Ghost merupakan band rock asal Swedia yang dikenal dengan ciri khas presentasi teatrikal dan misterius, menggabungkan elemen heavy metal, rock, hingga pop dengan gaya visual unik. Estetika band ini terinspirasi dari genre horor, okultisme, dan tema-tema satanic.
Mengumandangkan musik metal yang catchy, pertunjukan panggung yang dramatis, cita rasa horor metal yang original telah berkontribusi pada popularitas dan daya tarik tersendiri dari Ghost yang sulit kita temukan dari band lain.
Musik Ghost memperdengarkan musik metal yang melodis catchy, dengan riff gitar berat, dan chorus yang catchy. Kadang dipadukan dengan elemen pop dan disco, menghasilkan komposisi lagu yang sulit untuk dilabeli hanya dengan genre generik. Tobias Forge sebaga frontman bersama member satu bandnya kerap mengeksplorasi tema supernatural, agama, dan misteri dalam lirik-lirik lagu mereka. Berikut sederet lagu terpopuler dan terbaik dari Ghost.

Cr. Jimmy Hubbard
Mary On A Cross
“Mary On A Cross” menjadi salah satu lagu metal yang catchy dengan riff gitar berat, memamerkan gaya khas dari Ghost. Judul dan lirik lagu juga menjadi salah satu yang terinspirasi dari tema citra agama dan okultisme, dikemas dalam presentasi yang artistik dan teatrikal.
Lagu ini menjadi bagian dari album keempat mereka, “Prequelle” pada 2018. Album ini menampilkan beragam jenis lagu yang mengeksplorasi perpaduan unik band ini, dengan pengaruh rock, metal, dan pop dan eksekusi konsep cerita dark humor menyinggung tema utama.
Square Hammer
“Square Hammer” merupakan satu-satunya single original Ghost dalam EP “Popestar” pada 2016 silam. Dimana EP tersebut sisanya diisi dengan lagu-lagu cover. “Square Hammer” merupakan lagu terbaik dari Ghost, menarik perhatian penggemarnya dengan riff gitar sejak opening yang kemudian terus menjadi candu bagi para penggemar musik metal.
Lagu ini merupakan hits tersukses dari Ghost, hingga mencapai peringkat pertama dalam chart Billboard Mainstream Rock. Penikmat musik rock jatuh hati dengan energi dari lagu ini, menjadi salah satu yang paling seru ketika dibawakan oleh Ghost dalam konser mereka. Meski sudah menjadi rilisan yang lama, ini adalah jenis hits yang tak pernah meninggalkan playlist penggemanya.
Cirice
Mengalahkan Slipknot dan Lamb Of God, “Cirice” dinobatkan sebagai Best Metal Performance oleh Grammy Award pada 2016. Prestasi tersebut telah membawa karir Ghost di skena musik rock khususnya metal semakin populer. Dalam album “Meliora”, Ghost kembali fokus pada komposisi riff gitar yang selalu menjadi kekuatan mereka dan “Cirice” menjadi track terbaik dalam album tersebut.
Lagu ini memiliki melodi yang mencekam di awal, kemudian berubah menjadi intens dan cepat memasuki pertengahan. Menggabungkan instrumen gitar yang gelap dengan piano serta chorus yang mudah diikuti untuk bernyanyi bersama dengan pendengarnya.
Rats
Album “Prequelle” mengambil inspirasi dari Black Plague yang di sesuai dengan kekacauan peradaban manusia masa kini. “Rats” menjadi lagu yang up beat dengan riff gitar mantap dan chorus catchy yang membuat pendengarnya bersemangat.
Ghost mencampurkan gaya melodi hard rock mereka dengan sedikit sentuhan dari musik pop Swedia. Setelah perubahan dalam susunan band pada 2016, “Rats” menunjukan dedikasi Forge untuk mengembangkan musik Ghost sambil mempertahankan ciri khas mereka yang unik.
Dance Macabre
“Prequelle” menjadi album dengan konsep cerita yang paling kompleks dalam diskografi Ghost. Memperkenalkan persona baru yang mereka sebut Kardinal Copia, pendiri dinasti iblis, serta Papa Nihil, melalui video musik yang menambah misteri pada kisah band ini. Lagi-lagi Ghost hendak mengajak penggemarnya menari dengan alunan metal disco racikan mereka.
Ini adalah party anthem dari Ghost bersama penggemarnya. “Dance Macabre” memiliki nuansa yang playful, dan lirik yang cerdik, ‘just wanna be, wanna bewitch you’, menunjukan keahlian Forge yang menulis lirik catchy namun tetap original dan sedikit jenaka.
He Is
Fakta menarik He Is” sebenarnya ditulis pada 2007, tetapi Ghost menghadapi tantangan dalam mencari cara yang tepat untuk menyertakan lagu ini dalam koleksi mereka hingga album “Meliora”.
Berkat Papa Emeritus III, lagu ini menemukan tempatnya sebagai hits yang catchy dan dipengrauhi oleh pop yang cocok dengan gaya band. Ini membuka jalan bagi musik anthemic yang semakin populer dari Ghost setelah mereka merilis “Square Hammer”.
Miasma
Satu lagi track dengan instrumen keren dari “Prequelle” adalah “Miasma”. Dalam lagi ini, Ghost mengeksplorasi campuran musik progresif 80an dengan synth, suara dramatis, dan solo saxophone pada bagian akhir. Sama seperti kebanyakan lagu terbaik mereka, “Miasma” berubah dan menjadi sesuatu yang berbeda dari awalnya.
Lagu ini memiliki nuansa space rock yang murung, tetapi pada akhirnya berubah menjadi ledakan suara gitar yang kuat. “Miasma” bisa jadi satu lagi lagu terbaik Ghost yang timeless di playlist penggemarnya.
Kiss The Go-Goat
“Kiss The Go-Goat” akan membawa kita kembali ke dunia psychedelic rock era 60an. Hasilnya sama menariknya seperti ekspektasi; lagu yang cheesy namun langsung melekat di ingatan sejak kita dengarkan untuk pertama kali.
Di tengah sentuhan satanic dari Ghost, lagu ini benar-benar terasa seolah berasal dari tempat yang sama dengan band-band seperti Spooky Tooth atau 13th Floor Elevators, yang menunjukkan apreasi Forge pada sejarah rock.
Hunter’s Moon
Konsep tema Ghost memiliki hubungan kuat dengan film horor lama (seperti sosok Dracula dan Frankenstein) dan film horor dari era 70an. “Hunter’s Moon” merupakan lagu Ghost yang menjadi soundtrack dari fil slasher, “Halloween Kills” pada 2021.
Lagu ini juga menjadi salah satu track dari album kelima mereka, “Impera”. Baru-baru ini Ghost juga kembali mengisi soundtrack film horor, “Insidious: The Red Door” bersama Patrick Wilson, dengan track berjudul “Stay”.
Per Aspera Ad Inferi
Pada album “Infestissumam” 2013, Ghost membawa tema okultisme dan nihilisme dalam lagu “terkutuk” sebagai langkah yang berani. Sejak awal, Ghost memang sudah cerdik meminjam konstruksi tradisional elemen keagungan salah satu citra agama, kemudian merombaknya menjadi sesuatu yang lebih gelap dan teatrikal.
Dalam lagu ini, Papa Emeritus II memutar maksim Latin yang penuh semangat. ‘Per Aspera Ad Inferi’ sendiri berarti ‘melalui kesulitan menuju neraka’. Suara gitar yang hangat dan irama yang energik mendorong ke salah chorus yang catchy. Ini salah satu diskografi era awal Ghost yang belum mainstream.
