Connect with us
bob marley reggae

Music

Bob Marley dan Kenang-kenangan Untuk Kemerdekaan Zimbabwe

Lagu dan liriknya bisa dijadikan salah satu sumber untuk mempelajari dan memaknai sejarah dari sisi lain.

Sebagai salah satu aliran musik yang mendunia, reggae memiliki daya tarik tersendiri di telinga para pendengar. Kebanyakan masyarakat memberikan label genre ini sebagai musiknya anak pantai. Dengan tempo yang pelan dan santai, reggae membawa kita sebagai pendengar untuk rehat sejenak dari penatnya realitas dan segera berkemas untuk liburan yang menyenangkan di daerah pesisir.

Namun, dibalik itu semua, aliran musik ini sejatinya adalah gambaran militansi perlawanan akan masalah-masalah sosial yang menjadi problematika utama di seluruh penjuru dunia, khususnya negara-negara dunia ketiga dan benua Afrika.

Bob Marley sebagai salah satu penggiat dan pionir munculnya genre musik ini adalah seseorang yang vokal dalam menyampaikan kritik-kritik tersebut. Keterlibatannya bisa jadi dikarenakan mengalirnya darah Afrika dari sang ibu yang berkulit hitam. Sehingga tidak mengherankan jika ia sangat giat dalam menyuarakan kebebasan, persatuan, dan perlawanan masyarakat di benua Afrika tidak terlepas dari kecintaan sang penyanyi akan benua dimana leluhurnya berasal.

Survival (1979) Bob Marley

Survival (1979) Bob Marley

Album studio Bob Marley yang berjudul Survival mungkin adalah salah satu sumbangsih sang pionir musik reggae sebagai wujud dukungan nyata atas perjuangan negara-negara di benua Afrika melawan penjajahan dan juga menyebarkan virus perdamaian ke seluruh penjuru dunia.

Selain itu, hal lain yang bisa jadi ingin disampaikan dalam di album yang dirilis pada tahun 1979 ini adalah kritik terhadap bobroknya sistem pemerintahan serta sulitnya hidup dibawah garis kemiskinan yang tidak luput dari perhatian Marley.

“So Much Trouble in the World”, “Zimbabwe”, “Top Rankin'”, “Babylon System”, “Survival”, “Africa Unite”, “One Drop”, “Ride Natty Ride”, “Ambush in the Night”, dan “Wake Up and Live” adalah lagu-lagu yang ada di dalam Survival. Hampir keseluruhan lirik dari lagu-lagu di album ini ditulis sendiri oleh Bob Marley.

Zimbabwe merupakan lagu yang cukup menarik perhatian dari total 10 lagu yang termasuk ke dalam album ini. Seperti yang telah kita ketahui bersama, Bob Marley bukan berasal dari Zimbabwe. Namun, solidaritas terhadap perjuangan rakyat Zimbabwe untuk mencapai kemerdekaanlah yang membuat sang ikon dari Rastafari menulis lagu sebagai sebuah bentuk apresiasi untuk rakyat negara tersebut.

Marley mengajak kita menelusuri sejarah negara Zimbabwe melalui lagu ini. Lirik yang ia tulis pun memang bisa dikatakan cukup menggambarkan perjuangan rakyat negara tersebut, mulai dari perlawanan akan penjajahan Inggris hingga perang saudara berkepanjangan. Sebuah masa lalu yang berdarah sebelum menyatakan kemerdekaan penuh pada 18 April 1980.

Marley membawa kita untuk melihat zaman pendudukan Inggris dan upaya perlawanan yang perlu dilakukan oleh masyarakat Zimbabwe. Sebagai pengambaran apa saja yang nilai-nilai yang bisa jadi mendorong masyarakat Zimbabwe terbebas dari kejamnya penjajahan, Marley mengabadikannya dengan lirik.

Every man gotta right to decide his own destiny
And in this judgment, there is no partiality
So, arm in arms, with arms
We’ll fight this little struggle
‘Cause that’s the only way
We can overcome our little trouble

Nilai-nilai penting yang ingin disampaikan adalah kemerdekaan sebagai seorang individu atau kelompok pada bagian “Every man gotta right to decide his own destiny”. Lalu, ada nilai keadilan dalam sistem pemerintahan yang terwakili pada bagian “And in this judgment, there is no partiality”.

Selain itu, pentingnya persatuan untuk melawan penjajahan disuarakan pada bagian “So, arm in arms, with arms, We’ll fight this little struggle, ‘Cause that’s the only way, We can overcome our little trouble”. Hal menarik lain yang bisa kita lihat pada 4 baris terakhir ini adalah penggunaan kata “little” yang berdampingan dengan kata “struggle” dan “trouble”. Marley secara jelas ingin menyampaikan bahwa ketika semua rakyat bersatu dan melawan penjajahan hanya akan menjadi hal yang kecil.

bob marley zimbabwe

“No more internal power struggle. We come together to overcome the little trouble.” (Photo: Neville Garrick)

Meletusnya perang saudara pada tahun 1965 hingga awal tahun 1980 merupakan peristiwa memilukan yang terjadi pasca pendudukan Inggris. Berhentinya zaman pendudukan di suatu tempat tidak menjadi acuan tempat tersebut telah bebas secara penuh dari campur tangan para penjajah. Hal ini tidak luput dari pengelihatan Bob Marley dalam menulis lirik lagu ini.

No more internal power struggle
We come together to overcome the little trouble
Soon we’ll find out who is the real revolutionary
‘Cause I don’t want my people to be contrary

Pada bagian ini Marley mengajak kita untuk melihat keadaan pasca pendudukan dengan kalimat “No more internal power struggle” dan “We come together to overcome the little trouble” yang juga secara tidak langsung menggambarkan terhentinya penjajahan di tanah Zimbabwe. Namun, baris tersebut diikut oleh 2 baris lainnya yang berbunyi “Soon we’ll find out who is the real revolutionary” dan “Cause I don’t want my people to be contrary”. Kalimat ini secara jelas menggambarkan bahwa Zimbabwe telah terbelah menjadi dua kubu yang saling berlawanan pasca zaman pendudukan.

Ada bagian lain juga pada lirik lagu ini yang masih menyentuh pembahasan perang saudara berkepanjangan di Zimbabwe. Namun, berbeda dengan bagian lirik sebelumnya, bagian ini memaparkan keterlibatan negara lain yang ingin memecah belah persatuan negara Zimbabwe.

To divide and rule could only tear us apart
In everyman chest, there beats a heart
So soon we’ll find out who is the real revolutionary
And I don’t want my people to be tricked by mercenaries

Marley ingin kembali mengingatkan pentingnya persatuan untuk mengatasi masalah yang dialami negara Zimbabwe pada bagian “To divide and rule could only tear us apart” dan “In everyman chest, there beats a heart”. Lalu, kita menemukan kembali kalimat “So soon we’ll find out who is the real revolutionary” yang diikuti oleh baris selanjutnya yang berbunyi “And I don’t want my people to be tricked by mercenaries”.

bob marley zimbabwe

Patung Bob Marley di Zimbabwe (Photo: jamaicans.com)

Hal ini seakan menjadi penekanan bahwa perpecahan yang terjadi diinisiasi oleh sebagian pihak yang menginginkan Zimbabwe tetep “dibawah kontrol” dan mengurungkan niat deklarasi kemerdekaan. Selain itu, penggunaan kata “mercenaries” menggambarkan bahwa pihak-pihak yang mengingingkan hal demikian terjadi siap melakukan penipuan dan perlawanan berdarah untuk mencapai tujuannya.

Dari pemaparan di atas, kita bisa mengambil asumsi bahwa lagu beserta liriknya yang sarat makna memiliki fungsi yang lebih dari sekedar ungkapan perasaan sang penulis untuk menghibur para pencinta setianya. Namun, jika kita teliti lebih dalam, lagu dan liriknya bisa dijadikan salah satu sumber untuk mempelajari dan juga memaknai sejarah dari sisi lain di luar buku-buku tebal yang ada di perpustakaan.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect