Connect with us
Beef Review
Cr. Netflix

TV

Beef Review: Bukan Drama Romantisme Balas Dendam

Steven Yeun dan Ali Wong sajikan chemistry kuat sebagai musuh yang tak terhentikan.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Beef” merupakan Netflix Original Series terbaru yang diproduksi oleh A24, diciptakan oleh Lee Sung Jin. Drama comedy thriller ini dibintangi oleh Steven Yeun (Burning) dan Ali Wong, serta bertabur aktor Asia lainnya. Mulai dari Joseph Lee, Young Mazino, David Choe, dan Patti Yasutake.

Steven Yeun berperan sebagai Danny Cho, seorang kontraktor gagal, sementara Ali Wong adalah Amy Lau, entrepreneur yang mengalami banyak tekanan dan tidak puas dengan kehidupannya.

Terlalu lelah dengan kehidupan dan terlalu lama menahan emosi, keduanya bertemu dalam situasi yang membuat mereka meledak dan semakin tidak terkendali. Berawal dari percekcokan di jalanan, permusuhan yang terlanjur terjadi menjadi sekuen pelampiasan stress yang membawa keduanya pada konsekuensi yang tidak terduga.

“Beef” menjadi serial Netflix bergenre komedi tragedi yang kalut, penuh kekacauan, dan sekuen keputusan-keputusan yang salah. Namun lebih dari romantisme balas dendam yang belakagan marak di dunia hiburan mainstream, “Beef” justru hadir untuk mengikatkan kita konsekuensi dari balas dendam yang tak berujung.

Beef Review

Drama Midlife Crisis dalam Skenario Bergenre Thriller Comedy

Kisah Danny Cho dan Amy Lau dalam “Beef” pada dasarnya mengandung permasalah umum, yaitu midlife crisis. Danny Cho sebagai anak laki-laki sulung merasa memiliki beban sebagai tulang punggung keluarga. Masih melajang, pikirannya hanya diisi dengan usaha mewujudkan bisnis kontraktornya dan menghasilkan banyak uang untuk membanggakan orang tua.

Sementara Amy Lau adalah seorang istri, ibu, dan entrepreneur di bawah bayang-bayang nama besar keluarga suaminya sebagai seniman. Ia hanya ingin menjadi ibu yang menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya, June. Namun ia hanya semakin terjerumus dan terjerat dalam kehidupan wanita karir yang sibuk.

Kedua karakter yang menjadi hidangan utama dalam “Beef” merupakan representasi orang-orang yang sedang mengalami midlife crisis. Ada banyak skenario krisis kehidupan dengan detail yang berbeda, kisah Danny dan Amy sudah sangat ringkas dan tepat sasaran untuk menjangkau penonton secara umum.

Genre komedi tragedi merupakan tema spesifik yang rawan gagal dalam mencuri hati penonton. Karena ada yang merasa tidak nyaman dengan naskah penuh kesialan bertubi-tubi hingga tidak lagi terasa lucu lagi. Namun, “Beef” berhasil mengolah sajian komedi tragedi dengan komposisi yang tepat. Hal ini karena kesinambungan antara sebab dan akibat dalam plotnya.

Kita juga tak melulu melihat pertikaian liar antara Danny dan Amy, plot dimana keduanya menjalani hidup secara terpisah juga memiliki kisahnya sendiri yang menarik untuk disimak.

Beef Review

Penampilan Terbaik Steven Yeun dan Ali Wong

Kualitas akting Steven Yeun dan Ali Wong menjadi salah satu keunggulan dari “Beef”. Sangat banyak showcase akting yang emosional dari keduanya, beberapa sudah viral di media sosial karena memang berkesan dan akan sulit dilupakan oleh penontonnya. Terutama Steven Yeun yang bisa dibilang memberikan penampilan terbaik dalam serial ini. Padahal secara penokohan keduanya juga tidak digambarkan sebagai karakter yang spesial.

Baik Amy adalah seorang entrepreneur sukses sekalipun, kita bisa melihat banyak wanita seperti Amy di luar sana, begitu pula Danny. Permainan peran mereka menjadi spesial ketika keduanya mampu menampilkan emosi yang otentik. Chemistry mereka sebagai musuh bebuyutan yang instan dapat banget, aspek ini sangat penting untuk kesinambungan plot dalam “Beef”.

Keduanya sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan yang manusiawi, ditampilkan dengan porsi yang seimbang tanpa bias pada salah satu karakter. Sebagai drama tentang balas dendam, sangat menarik ketika setiap aksi balas dendam yang ditampilkan tidak akan membuat kita puas. Penonton malah akan memohon kedua karakter ini segera mengakhiri pertikaian dan menjalani hidup mereka dengan baik.

Ketika Amy disalahi oleh Danny, kita akan khawatir pada Amy, dan sebaliknya. Pada akhirnya, “Beef” sebetulnya adalah drama tentang balas dendam yang berpihak pada kedamaian.

Kualitas Produksi ala A24 yang Artistik

Kalau sudah di bawah naungan A24, kita semua pasti sudah memiliki ekspektasi tinggi akan eksekusi produksi desainnya yang artistik. “Beef” merupakan salah satu serial dengan sinematografi terbaik di Netflix saat ini. Arahan visual dari rumah produksi ini memang selalu menyamankan mata penontonnya. Meski naskahnya panas, visual serial ini terlihat hangat dan smooth.

Arahan temanya juga terlihat serius dalam membangun suasana di sekitar masing-masing karakter. Danny Cho adalah pria yang hidup di lingkaran sosial menengah ke bawah, sementara Amy Lau adalah wanita dari kelas sosial menengah ke atas. Desain rumah Amy menjadi salah satu set terbaik dalam serial ini, dan masih banyak lagi-lagi lokasi-lokasi high class yang benar-benar serius dihadirkan untuk hasil visual yang artistik.

Tak hanya elemen visual, “Beef” tahu jelas segmentasi penonton dari serialnya. Sebagai drama bermuatan midlife crisis di tahun 2023, pastinya kisah dalam serial ini lebih relevan untuk kita generasi X dan millennial. Setiap episode “Beef” ditutup dengan lagu-lagu hits dari era 1999an hingga 2000an. Mulai dari Hoobastank, Incubus, dan masih banyak lagi.

“Beef” merupakan serial drama kehidupan terbaik di Netflix saat ini. Lebih dari sekadar drama tentang balas dendam yang bikin naik darah, ada banyak pelajaran tentang kehidupan yang bisa kita ambil dari pertikaian Danny dan Amy.

Ini bukan drama yang menampilkan romantisme dalam balas dendam, justru membuat kita mawas diri agar lebih bijak dalam mengendalikan amarah.

A Town Without Seasons Review: Suka Duka Warga Hunian Sementara yang Eksentrik

TV

Hazbin Hotel Hazbin Hotel

Hazbin Hotel Review: Balada Hotel di Neraka

TV

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

Connect