Connect with us
girl in red
Photo: Jonathan Kise

Cultura Lists

Best Songs of Girl in Red

Kegalauan Gen-Z dan deklarasi cinta pada perempuan. 

Girl in red merupakan menjadi queer icon bagi generasi Z melalui lagu-lagu bedroom pop yang Ia ciptakan. Mulai aktif sebagai musisi yang terkenal di dunia maya pada 2017 silam, Marie Ulven Ringheim kerap menulis lagu bertema kesehatan mental, dilema remaja, dan deklarasi perempuan yang mencintai sesama gender.

Bernaung di bawah genre bedroom pop, Marie Ulven identik dengan instrumen gitar dalam mengkomposisi musik. Ketika musisi masa kini cenderung melakukan eksperimen dengan instrumen electronic, Girl in Red akan mencuri hari kita yang merindukan lagu-lagu dengan dasar gitar. Berikut sederet lagu terbaik dari Girl in Red. 

I Wanna Be Your Girlfriend

“I wanna be your girlfriend” merupakan lagu pertama Girl in Red yang menuai perhatian di jagat maya pada 2016 akhir. Kesuksesan melalui platform SoundCloud tersebut menjadi awal dari karir Marie Ulven sebagai musisi pada 2017. Menjadi lagu tentang cinta yang tak terbalas, “I wanna be your girlfriend” memuat curhatan menyakitkan yang bisa dialami oleh perempuan yang mencintai perempuan lain. Bagaimana ketika perempuan yang dicintai bukan pencinta sesama gender.

https://youtu.be/R6JTyM7ZhG4

Bad Idea!

Masih memuat kegetiran yang serupa, “bad idea!” merupakan salah satu diskografi Girl in Red yang kental dengan genre rock. Kali ini Marie curhat tentang ide buruk untuk menerima ajakan kencan impulsif dari perempuan yang sebetulnya tidak mencintainya. Lagu dibuka dengan instrumen drum dan gitar bernuansa garage yang repetitif. Memberikan emosi yang hype bagi para pendengarnya, berkecamuk dengan hasrat sekaligus perasaan menyesal.

Dead Girl in the Pool

Banyak yang menyebutkan bahwa “dead girl in the pool” merupakan “Last Friday Night (T.G.I.F.)”-nya GenZ. Mulai dari makna yang terkandung dalam lirik, hingga konsep video klipnya. Bedanya, jika hits Katy Perry merupakan lagu perayaan akhir pekan yang nge-pop, “dead girl in the pool” memuat makna yang lebih personal, suram, dibalut dengan musik bedroom pop tenang. Marie menyebutkan bahwa “dead girl in the pool” merupakan lagu yang Ia tulis tentang perasaan gelisah dan krisis identitas. 

Girls

Melalui “Girls”, Marie Ulven mendeklarasikan bahwa dirinya menyukai perempuan. Sudah bukan rahasia semenjak lagu pertamanya terkenal, “Girls” terasa sebagai hadiah dari Girl in Red untuk para penggemarnya yang juga memiliki orientasi sama dengannya. Dibalut dengan aransemen dream pop yang euphoric, lagu ini sudah seperti coming out-anthem bagi para perempuan yang mencintai sesama gender. 

Summer Depression

‘Depresi’ dewasa ini kerap disalah-artikan sebagai ‘estetika’, khususnya pada GenZ yang hidup dalam era internet. Namun Girl in Red menyatakan bahwa lagunya, “summer depression” bukan wujud dari mengglamorkan perasaan depresi. Ia sekadar ingin mencurahkan apa yang Ia rasakan melalui sebuah lagu. Termasuk salah satu lagu eksplisit dari Girl in Red, memuat perasaan bosan, depresi, mati rasa, hingga keinginan mengakhiri hidup setiap kali musim panas yang datang setiap tahun. 

Serotonin

“Serotonin” menjadi single pertama menuju album debutnya, “if i could make it go quieter”. Ada banyak hal menarik dalam proses produksi lagu ini. Mulai dari kolaborasi dengan FINNEAS sebagai produser hingga Marie yang mencoba untuk nge-rap. Keterbukaan Girl in Red dalam mencoba hal baru pun berbuah baik, karena akhirnya Ia mampu menyajikan materi musik yang lebih variatif pada album perdananya. Tak hanya main aman dengan rumus komposisi musik yang begitu-begitu saja, “Serotonin” menjadi salah satu track eksperimental pada album “if i could make it go quieter”. 

I’ll Call You Mine

“I’ll Call You Mine” juga menjadi salah satu lagu terbaik Girl in Red dalam album perdananya. Marie Ulven menyebutkan bahwa komposisi lagu ini terinspirasi dari suasana liburan musim panas. Ia memulai komposisi dengan instrumen gitar yang bernuansa alternative. Kemudian diakselerasi dengan reverb yang memberikan nuansa dreamy pada lagu tentang cinta tersebut. Marie mengungkapkan bahwa dirinya mengalami cukup banyak kekecewaan cinta di masa lalu. “I’ll Call You Mine” merupakan sebuah permintaan pada seseorang yang Ia cintai untuk berkomitmen atau meninggalkan jika memang tidak ada rasa.

Dschinghis Khan Dschinghis Khan

Dschinghis Khan: Musik Disco yang Melekat di Era 70-an

Music

Megan Thee Stallion Megan Thee Stallion

Megan Thee Stallion: Megan Act II Album Review

Music

The Babadook (2014) The Babadook (2014)

7 Rekomendasi Film Horor untuk Menemani Malam Halloween

Cultura Lists

St. Vincent: All Born Screaming Album Review St. Vincent: All Born Screaming Album Review

St. Vincent: All Born Screaming Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect