Connect with us

TV

Because We Forget Everything: Dorama yang Memiliki Karakteristik Spesifik Dalam Menciptakan Vibe

Mengikuti rutinitas penulis novel misteri ketika kekasihnya menghilang.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Because We Forget Everything” merupakan serial Disney+ Original pertama dari Jepang. Dorama ini diciptakan oleh Yukiko Sode, sutradara dari film “Aristocats” (2021), dibintangi oleh aktor populer, Hiroshi Abe (sebagai M) dan aktris Machiko Ono (sebagai F).

M adalah seorang penulis novel misteri yang semakin populer. Telah menjalin hubungan dengan kekasihnya yang dijuluki F selama beberapa tahun, F tiba-tiba menghilang setelah malam Halloween. Selagi mencari keberadaan sang kekasih, M juga sedang disibukan dengan project menulis buku esai pertamanya.

Dorama bergenre slice of life sudah sering kita temukan di Netflix, drama Jepang seperti “Midnight Diner” dan “Izakaya Bottakuri”, dimana keduanya berlatar di tempat makan sebagai lokasi terjadi interaksi antar pengunjung.

“Because We Forget Everything” juga dihiasi dengan elemen yang sama, namun cangkupan kisah protagonisnya lebih luas. Jika dibandingkan dengan serial yang tersedia di Disney+ Hotstar lainnya, bisa dibilang serial Jepang ini menghadirkan nuansa yang baru; serial tentang drama kehidupan yang lebih tenang.

Mengikuti Rutinitas Seorang Penulis Novel yang Suka Nongkrong di Cafe

Buat yang sudah familiar dengan pola slice of life Jepang, baik dorama maupun anime, pasti bisa beradaptasi dengan fase serial yang cukup tenang ini. Seperti genre slice of life Jepang pada umumnya, latar plot dari “Because We Forget Everything” ini cukup kronologis dan berjalan secara natural, layaknya kehidupan yang terus berlangsung.

Latar waktu berawal sekitar akhir tahun, setelah Halloween. Kemudian menuju masa-masa liburan, hingga perayaan Tahun Baru. Kemudian serial berakhir ketika M sedang menikmati musim panas.

Perbedaan musim bisa terlihat dari suasana kota, cafe, dan pilihan pakaian dari setiap karakter. Kita juga hanya mengikuti rutinitas M yang bisa dibilang cukup monoton. Tiap hari kalau tidak di rumah, Ia suka nongkrong di Light Bar, atau di Mermaid Cafe dimana Ia kerap bertemu dengan rekan kerja dari penerbitan. Selain dua cafe langganan tersebut, cafe menjadi latar yang cukup banyak muncul dalam tiap episode serial ini.

Melalui premisnya, mungkin banyak dari kita memiliki ekspektasi akan dorama misteri yang menegangkan dan penuh teka-teki. Padahal serial ini memiliki cerita dan plot yang sangat tenang dan santai. Begitu melihat tema keseluruhan, judul yang awalnya memberikan kesan serius, akan berubah menjadi ungkapan yang bermakna melankolis dan cukup emosional.

Protagonis Plegmatis dengan Pemikiran yang Menarik

Satu lagi ciri khas dari dorama slice of life adalah protagonis yang kerap berkepribadian plegmatis. M merupakan protagonis yang memenuhi stereotip umum pria Jepang dibayangan kita. Merasa nyaman dalam rutinitas yang sama, menyukai hal membosankan, dan sebisa mungkin menghindari konflik. Bahkan ketika kekasihnya menghilang, Ia juga tidak membesar-besarkan hal tersebut. Ia tetap melanjutkan rutinitasnya sembari mencari informasi tentang F jika sempat.

Meski plotnya datar, begitu pula karakter M yang sangat pasif dalam bertindak, sebagai penulis M memiliki pemikiran yang lebih menarik untuk diselami. Kita akan ditemani oleh narator dengan suara wanita (diisi oleh Machiko Ono). Butuh beberapa saat sampai kita menyadari bahwa narator adalah suara M ketika sedang berpikir. Sentuhan yang unik bahwa M ternyata berpikir dengan suara kekasihnya setiap saat.

Dorama dengan Vibe yang Hangat dan Bikin Nyaman Penonton

“Because We Forget Everything” merupakan dorama yang memiliki karakteristik spesifik dalam menciptakan vibe. Dari perspektif protagonis sebagai penulis berkepribadian tenang, menjalani kehidupan sendirian di kota dengan vibe ala Jepang modern yang khas. Kita mungkin tidak bisa memberikan deskripsi yang menarik untuk M sebagai protagonis. Namun Ia jelas menarik dalam segi pembawaan dan auranya.

Buat yang menyukai vibe cafe-cafe yang cozy, serial ini menghadirkan kenyamanan yang sama melalui produksi visual, cerita, hingga sajian musiknya. Setiap episode hanya berdurasi kurang lebih 20 menitan. Kemudian selalu diakhiri dengan penampilan musisi indie Jepang yang berbeda-beda. Dimana mereka tampil dengan konsep live performance di Light Bar, sebagai latar utama dari serial ini.

Secara keseluruhan, “Because We Forget Everything” menjadi sajian slice of life yang menenangkan. Bisa jadi rehat yang menyegarkan bagi sudah lelah mengikuti berbagai serial superhero maupun serial masa kini yang lagi-lagi drama true crime sadis.

Sayang sekali serial ini tidak mendapatkan perhatian yang cukup besar di media, padahal dalam segi produksinya juga terlihat maksimal dieksekusi dengan perhatian yang detail dalam setiap aspeknya. Menghadirkan dorama khas Jepang yang moody dan melankolis.

House of Ninjas House of Ninjas

House of Ninjas Review: Laga Ninja Berlatar Thriller Spionase Modern

TV

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

Plus Minus Avatar: The Last Airbender Live Action

TV

Mr. & Mrs. Smith Mr. & Mrs. Smith

Mr. & Mrs. Smith Review: Marriage Story dengan Laga dan Ledakan

TV

Connect