Connect with us
A Copy of My Mind Review
Sari (Tara Basro) | Lo-Fi Flicks

Cultura Lists

10 Rekomendasi Film Potret Kehidupan di Jakarta

Mulai dari drama ringan yang menyentuh hati hingga kerasnya hidup di ibukota.

Jakarta selalu punya cerita menarik di balik gedung pencangkar langit hingga pemukiman penduduknya. Sebagai pusat dari segala urusan kenegaraan dan hiburan, selalu ada isu menarik yang ditangkap oleh sineas lokal, kemudian disulap menjadi naskah film yang menarik. Mulai dari potret perjuangan working class di ibukota, standar sosial di kalangan atas, hingga isu kesenjangan sosial dengan bumbu politik.

Kota Jakarta yang riuh di pagi hari dan gemerlap di malam hari juga kerap menjadi panorama sempurna dalam film. Berikut beberapa rekomendasi film potret kehidupan di Jakarta terbaik yang patut ditonton.

Jakarta vs Everybody (2020)

Dibintangi oleh Jefri Nichol sebagai Dom, “Jakarta vs Everybody” bercerita tentang seorang pemuda yang merantau ke Jakarta. Sudah menjadi trend lokal bagi setiap penduduk Indonesia untuk merantau ke ibukota dengan harapan akan kehidupan yang lebih baik.

Nyatanya, tak semua jalan di kota besar ini membawa kita pada nasib baik, salah pergaulan bisa menjadi akhir dari kita. Seperti Dom yang malah terjerumus dalam lingkaran narkoba dan membuatnya mempertanyakan kembali antara mimpi dengan realita yang ada.

Jakarta Undercover (2007)

“Jakarta Undercover” merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Moammar Emka. Ditulis kembali sebagai naskah film oleh Joko Anwar dan disutradarai oleh Lance. Dengan sentuhan drama thriller, film satu ini menyajikan skenario yang lebih dramatis dengan latar kehidupan malam Jakarta di sisi tergelapnya.

Cerita berawal dari Vikitra (Luna Maya) yang melarikan diri bersama adiknya ke Jakarta. Ingin meninggalkan peristiwa tertentu dari kampung halamannya, Ia hanya jatuh dalam skenario buruk lainnya di ibukota.

Lovely Man (2011)

Satu lagi film yang mengadaptasi potret kehidupan malam di Jakarta adalah “Lovely Man” Dibintangi oleh Donny Damara yang menampilkan akting terbaiknya sebagai Syaiful.

Cahaya (Raihaanun) adalah seorang siswi pesantren yang bertolak ke Jakarta untuk menemui Syaiful, ayahnya. Meski sang ayah sempat membuatnya terkejut karena telah menjadi waria, pada akhirnya keduanya menghabiskan waktu semalaman di jalanan ibukota, berbicara tentang kehidupan.

A Copy of My Mind (2015)

Jakarta tidak cuma keras di malam hari, “A Copy of My Mind” merupakan film drama potret kehidupan di Jakarta dengan naskah original. Joko Anwar menampilkan premis naskah yang jarang diangkat oleh sutradara tanah air lainnya.

Bercerita tentang Sari (Tara Basro), seorang pegawai salon yang berkenalan dengan penerjemah DVD bajakan, Alek (Chicco Jerikho). Awalnya, hubungan mereka tampak seperti penduduk Jakarta kelas bawah pada umumnya, hingga suatu hari keduanya menemukan rekaman yang membuktikan adanya korupsi di kalangan pejabatan negara.

Arisan! (2003)

Belakang Joko Anwar lebih banyak mengerjakan film thriller hingga horor. Pada 2000an awal, sutradara ikonik cukup sering menyuguhkan film drama kehidupan di ibukota yang ‘biasa’, namun jarang dilihat oleh penulis lainnya.

“Arisan!” merupakan drama yang berlatar di kehidupan kalangan menengah ke atas. Tentang pernikahan, pekerjaan, hingga orientasi sosial di masyarakat yang masih konservatif dengan segala kemodernannya. Ada banyak karakter dalam “Arisan!” yang memiliki kisah kehidupan yang menarik untuk disimak dalam kemasan yang ringan.

Selamat Pagi, Malam (2014)

Disutradarai dan ditulis oleh Lucky Kuswandi, “Selamat Pagi, Malam” yang juga film drama yang terbentuk dari banyak karakter dengan perjuangan mereka di Jakarta. Dalam skenario ini, kisah fokus dengan kisah tiga wanita. Gia (Adinia Wirasti) telah tinggal lama di New York, ketika kembali ke Jakarta, Ia tidak merasa disambut dengan kehangatan kampung halamannya.

Indri (Ina Panggabean) bekerja sebagai penjaga handuk di gym. Ia ingin mengubah kehidupannya secara drastis dengan menikahi pria yang kaya. Ci Surya (Dayu Wijanto) adalah seorang istri pengusaha sukses yang hanya dikenal melalui nama suaminya. Ketika suaminya meninggal, hidupnya terasa tak berarti lagi.

Sanubari Jakarta (2012)

“Sanubari Jakarta” merupakan film drama omnibus, terdiri dari banyak kisah dengan sutradara yang berbeda. Film ini terangkai dari 10 judul pendek di dalamnya. Naskah yang terkandung dalam film ini kental dengan topik LGBTQ pada setiap orang yang tinggal di Jakarta. Lebih dari sekadar drama, setiap judul juga memiliki eksekusi produksi yang unik dan menarik untuk disimak.

Jakarta Maghrib (2010)

‘Maghrib’ sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia secara umum, lebih dari sekadar waktu menandai kewajiban agama. Melalui film “Jakarta Maghrib”, kita akan menyimak lima tautan kisah masyarakat urban Jakarta di kala senja. Dengan banyak momen-momen ‘biasa’ yang lupa disyukuri dan dimaknai oleh setiap dari kita sebagai masyarakat modern yang sibuk di ibukota.

Janji Joni (2005)

Buat yang rindu panorama Jakarta 2000-an, “Janji Joni” bisa jadi tontonan nostalgia yang seru. Meski dilabeli sebagai film komedi romantis, film karya Joko Anwar satu ini memiliki layer cita rasa petualangan di jalanan Jakarta yang campur aduk. Kita akan mengikuti perjalanan Joni (Nicholas Saputra) sebagai pengantar roll film dari satu bioskop ke bioskop lainnya. Hingga suatu hari Ia harus ingkar janji untuk mengantar roll tepat waktu karena sedang tertimpah sial di jalanan.

Janji Joni Review: Film Cinta Buat Pecinta Film 

Orang Kaya Baru (2019)

Ketika sang ayah meninggal, Tika (Raline Shah) bersama ibu dan kedua adiknya menemukan kenyataan yang selama ini disembunyikan dari ayah. Ayah mereka ternyata orang kaya dan meninggalkan banyak harta warisan. Keluarga Tika pun kaya dalam satu malam. Namun, mampukah mereka menjadi orang kaya baru yang sepantasnya? “Orang Kaya Baru” merupakan film komedi yang juga mengandung pelajaran tentang kehidupan di kalangan atas ibukota. Bagaimana gaya hidup orang kaya hingga sosialita yang gemar pamer di media sosial.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect