Connect with us
Carly Rae Jepsen- The Loveliest Time
Cr. Meredith Jenks

Music

Carly Rae Jepsen: The Loveliest Time Album Review

Album pendamping “The Lonliest Time” yang lebih semarak dengan alunan musik disco/dance pop.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Carly Rae Jepsen memiliki tradisi merekam album pendamping sepanjang karir bermusiknya. Setelah album terkenalnya “E•mo•tion” pada 2015, didampingi oleh “E•mo•tion: Side B”. Begitu pula “Dedicated” dengan “Dedicated Side B”, kini “The Loneliest Time” (2022) juga memiliki album pendamping dengan jarak rilis satu tahun, “The Loveliest Time”. Album yang rilis pada Juli 2023 ini dirangkai dari lagu-lagu yang juga direkaman bersamaan dengan album pertamanya.

Dalam album pendamping kali ini, Jepsen mengambil arahan baru jika dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya. Daripada memiliki target untuk mengulang popularitas pada album “Emotion”, Jepsen mengeksplorasi komposisi inovatif dan musik laid-back dengan ‘B-sides’-nya. Hasilnya memperdengarkan musik dengan nuansa yang naik turun, namun tetap berpadu dengan baik dalam koleksi album pertamanya dalam double album kali ini.

Seperti yang tersirat melalui judulnya, “The Loveliest Time” menampilkan seleksi track yang ceria dan dinamis jika dibandingkan dengan ‘Loneliest Time’.

Carly Rae Jepsen

The Gist:

Ketika “The Loneliest Time” membahas rasa kehilangan dan keterpurukan selama pandemi, ‘Loveliest Time’ memancarkan keyakinan dan energi positif, dengan sensasi cinta baru dan keberanian mengekspresikan keinginan. Kesepian yang digambarkan dalam ‘Loneliest Time’ lebih sebagai petunjuk daripada fokus utama. Sementara ‘Loveliest Time’ sebagian besar menghadrikan perasaan tulus sesuai janjinya, meski masih membawa beberapa beban.

Secara keseluruhan, “The Loveliest Time” telah menjadi album pendamping yang benar-benar melengkapi spektrum emosi dari album sebelumnya. Waktu rilisnya juga sudah cukup tepat timingnya. Dimana 2022 adalah masa pasca pandemi, sementara tahun ini kita semua mulai merasakan kebangkitan dan kehidupan sudah semakin normal. Musisi kembali naik panggung, konser-konser besar kembali digelar. Jepsen telah menukar kekuatan reflektif dengan semangat hidup dengan antusiasme.

Sound Vibes:

“The Loveliest Time” menjadi album ketiga dalam rangkaian B-side yang berasal dari sesi studio yang sangat produkstif dari Carly Rae Jepsen. Ini juga menjadi kesempatan Jepse tampil penuh semangat dengan pendekatan yang lebih unik, mendorong batas-batas norma pop. Ini juga menjadi diskrografi yang beragam secara musikal dari Jepsen. ‘Loveliest Time’ masih berada di skena pop yang membesarkan nama Jepsen, namun terdengar usahanya untuk lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu template musik pop dari diskografi sebelumnya.

Seperti pada track ‘Kamikaze’ dan single ‘Shy Boy’, masih memperdengarka ciri khas Jepsen, teruma karena arahan vokalnya yang belum terlalu berubah. Track-track ini memiliki elemen pop 80an yang kuat dengan ketukan drum dan aplikasi synth dalam aransemennya. Alunan disco/dance pop sangat mendominasi dalam ‘Loveliest Time’.

Best Tracks:

Sebagai lagu kedua dalam tracklist, ‘Kamikaze’ terdengar lebih menarik daripada track pembuka. Ini salah satu lagu terbaik dalam ‘Loveliest Time’, salah satu yang paling catchy. Lagu ini memiliki nuansa ala The Weeknd yang kemudian mengadopsi gaya synth serta R&B dari era 80an populer. Produksi ‘Kamikaze’ sangat bagus, dengan dentuman bass yang mantap dan melodi yang memikat. Liriknya juga mencolok, menjelajahi tema cinta, gairah, dan keseruan dalam petualangan yang berani.

Ada pula lagu lembut seperti, ‘Kollage’ yang dibawahan oleh Jepsen dengan suara soprano. Mungkin bukan track yang langsung menarik perhatian, namun bisa jadi track favorit setelah beberapa kali didengarkan. Lagu ballad satu ini mengingatkan kita pada lagu-lagu Lana Del Rey. Perpaduan pesona suara Jepsen dengan musik yang mistis menghasilkan track yang memikat. Lirik yang menghantui dengan presentasi anggun membuat ‘Kollage’ menjadi karya yang secara perlahan akan menaklukan pendengarnya.

‘Psychedelic Switch’ mengusung nuansa yang lebih eksperimental dan variatif. Menggabungkan elemen-elemen psikedelik dengan irama yang menarik membuat album ini menonjol dan membedakannya dari genre disco filter.

Lagu terakhir dalam “The Loveliest Time” adalah ‘Stadium Love’ dan ‘Weekend Love’, yang jelas memperdengarkan inspirasi dari era 1980. Kedua lagu ini mengaplikasikan solo gitar listrik dan menggabungkan ketukan drum n’ bass lembut serta R&B modern. Lagu-lagu ini memperdengarkan keterampilan Jepsen dalam menggabungkan berbagai gaya musik, menciptakan irama yang unik, menunjukan keluwesannya dalam bermusik.

Pink Floyd Pink Floyd

Pink Floyd ‘Wish You Were Here’ Mahakarya yang Emosional dan Melankolis

Music

Kendrick Lamar gnx Kendrick Lamar gnx

Kendrick Lamar ‘GNX’ Album Review

Music

Beabadoobee Beabadoobee

Beabadoobee: This Is How Tomorrow Moves Album Review

Music

Phantom Siita: Girlhood Memories Phantom Siita: Girlhood Memories

Phantom Siita: Girlhood Memories Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect