Connect with us
Young Stoner Life
Photo via NME.com

Music

Young Stoner Life: Slime Language 2 Compilation Album Review

Kesuksesan ‘Slime Language’ menginspirasi lahirnya sequel album kompilasi dari hip-pop label besutan Young Thug.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

‘Slime Language’ menjadi momentum puncak bagi rapper di bawah naungan label Young Stoner Life pada 2018 lalu. Bertahun berselang, Young Thug kembali mengumpulkan rapper besutan baru sampai para bintang legendaris hip hop dalam sequel album kompilasi ‘Slime Language 2’.

Dalam kancah musik hip hop, nama Young Thug mungkin sudah tidak asing. Selain gaya eksentris yang merobohkan batas-batas gender, rapper legendaris ini pun dikenal luas sebagai bos besar Young Stoner Life; Label yang melahirkan nama-nama bintang rap dan hip hop ternama seperti Gunna, Lil Uzi Ver dan Lil Baby.

Sayangnya selain itu, tidak banyak karya Young Thug yang membuatnya cukup diingat. Sang rapper merilis ‘So Much Fun’ di tahun 2019, menyusul sukses ‘Barter 6.’ Meski ‘So Much Fun’ justru tidak menawarkan sesuatu yang baru maupun gebrakan apapun dalam musikalitasnya.

Sebaliknya album tersebut justru memberi spotlight dan melesakkan musisi serta rapper yang digandeng sebagai kolaborator. Ya, Lil Baby dan Gunna merupakan dua diantaranya.

Menyadari peran besar dalam melejitkan nama-nama rapper pendatang baru, keputusan Young Thug untuk merilis album kompilasi label Young Stoner Life sama sekali tidak salah. Terbukti dari kesuksesan ‘Slime Language’ di tahun sebelumnya.

Kali ini, Young Thug dan sederet musisi dan rapper di bawah label Young Stoner Life menggandeng bintang dan legenda hip hop—seperti Drake, Travis Scott, Big Sean, sampai DaBaby dan Future—dalam album kompilasi hip hop dengan total 23 track.

“Ski” memadukan frase “yeah, yeah!” khas dari Thug dengan permainan string biola. Gunna dan Thug tidak saja memperlihatkan kelas mereka sebagai musisi dan rapper. Melainkan chemistry antara keduanya mengalir halus bersama flow dari satu verse ke berikutnya.

“Diamonds Dancing” dibawakan bersama Travis Scott, yang seperti biasa menyisipkan iklan untuk bisnis barunya. Sepertinya verse dari sang rapper tidak akan lengkap tanpa ia membanggakan tentang investasi terbaru yang dimiliki.

Dalam “Diamonds Dancing”, Scott menyisipkan mengenai: “Cactis in my cellar,” diikuti dengan popping can sound dan seruan “ahhh” ad-lib. Dibandingkan dengan verse lain dari sang rapper, atau bahkan dari featuring lain di album ini, “Diamonds Dancing” menjadi paling lemah.

Drake hadir sebagai featuring paling diantisipasi. Tak lain karena sentuhan magisnya membuat nyaris setiap track terdengar catchy. Di “Solid” sayangnya Drake justru terdengar out of place. Flow untuk verse “Slip, slide, tryna provide for me?” terdengar canggung sebelum auto tune dari Gunna menyisip masuk.

Gunna dan Drizzy menunjukkan chemistry apik setelah itu. Hingga masuknya verse Thug malah terdengar canggung dan berlebihan. Aransemen dan edit untuk “Solid” pun kurang solid. Walau tidak perlu dipertanyakan track ini akan segera membanjiri tracklist para DJ dan klub. Afterall, it’s Drake, baby!

Lil Uzi Vert meluncur mulus dalam “Proud of You”, dimana ia memperlihatkan flow dengan genangan ketulusan. Sentuhan menarik ditambah bait dalam verse yang tidak kalah mencuri spotlight. Terutama untuk julukan “Smithstoneian” yang ia buat.

‘I Like’ menghadirkan rising star Coi Leray bersama First Lady di Young Stoner Life, Karlae. Fluttery synths yang diadopsi berpadu sempurna bersama computerized vokal Leray. Vokalisasi dengan pitch lebih tinggi dari sang bintang membawa letupan berbeda di lagu ini.

Thug memperkenalkan pendatang baru Strick melalui “WokStar”, track besutan Skepta. Berkolaborasi langsung dengan veteran, Strick setidaknya berhasil mengimbangi vibe sang host. “Came Out” featuring Lil Keed pun tak jauh berbeda. Kedua track ini menarik meski dibandingkan lainnya hanya akan sekedar lewat.

Hadirnya Future dalam ‘Slime Language 2’ terduga namun sepertinya tidak diharapkan. Mendengar bagaimana “Superstar” menjadi track paling aneh dalam tracklist compilasi ini. Future menggedor beat dalam not lebih tinggi dari biasanya. Trap legend tersebut membabat habis melodi yang disediakan dengan Thug mengisi vokal di latar belakang.

“Take It To Trial” memanfaatkan beat komersial untuk ditunggangi vokal Thug, Gunna, dan Yak Gotti. Track ini memiliki segala yang dibutuhkan untuk menjadi hits: vokal dan flow unik, fun melodi, dan beat catchy. Bersama “Ski” dan “Solid”, “Take It To Trial” siap meluncur sebagai lagu viral dari satu DJ ke lainnya.

Dari 23 track, ‘Slime Language 2’ berhasil bersinar di beberapa diantaranya. Kolaborator seperti Drake sukses menjalin chemistry ketika lainnya terdengar seolah tambalan. Rapper in-house Young Stoner Life seperti Karlae berhasil pula memperlihatkan talenta terbaik dan bersinar paling terang.

Sedangkan Dolly dan Unfoonk—keduanya merupakan saudara kandung Thug—seolah membawakan cover song. Dolly tampil mengecewakan di “Reckless” dan flow Unfoonk terlalu mirip TY Dolla $ign. Beberapa track lain seperti “GFU,” dan “Como Te Llama” seolah hadir hanya demi mengisi kekosongan di tracklist.

‘Slime Language 2’ jauh dari kualitas ‘Slime Language’. Para kolaborator maupun artis di bawah label Young Stoner Life tidak memberi sumbangsih material terbaik. Sedangkan sang host, Thug dan Gunna tidak cukup memiliki suara untuk menjadi garis merah bagi semuanya.

Album kompilasi ini mungkin akan bisa dinikmati oleh penggemar Young Stoner Life atau beberapa kolaborator. Namun belum cukup untuk menjadi breakthrough atau memperkenalkan bintang-bintang dari Young Stoner Life ke pendengar lebih luas.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect