Connect with us
Air
Amazon Studios

Film

Air Review: Alasan Air Jordan Bukan Sepatu Nike Biasa

Film biopik bisnis dengan pitching memikat, fokus, dan sentimental.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“Air” merupakan film drama biopik bertema bisnis yang di sutradarai oleh Ben Affleck (yang juga menjadi aktor dalam film ini) dan dibintangi oleh Matt Damon sebagai Sonny Vaccaro, maketing executive Nike divisi sepatu basket. Film ini juga bertabur bintang Hollywood papan atas lainnya, mulai dari Jason Bateman, Marlon Wayans, Chris Messina, Chris Tucker, dan Viola Davis.

Buat penggemar sepatu dan olahraga basket, pastinya tidak asing dengan seri sepatu Nike paling legendaris, Air Jordan yang rilis pada 1985. “Air” merupakan kisah dibalik usaha dan ambisi Sonny Vaccaro dalam mengusahakan terwujudnya kolaborasi Michael Jordan dan Nike yang ternyata tidak mudah dan memiliki risiko besar, sebelum sejarah menyaksikan, bagaimana sepatu tersebut menjadi salah satu sepatu tersukses yang pernah dirilis oleh Nike.

“Air” merupakan film biopik bisnis yang kurang lebih sama seperti film biopik baru juga tahun ini, “Tetris”, dan “The Founder” (2016). Dimana lebih menyorot strategi dan permainan bisnis dibalik suatu brand atau produk komersil yang ikonik.

Air

Eksplorasi Kisah Tidak Terduga Dibalik Sepatu Air Jordan

Bicara tentang produk sepatu paling populer, Air Jordan bukan satu-satunya rilisan sepatu paling ikonik dan terlaris yang ada di sejarah bisnis penjualan sepatu, bukan? “Air” bisa jadi film biopik dengan naskah yang mengeksplorasi kisah di balik sebuah benda komersil terbaik saat ini.

Jika Air Jordan bisa mendapatkan biopik yang didedikasikan hanya untuk satu seri sepatu, mengapa tidak Chuck Taylor All-Stars milik Converse atau Beckenbauer, tracksuit ikonik Adidas? Karena kedua produk tersebut tidak memiliki nilai sentimental dan sepersonal Air Jordan.

Alex Convery dan Ben Affleck tak hanya memproduksi film “Air” karena popularitas Michael Jordan dan kesuksesan penjualan dari produk ini. Ada banyak kisah tidak terduga yang ternyata berkontribusi dalam mewujudkan sepatu Air Jordan dan apa saja dampak positif yang telah dihasilkan dari penjualan sepatu ini. Baik dalam skala kecil, maupun skala besar.

Kisah-kisah tersebut memiliki nilai sentimental untuk orang-orang yang bekerja di Nike, Michael Jordan berserta keluarganya, hingga anak-anak muda dan atlet pada masanya. Bagaimana sebuah sepatu mampu mengubah kehidupan banyak orang.

Alex Convery sebagai penulis naskah sangat lihai merangkum dan merangkai semua poin esensial dalam perjalanan mewujudkan Air Jordan yang patut diketahui oleh penonton. Film dengan naskah yang fokus, ringkas, menghibur, dan insightful dalam durasi 1 jam 52 menit.

Tribute pada Orang-orang Dibalik Air Jordan dan Sosok Michael Jordan

Semua aktor yang bermain peran dalam “Air” memberikan penampilan akting terbaik mereka. Penampilan mereka adalah tribute bagi setiap tokoh yang mereka perankan, karena setiap tokoh yang terlibat dalam mewujudkan sepatu Air Jordan ini memiliki peran penting masing-masing. Mulai dari Sonny Vaccaro, Phil Knight, CEO Nike yang diperankan oleh Ben Affleck, Violas Davis sebagai Deloris Jordan, ibu Michael, hingga Matthew Maher yang berperan sebagai Peter Moore, designer sepatu Air Jordan.

Ben Affleck memiliki keputusan menarik untuk tidak meng-cast aktor yang di-highlight sebagai Michael Jordan. “Air” bahkan tidak menunjukan wajah aktor yang bermain sebagai Michael Jordan sepanjang film. S

ebetulnya alasannya biasa, Affleck beranggapan tidak ada aktor yang mampu menandingi kharisma Michael Jordan. Namun, keputusan ini justru membuktikan kekuatan naskah “Air” yang seharusnya menjadi panggung untuk Air Jordan, bahkan tanpa kehadiran Michael Jordan. Sebegitu berartinya sepatu Air Jordan secara universal dan pesan tersebut telah tersampaikan.

Namun ada cuplikan dokumentasi asli dari Michael Jordan yang diselipkan dalam film, diiringi dengan dialog dan narasi yang tepat. Tak lantas lupa mengangkat Michael sebagai bintang dibalik brand Air Jordan, kembali lagi, naskah “Air” juga memiliki kekuatan dalam membuat sosok legendaris ini sangat diinginkan, melalui dialog yang dibawakan oleh karakter lainnya. Karena pada akhirnya, Air Jordan bukan sepatu biasa karena kehadiran Michael Jordan.

Dialog Humoris Cerdik dan Nostalgia Trend Amerika Era 80an

“Air” bukan film biopik bisnis yang juga dieksekusi dengan sentuhan humor cerdik. Tahu kapan harus serius dan kapan komedi bisa diselipkan dalam suatu adegan. Membuat film ini terasa segar dan menyenangkan secara keseluruhan, karena Air Jordan merupakan produk yang hype dan fashionable, it’s supposed to be fun! Naskah film ini memiliki penulisan dialog yang kuat dan berisi, begitu pula eksekusi humornya yang tepat sasaran mampu memberikan selingan tawa pada penontonnya.

Selain menghibur karena humornya, “Air” juga memiliki visual yang khas Amerika 80an. Tak hanya menunjukan Nike, kita juga akan melihat kompetitor mereka, Converse dan Adidas, dua brand sepatu yang juga menjadi bagian dari budaya pada eranya. Kemudian pilihan musik dan referensi budaya pop di sana sini, menghasilkan film yang berhasil menghidupkan vibe dari era tersebut.

“Air” ibarat presentasi pitching terbaik untuk sepatu Air Jordan. Film ini benar-benar berhasil memberikan makna pada sepatu terlaris Nike tersebut dan mengapa kisah suksesnya berbeda dengan produk komersil lainnya serta patut diangkat sebagai kisah yang disaksikan oleh banyak orang. Ini merupakan salah satu jenis suguhan biopik yang inspiratif dan optimis, otomatis menyenangkan. Buat yang tidak sempat nonton di bioskop, “Air” sudah bisa di-streaming di Prime Video.

24 Jam Bersama Gaspar 24 Jam Bersama Gaspar

24 Jam Bersama Gaspar Review: Petualangan di Negeri Distopia Suram

Film

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

American Fiction Review American Fiction Review

American Fiction Review: Film Satir Sajikan Prespektif Baru dari Black Culture

Film

Bradley Cooper Bradley Cooper

10 Film Bradley Cooper Terbaik dan Terpopuler

Cultura Lists

Connect