Connect with us
Family Switch
Netflix

Film

Family Switch Review: Jennifer Garner Kembali Perankan Remaja Di Tubuh Dewasa

Skenario klasik keluarga bertukar jiwa untuk memahami satu sama lain dengan materi komedi terbaru yang mengocok perut.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Family Switch” merupakan Netflix Original terbaru bergenre komedi keluarga, disutradarai oleh McG. Jennifer Garner lagi-lagi menjadi ibu, Jess Walker bersama Ed Helms sebagai Bill Walker. Keduanya dikarunia tiga anak, dan seekor anjing; CC diperankan oleh Emma Myers (yang kita kenal sebagai Enid di “Wednesday”), Wyatt diperankan oleh Brady Noon, dan Miles yang masih bayi.

Buat yang sedang mencari tontonan menyambut bulan Desember yang kental dengan nuansa Natal, film ini bisa jadi pembuka musim liburan.

Menuju Hari Natal, setiap anggota keluarga Walker memiliki kesibukan masing-masing. Jess sang ibu memiliki presentasi penting untuk promosi, Bill sang ayah akhirnya dapat kesempatan manggung seperti mimpinya, CC mendapat kesempatan masuk tim sepak bola nasional, dan Wyatt yang jenius ada wawancara untuk kuliah di Yale. Ketika hari penting tiba, keempatnya bertukar jiwa yang pastinya menjadi bencana besar, atau justru membuat keempatnya menemukan kembali koneksi yang hilang.

Family Switch Review

30 Going on 13 dan Freaky Friday

“Family Switch” jelas memiliki premis sama dengan “Freaky Friday” (2003) yang ikonik, dibintangi oleh Lindsay Lohan dan Jamie Lee Curtis. Bedanya “Family Switch” melibatkan seluruh anggota keluarga. Plot bayi yang tertukar dengan anjing juga menjadi bit humor yang lucu. Sementara Jess bertukar jiwa dengan CC dan Bill bertukar jiwa dengan Wyatt, masing-masing memiliki kepribadian yang saling bertolak belakang. Tentu saja plot ini menjadi sumber dari berbagai komedi ketika satu sama lain menghancurkan hari masing-masing.

Ini bukan pertama kalinya kita melihat Jennifer Garner berakting seperti remaja yang terjebak dalam tubuh orang dewasa. Penampilan Garner dalam film ini jelas akan membawa kita kembali pada “30 Going on 13” (2004). Eksekusi karakternya juga kurang lebih serupa dengan Jenna Rink ketika dipaksa untuk bertingkah lebih dewasa. Sementara Emma Myers sebagai CC berakting sebagai ibunya, Jess. Dimana memiliki energi Enid Sinclair dari “Wednesday” versi ibu-ibu.

Satu aspek minor menarik dari “Family Switch” adalah referensi budaya pop dan selera musiknya. Ini karena Bill adalah rockstar-wannabe, sementar Wyatt adalah nerd yang memiliki kartu legendari Pokemon. Kita akan mendengarkan Wet Leg, ‘Seven Nation Army’ versi orkestra, dan penggemar Weezer akan melonjak ketika melihat Rivers Cuomo dan kawan-kawan menjadi aktor pendukung dalam “Family Switch”.

Family Switch Review

Materi Komedi Berhasil Mengundang Tawa

Premis “Freaky Friday” membuat “Family Switch” tidak bisa diapreasiasi sebagai naskah original. Mulai dari proses switching setiap karakter, konflik yang menyebabkan kekacauan, hingga akhir dari cerita sangat muda untuk diprediksi. Namun kekuatan utama film Netflix Original ini adalah materi komedinya.

Ibarat ceritanya adalah wahana yang serupa, namun pengalaman yang disuguhkan berbeda. Kita akan tertawa menyimak humor-humor yang belum kita lihat sebelumnya, bukan? “Family Switch” menggodok materi komedinya dengan baik.

Eksekusi humor yang berhasil juga berkat penampilan keempat aktor utamanya. Mereka mampu menyampaikan humor pada setiap adegan dengan baik. Mulai dari humor yang membuat penonton tidak nyaman hingga yang hanya murni lucu. Cita rasa komedi keluarganya terasa kembali era 2000an. Kita sudah mulai jarang menemukan film drama komedi Hollywood yang benar-benar mengocok perut belakangan. Karena kita bisa merasakan penulis naskah takut membuat humor yang bisa diartikan menyerang atau secara moral terlihat aneh. “Family Switch” setidaknya membebaskan diri dalam mengeksekusi humor mereka.

Dualitas Antar Karakter yang Menarik untuk Disimak

Plot didominasi dengan interaksi masing-masing karakter yang berpasangan dengan siapa yang bertukar jiwa. Jess si ibu dengan CC, sementara Bill si ayah dengan Wyatt. Plot Bill dan Wyatt menarik, karena Bill memiliki cita-cita sebagai rockstar yang karismatik dan luwes ketika bersosialisasi. Sebaliknya, Wyatt boleh jenius, namun ia takut akan berbagai hal, keramaian, pesta, apalagi tampil di atas panggung, dimana hal tersebut adalah mimpi ayahnya. Bill berharap masih muda dan memiliki lebih banyak kesempatan, sementara Wyatt tumbuh lebih dewasa dari umurnya. Ada banyak humor yang bisa ditambang dari plot mereka.

Sementara pasangan Jess dan CC sudah seperti jiplakan “Freaky Friday”. Bedanya CC adalah gadis remaja yang ingin menjadi atlet sepak bola di tim nasional. Yang menarik dari plot Jess dan CC adalah bagaimana Jess seorang wanita karir yang individual, fokus untuk tampil gemilang sendirian, sementara CC yang terbiasa bekerja dalam tim selalu memiliki manajemen teamwork yang lebih baik. Sayangnya materi tersebut masih ditampilkan kurang konsisten dalam naskah, karena seperti berusaha membuat semua karakter adalah orang yang baik. Ini bukan film yang terlalu bikin frustrasi.

Secara keseluruhan, “Family Switch” bisa jadi tontonan keluarga yang menghibur dan mengocok perut memasuki musim liburan. Ini memang bukan film drama komedi yang fresh atau over the top, namun komedinya sudah dapat, chemistry antar aktor juga menyenangkan untuk disimak setiap adegan. Karena kebanyakan film Netflix Original dalam skena genre ini kalau gagal melucu, interaksi setiap karakter terlihat kikuk. “Family Switch” menjadi salah satu yang setidaknya berhasil untuk level film drama keluarga di Netflix.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect