Connect with us
Lo-Fi Flicks

Film

A Copy of My Mind Review: Realita Kehidupan Keras di Ibukota

Materi film yang jujur, sederhana, dan berani dari Joko Anwar.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Rilis pada tahun 2015, A Copy of My Mind merupakan film drama karya sutradara Joko Anwar. Dibintangi oleh Tara Basro dan Chicco Jerikho, film ini sempat tayang di Toronto International Film Festival 2015. Mengangkat isu sosial dengan latar kehidupan di ibukota Jakarta, film ini masuk dalam kategori Contemporary World Cinema. A Copy of My Mind sekarang sudah bisa kita stream di Netflix.

Sari adalah seorang wanita yang bekerja di salon facial, sementara Alek menyambung hidup sebagai seorang penerjemah DVD bajakan. Sama-sama menyukai film, keduanya pun menjalin hubungan yang berkembang menjadi kisah cinta di tengah hiruk-pikuk ibukota.

Kehidupan mereka yang susah namun tenang pun harus terusik, ketika Sari tidak sengaja menemukan rekaman video bukti korupsi para pejabatan yang sedang ikut mencalonkan diri sebagai presiden.

Dikemas Dengan Produksi Maksimal

Audio dan visual merupakan salah satu unsur yang sangat menonjol dalam film A Copy of My Mind. Tak banyak materi dialog atau cerita yang bisa kita tangkap pada babak awal, namun kita akan diajak “berkenalan” dulu dengan latar kota Jakarta pinggiran yang hiruk-pikuk dan ramai. Materi ini dieksekusi dengan dialog yang sangat minim dan sangat mengandalkan sinematografi serta audio.

A Copy of My Mind Review

Sari (Tara Basro) | Lo-Fi Flicks

Kita bisa mendengarkan alunan musik dan film bajakan yang diputar dan melebur dengan sangat jernih ketika Sari sedang berjalan di pusat perbelanjaan. Bagaimana suara home theatre begitu menggelegar dan mampu menorehkan senyum pada wajah Sari yang mengidamkan perangkat elektronik tersebut.

A Copy of My Mind terbukti memiliki kualitas audio yang sempurna dengan memenangkan penghargaan Best Sound Editing & Mixing pada ajang Indonesian Film Festival 2015.

Latar syutingnya pun diambil di lokasi-lokasi asli yang otentik. Mulai dari jalan raya, pusat perbelanjaan yang ramai, hingga kost Sari dan Alek di pemukiman yang sesak. Kita bisa melihat kedua karakter utama yang selalu tampak berkeringat, kusam, dan mengenakan pakaian yang lusuh, ini juga berkat make up dan kostum yang dibuat terlihat effortless, namun sebetulnya sangat diperhitungkan.

Chemistry Tara Basro dan Chicco Jerikho yang Sempurna

Pada babak pertama film, kita akan disuguhkan kisah cinta yang terjalin cukup cepat di antara Sari dan Alek. Pada titik ini, Joko Anwar cukup berani menyuguhkan materi erotis dan sensual yang selama ini masih tabu bagi masyarakat Indonesia.

Rilis pada tahun 2015, A Copy of My Mind merupakan film drama karya sutradara Joko Anwar.

Tara Basro dan Chicco Jerikho | Photo via iffr.com

Chemistry antara Tara Basro dan Chicco Jerikho tampak natural dan tidak berlebihan meskipun membawakan adegan yang cukup “panas”. Realitanya, di era modern ini sudah banyak masyarakat ibukota tak memiliki batasan lagi dalam menjalin hubungan. Namun, tak hanya sekedar hubungan yang didasari dengan nafsu, Sari dan Alek juga memiliki empati satu sama lain dalam menjalani hidup yang keras di Jakarta.

Keduanya bukan karakter yang fenomenal maupun sosok yang mampu memberi pengaruh besar, namun cukup kuat untuk mewakili sebagian besar masyarakat biasa dari kelas ekonomi bawah. Sari digambarkan sebagai wanita yang terlihat tenang, namun sebetulnya memiliki keberanian. Sementara Alek adalah pria tanpa KTP, tanpa kepercayaan, yang menjalani hari demi hari asal bisa makan dan merawat ibu kostnya.

Screenplay yang Realistis, Jujur, dan Apa Adanya

A Copy of My Mind dibawakan dengan alur maju dengan timeline urut; tanpa plot twist, tanpa konflik yang berlebihan. Babak awal film lebih fokus pada hubungan Sari dan Alek, sementara babak kedua mulai muncul masalah yang bersinggungan dengan skandal politik.

A Copy of My Mind Review

Alek (Chicco Jerikho) | Twitter @JokoAnwar

Porsi drama antara Sari dan Alek dibangun dengan perlahan dan memakan lebih dari setengah durasi film. Masalah mulai muncul sekitar seperempat durasi terakhir film. Setelah mengadaptasi teknik visual dan pembawaan cerita yang sederhana pada awal kisah, kita akan disuguhkan visual yang ambigu pada akhir kisah. Tercipta pula sedikit plot hole yang akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi kita sebagai penonton.

Roma (2018) merupakan contoh film terbaru yang teknik penulisan ceritanya serupa dengan A Copy of My Mind. Kita seperti melihat film dokumenter tentang kehidupan karakter biasa di sebuah masyarakat. Namun dibawakan dengan produksi yang maksimal untuk memberikan kita experience yang dirasakan oleh karakter utama.

A Copy of My Mind Review

Photo via IFFR

Potret Kesenjangan Sosial dan Sisi Lain Ibukota yang Tidak Terekspos

(Spoiler Alert)

A Copy of My Mind merupakan salah satu karya terjujur dari Joko Anwar dan industri perfilman Indonesia. Materi yang dibawakan jujur dan berani namun tidak dieksekusi dengan nilai filosofi maupun pesan moral yang menggurui; hanya menyuguhkan realita kehidupan ibukota secara apa adanya. Tidak ada dialog yang inspiratif, tidak ada “pahlawan”.

Materi kesenjangan sosial yang ingin disampaikan tidak dicurahkan melalui dialog, namun melalui produksi audio dan visual setting film. Kita bisa melihat betapa sempit dan kumuhnya kamar kost Sari dan Alek, sementara terdakwa korupsi memiliki kamar sekelas hotel di penjara. Begitu pula bedanya salon kecantikan murah untuk masyarakat menengah ke bawah yang bising, dengan salon eksklusif yang tenang dan terlihat lebih sejuk.

Tak hanya melihat potret hubungan tanpa batas di masyarakat urban, kita juga melihat sisi lain dari warga Indonesia yang ternyata harus hidup tanpa KTP. Bagaimana seseorang bisa sangat tidak berarti bagi siapapun dan jika menghilang, tak akan ada yang mencari.

Materi ini tidak berlebihan, namun realita kejam di ibukota akan membuka mata kita. Pada akhirnya, rakyat kecil seperti Sari dan Alex tidak dapat melawan kaum elite politik sekalipun memiliki barang bukti kuat di tangan mereka.

Film merupakan salah satu media paling efektif untuk menimbulkan kesadaran dan membuka pandangan masyarakat akan isu tertentu. A Copy of My Mind salah satu film yang akan membuka mata kita akan realita kehidupan keras di ibukota.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect