling berpengaruh dalam industri anime Jepang, ‘JoJo’s Bizarre Adventure’ kerap hadir dengan representasi nyentrik dari petualangan di luar nalar dari para karakternya. Muncul dalam beberapa part, terdapat ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ yang dianggap sebagai salah satu musim paling ikonik darinya.
‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ merupakan anime yang diadaptasi dari manga berjudul sama karya Hirohiko Araki. Seperti tiga season sebelumnya, musim keempat ini juga diproduksi oleh David Productions dan dapat disaksikan pada berbagai platform seperti YouTube dan Netflix. Plot dari musim ini mengadaptasi ‘Golden Wind’ yang berfokus pada Giorno Giovanna, anak dari Dio Brando. JoJo kelima ini membawa penonton dalam petualangannya menjadi ketua gangster Passione bersama dengan Bucciarati dan beberapa anggotanya melawan anggota geng yang juga merupakan pengguna Stand sepanjang Italia.
Secara premis, ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ ini hadir dengan petualangan seru penuh keanehan layaknya musim-musim sebelumnya. Akan tetapi, bigger picture yang berfokus pada eksistensi geng mafia menjadi pembeda utama dalam adaptasi anime ‘Golden Wind’ ini. Selebihnya, journey yang disajikan kurang lebih punya format serupa seperti ‘Stardust Crusaders’ dengan beberapa twist menarik dalam penceritaannya.
Seperti ‘Diamond is Unbreakable’ yang lalu, ‘Golden Wind’ dikemas dalam 39 episode. Jumlah episode tersebut terbilang berhasil memberikan elaborasi mendetail terkait main plot yang diusung. Tak hanya itu, pembangunan karakter di dalamnya digarap dengan baik yang memberikan waktu mendalam bagi penonton untuk memahami backstory dari para karakter, utamanya yang terkait dengan tim Bucciarati.
Layaknya musim-musim sebelumnya, ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ juga hadirkan deretan karakter nyentrik dalam kisahnya. Walau jadi salah satu JoJo yang paling ikonik selain Jotaro, pesona Giorno bisa dibilang kurang menggugah bila dibandingkan dengan Bucciarati. Akan tetapi, Giorno sendiri menjadi JoJo yang memiliki tujuan paling jelas dibandingkan para JoJo sebelumnya.
Tentu saja, ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ berikan villain yang tak kalah absurd dengan empat part sebelumnya. Akan tetapi, eksistensi sang main villain dalam ‘Golden Wind’ terasa kurang menggugah meski menjadi jauh lebih menarik pada sepertiga akhir kisah utamanya. Meski hadir dengan villainous drive yang tak kalah mengerikan dibandingkan Dio maupun Kars, representasinya terasa minim esensi yang menjadikan journey Giorno dan teman-teman kurang personal.
Hal menarik dalam ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ adalah representasi Italia-nya. David Productions berhasil hadirkan nuansa Italia kuno yang jauh lebih menggugah dibanding tiga musim sebelumnya. Perpaduan animasi menariknya juga berhasil hidupkan petualangan JoJo seiring 39 episode, bahkan dapat disebut sebagai penggunaan animasi terbaik sepanjang pemutaran anime ‘JoJo’s Bizarre Adventure’ hingga kini.
Akhir kata, ‘JoJo’s Bizarre Adventure Season 4’ berusaha hadir kembali melalui representasi yang lebih dekat dengan beberapa part JoJo sebelumnya. Akan tetapi, deretan karakter utamanya tampak hadir dengan journey yang kurang berkesan, terutama dari villain yang tak terlalu menarik dibandingkan part lainnya.