David Fincher menjadi salah satu sutradara terkenal melalui filmnya yang identik dengan nuansa kelam dan visual yang moody. Gaya narasi yang diaplikasikan pada naskahnya juga kerap mengangkat konsep yang kompleks dan menarik perhatian lebih dari penontonnya untuk memahami skenario yang sedang disaksikan.
Banyak melahirkan film-film dengan konten disturbing, Fincher tampaknya kerap terinspirasi oleh sisi gelap dari manusia, mengekspos insting bertahan hidup yang terkadang egois, hingga tema seputar obsesi. Dimana menjadi intisari untuk film genre psychological thriller yang sempurna, menghadirkan materi moral yang ambigu dan membebaskan asumsinya dengan karakter dengan kecenderungan mengikuti hasrat pribadi.
Setelah terakhir kali merilis “Mank” pada 2020 di Netflix, David Fincher bersiap merilis film terbaru lagi bertajuk “The Killer”. Kembali menghadirkan film bergenre thriller dengan elemen action, film yang dibintangi oleh Michael Fassbender ini akan tayang di Netflix pada 10 November mendatang. Sambil menanti dan buat yang kangen dengan film David Fincher, bisa kilas balik sederet film terbaik dan terikonik dari David Fincher.
Seven (1995)
“Seven” merupakan film thriller kriminal ikonik dalam skenanya oleh David Fincher. Dibintangi oleh Brad Pitt, Morgan Freeman, dan Kevin Spacey, ketiga memberikan penampilan akting yang juga selalu memukau setiap kali ditonton ulang. Tentang detektif senior dengan kasus terakhir, bersama detektif baru di kota dengan kasus pertamanya, keduanya berusaha menangkap pembunuh berantai yang terinspirasi dengan ‘seven deadly sins’.
Buat penggemar drama kriminal yang penuh investigasi TKP brutal dan teka-teki yang menanti untuk dipecahkan, “Seven” merupakan tontonan klasik yang memiliki segalanya untuk menjadi film neo-noir memikat. Mulai dari konfliknya seputar moral, visual yang kelam bahkan gore, serta plot dan kejutan yang menegangkan, meninggalkan kesan yang tak akan dilupakan oleh penontonnya.
Fight Club (1999)
“Fight Club” merupakan film terikonik dalam katalog David Fincher. Diadaptasi dari novel oleh Chuck Palahniuk, mengikuti perjalanan seorang pekerja kantoran pengidap insomnia. Ia membentuk klub bertarung rahasia dengan seorang sales sabun yang karismatik. Kali ini Fincher bermain dengan narasi yang surealis dan chaotic, masih dengan ciri khas menghadirkan visual yang kelam dan suram.
Ada yang suka, ada yang tidak terlalu terkesan oleh film ini, “Fight Club” merupakan salah satu film yang memancing banyak pertanyaan dan diskusi di tengah penonton. Film ini mengeksplorasi tema maskulinitas, ekspektasi sosial, dan budaya konsumtif di peradaban modern.
The Game (1997)
“The Game” merupakan film bergenre thriller psikologi, dibintangi oleh Michael Douglas. Seorang banker sukses mendapatkan paket misterius dari saudaranya; sebuah permainan yang diklaim akan mengubah kehidupannya. Ketika semakin tenggelam dalam permainan yang disajikan untuknya, ia semakin bimbang, mempertanyakan mana yang benar dan mana yang hanya tipuan untuk memanipulasi persepsinya.
Kembali mengajak kita bermain dalam latar misteri dengan teka-teki, serta konsekuensi mengerikan yang bisa jadi menanti sebagai konsekuensi seperti “Seven”. “The Game” merupakan cerita tentang eksplorasi identitas, manipulasi, dan kekuatan dalam persepsi. Cukup serupa dengan “Saw” namun tanpa permainan yang sadis.
Zodiac (2007)
“Zodiac” merupakan film thriller kriminal yang diangkat dari kasus nyata, pembunuh berantai Zodiac Killer. Tersangkah sensasional ini melancarkan terornya di San Francisco Bay Area pada akhir 1960an hingga awal 1970an. Diramaikan dengan a-lister Hollywood seperti Jake Gyllenhaal, Robert Downey Jr., dan Mark Ruffalo, memberikan bobot pada film yang lebih fokus pada agenda investigasi. Dari sudut pandang kepolisian yang bekerja sama dengan jurnalis koran lokal.
Menjadi salah satu kasus kriminal mengerikan dan misterius hingga saat ini, “Zodiac” dengan kejanggalannya memang paling tepat dieksekusi sebagai film oleh David Fincher dengan visi khasnya dalam mengeksekusi film bergenre kriminal penuh teka-teki.
Gone Girl (2014)
Pada masa perilisannya, “Gone Girl” menjadi film psychological thriller yang fenomenal, menampilkan Ben Affleck dan Rosamund Pike yang sensasional sepasangan pasangan dalam pernikahan yang kompleks.
Diangkat dari novel Gillian Flynn, seorang suami melaporkan istrinya yang menghilang tanpa jejak pada hari jadi pernikahan mereka. Ketika kita pikir memahami kemana arah penyelidikan menghilangnya Amy Dunne yang misterius, kebenaran yang sesungguhnya muncul sebagai salah satu twist terpopuler pada masanya.
“Gone Girl” satu lagi film dengan presentasi kelam, brutal, serta eksplorasi sisi gelap dalam cinta dan pernikahan. Sudah paling tepat novel ini diadaptasi dalam medium film dengan visi sutradara seperti David Fincher.
The Social Network (2010)
Tak hanya film thriller kriminal atau psikologi, Fincher juga beberapa kali menyutradari biopik. “The Social Network” merupakan film biopik arahan Fincher dengan Aaron Sorkin sebagai penulis naskah.
Dibintangi oleh Jesse Eisenberg sebagai Mark Zuckerberg, film ini adalah kisah berdirinya media sosial terkenal, Facebook. Tak hanya film terbaik Fincher, ini adalah salah satu film biopik terbaik dalam skenanya.
Sutradara seperti Pablo Larrain, Christopher Nolan, merupakan powerhouse yang memiliki eksekusi spesial untuk film biopik yang sebetulnya merupakan materi “standar”. David Fincher juga menjadi sutradara dengan signature yang kuat untuk bisa menciptakan biopik yang lebih dari sekadar biopik standar. Baik melalui presentasi visual, narasi, hingga penentuan perspektif, “The Social Network” merupakan film potret publik figur memikat sekalipun kita sudah familiar dengan perjalanan karirnya.
Mank (2020)
“Mank” memiliki kisah produksi yang cukup sentimental bagi sutradaranya. Naskah dari film biopik Herman J. Mankiewicz ini ditulis oleh ayah David Fincher, Jack Fincher. Dibintangi oleh Gary Oldman sebagai Mankiewicz, menjadi kisah dibalik penulis film klasik terkenal Hollywood, “Citizen Kane” yang rilis pada 1941.
Dieksekusi dengan sinematografi hitam-putih, “Mank” menjadi salah satu film terbaik dalam katalog Netflix. Buat penggemar film yang tertarik dengan film tentang ‘film’, ini akan menjadi film yang informatif dan berkesan untuk ditonton. Banyak juga elemen produksi yang patut diperhatikan untuk mengapresiasi estetika film ini.
Panic Room (2002)
“Panic Room” menjadi film David Fincher yang familiar karena sempat sering diputar di stasiun televisi lokal. Film yang dibintangi oleh Jodie Foster dan Kristen Stewart muda ini bergenre suspense thriller. Bercerita tentang ibu dan anak yang bersembunyi di ruangan rahasia ketika perampok menyusup rumah baru mereka.
Film dengan produksi latar yang mikro ini tetap terasa immersive, berhasil membuat penonton tegang dan kegelisah sepanjang film. Ikut merasakan sensasi claustrophobic dan urgensi untuk bertahan hidup serta mencari pertolongan. “Panic Room” dengan konsep minimalis dan objektif yang fokus (tidak melibatkan narasi mind-bending), selalu bisa diandalkan sebagai tontonan cozy sekaligus berbobot dalam katalog Fincher.
The Curious Case of Benjamin Button (2008)
Diangkat dari cerita pendek F. Scott Fitzgerald, “The Curious Case of Benjamin Button” merupakan film drama fantasi, genre yang langkah dalam filmografi Fincher.
Dibintangi oleh Brad Pitt sebagai Benjamin Button, ia lahir dengan kondisi tidak biasa; lahir dengan rupa orang tua, ia bertumbuh semakin muda, kebalikan dari manusia normal. Namun yang menyamakan Benjamin dengan manusia pada umumnya adalah ia juga mengalami cinta, kehilangan, dan kompleksitas kehidupan.
‘Benjamin Button’ memiliki nuansa melankolis dan lembut seperti “Mank”. Ketika kebanyakan film karya Fincher menampilkan visual dan konten kekerasan yang brutal. Ini menjadi film drama fantasi dengan kisah layaknya dongeng yang menyentuh hati dan membuat kita berpikir tentang kehidupan.
