“Aristocrats” (2021) merupakan film drama Jepang terbaru yang disutradarai oleh Yukiko Sode. Naskah drama ini diangkat dari novel “Ano Ko wa Kizoku” oleh Mariko Yamauchi pada 2015 silam.
Hanako (Mugi Kadowaki) adalah perempuan yang lahir dari keluarga terpandang dan kaya. Sementara Miki (Kiko Mizuhara) besar di kota kecil dalam keluarga yang pas-pasan, Ia pun merantau ke Tokyo untuk menjalani hidup lebih sejahtera. Keduanya terkait dalam satu cerita ketika berhubungan dengan pria yang sama.
Meski memiliki premis ala drama dengan skandal dan intrik, “Aristocrats” memiliki kisah yang tampak didedikasikan untuk perempuan Jepang pada umumnya. Dengan stereotip pada perempuan yang tak jauh berbeda dengan masyarakat kita, ada banyak hal yang bisa kita maknai dan pelajari tentang budaya dan pandangan sosial konservatif yang masih menghantui banyak perempuan Asia di era modern ini.
Menyimak Kisah Hanako dan Miki dari Kelas Sosial yang Berbeda
Diangkat dari karya sastra, film berdurasi dua jam ini ditandai dengan beberapa bab yang menandai akselerasi pada plot. Pada babak pertama, kita akan menyimak cerita dari sudut pandang Hanako.
Hanako merupakan gambaran perempuan Jepang dari keluarga terpandang yang disibukan dengan berbagai tuntutan sosial konservatif. Sebagai penonton dari kalangan masyarakat biasa, kita akan dibawah ke dunia ‘aristokrat’ modern. Dimana perjodohan dan menjunjung martabat keluarga merupakan hal yang penting. Tanpa pembawaan yang naskah yang dramatis, kita bisa memahami bahwa masih ada keluarga konservatif yang bermain bangsawan pada era modern ini.
Transisi dari sudut pandang Hanako menuju kisah Miki dieksekusi dengan sangat mulus. Kisah Hanako sendiri sudah sangat memikat, membuat kita ingin mengetahui perkembangannya tahap demi tahap dengan sabar. Hingga akhirnya Miki masuk dalam cerita, kita akan merasakan sedikit lonjakan dalam hati dengan ekspektasi pahit untuk karakter Hanako yang sudah mencuri simpati kita pada babak pertama.
Memasuki sudut pandang Miki, banyak hal mungkin akan terasa lebih relate bagi kita yang berasal dari masyarakat kelas standar. Jika mencari suami yang tepat menjadi permasalahan Hanako, Miki memiliki masalah dalam mewujudkan mimpinya sebagai perempuan mandiri. Ia tidak ingin putus sekolah dan berusaha menopang kehidupannya sendiri setelah ayahnya tidak lagi bekerja.
Film Drama Slow Pace Tanpa Konflik yang Dramatis
“Aristocrats” termasuk film dengan perkembangan plot yang sangat lambat, namun tidak akan membosankan bagi kita yang menyukai genre slice of life. Jika menyukai film seperti “Little Women”, “Brooklyn” (2015), dan film sejenisnya yang plotnya merupakan sekuen momen dalam kehidupan yang natural, dijamin film drama Jepang satu ini akan terasa bermakna dan memberikan banyak pemahaman melalui dialog dan narasinya.
Durasi yang panjang mengajak kita untuk mengenal karakter kedua karakter dalam kisah ini. Tanpa narasi voice-over, penonton akan mengenal penokohan masing-masing karakter melalui ekspresi mereka dalam hening, keputusan yang mereka ambil, dan beberapa dialog yang terjadi. Menyimak dialog dari para karakter pendukung juga memberikan informasi yang menarik, terutama tentang pandangan masyarakat Jepang secara umum tentang perempuan.
Dengan premis Hanako dan Miki yang berkaitan karena seorang pria, pasti ada ekspektasi akan plot yang dramatis ala drama opera sabun. Namun, secara mengejutkan, interaksi antara Hanako dan Miki disajikan dengan skenario yang tidak akan kita duga. Tidak monumental namun menarik untuk dipahami sehingga tetap meninggalkan kesan. Film ini termasuk film yang nyaman untuk disimak karena bukan drama yang akan menguras hati penontonnya, namun menghibur dengan materi filosofis kehidupan.
Memaknai Nasib dan Kebahagian pada Perempuan
Pertanyaan pertama yang hendak diberikan pada penonton sebelum menyimak kisah Hanako dan Miki adalah ‘apakah kebahagian bisa kita dapatkan seandainya kita lahir dalam kelas sosial tertentu?’. Apakah Hanako memiliki potensi lebih tinggi untuk mendapatkan hidup ideal dibandingkan Miki yang dari kelas sosial lebih rendah?
Dalam kisah ini, kita akan disuguhi pandangan umum tentang kehidupan dalam kebudayaan tertentu, dalam skenario ini budaya Jepang. Untungnya, budaya mereka masih cukup dekat dengan budaya kita sehingga film ini akan terasa relatable untuk dinikmati. Kemudian melalui dua karakter utama, kita akan belajar bagaimana menyikapi pandangan sosial tersebut.
Bahwa pada akhirnya, tak peduli latar belakang sosial, setiap perempuan dihadapkan oleh masalah tertentu untuk mencapai kehidupan yang ideal. Namun, semuanya akan terasa lebih ringan jika seorang perempuan mengetahui apa yang menjadi impiannya dan mengambil kendali dalam menentukan nasibnya.
“Aristocrats” merupakan salah satu judul terbaik dalam line up Japanese Film Festival Online 2022 (JFF+) yang sedang berlangsung secara daring. Kita hanya bisa menonton film Jepang dalam JFF+ hingga 27 Februari mendatang.