Gilbert Grape (Johnny Depp) adalah anak pertama dengan tiga bersaudara. Semenjak ayahnya meninggal, Gilbert seakan menjadi kepala rumah tangga yang bertanggung jawab untuk merawat setiap anggota keluarga. Ibu Gilbert (Darlene Cates) mengidap depresi dan obesitas. Ia menjadi bahan gunjingan orang-orang sekitar karena kondisinya. Belum lagi Arnie (Leonardo DiCaprio), adik Gilbert yang memiliki disabilitas mental, tak jarang Ia membuat ulah yang menarik banyak perhatian orang.
Namun, meski dengan kesulitan dan tanggung jawab yang berat, Gilbert selalu tampak tenang dan stabil. Apakah Gilbert sama sekali tidak memendam rasa muak akan kehidupannya yang penuh beban?
“What’s Eating Gilbert Grape” merupakan film klasik dengan tema keluarga disfungsional yang disutradarai oleh Lasse Hallstrom. Dibintangi oleh aktor yang kala itu masih muda, Johnny Depp, Leonardo DiCaprio, dan Juliette Lewis. DiCaprio yang saat itu masih berusia 19 tahun, mendapatkan nominasi Oscar pertamanya melalui film drama ini.
Film drama ini memiliki naskah drama bertema coming of age dengan permasalahan yang cukup berat untuk ditanggung oleh protagonis yang masih muda. Bukan sesuatu yang sangat depresif, namun justru relevan dengan remaja di luar sana yang mungkin harus dewasa lebih cepat.
Uji Kesabaran Gilbert Grape Mengurus Keluarga Disfungsional
Johnny Depp sebagai Gilbert Grape seakan tampil pasrah dan sigap sebagai sosok kakak tertua yang selalu ada untuk keluarganya. Beberapa adegan dalam film ini tak jarang merupakan sekuen Arnie yang membuat ulah dan Gilbert harus segera ambil tindakan.
Sekilas karakter Gilbert tampak seperti protagonis yang membosankan tanpa hasrat layaknya karakter muda dalam drama coming of age pada umumnya. Namun, jika kita mau menyimak lebih lagi, Gilbert lebih relevan dengan banyak remaja “biasa” di luar sana. Tanpa hasrat yang besar untuk memberontak dan mengejar mimpi, namun memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Bahkan melebihi orang dewasa pada umumnya.
Kita baru akan menyadari betapa spesialnya Gilbert ketika Ia bertemu dengan Becky, remaja perempuan yang seumuran dengannya. Bagaimana Becky memiliki penampilan dan semangat yang kontras dengan Gilbert yang redup. Karena jelas, Becky tidak memiliki tanggung jawab sebesar Gilbert dan datang dari keluarga normal tanpa disfungsional. Melihat interaksi kedua karakter ini, bersama Arnie, menjadi momen breakthrough dari Gilbert.
Adu Akting Johnny Depp dan Leonardo DiCaprio yang Patut Ditonton
Johnny Depp dan Leonardo DiCaprio muda dalam “What’s Eating Gilbert Grape” menampilkan chemistry kakak beradik yang akan membuat penonton tersentuh. Bukan hubungan yang manis berlebihan, kita bisa melihat terkadang Gilbert lelah akan sikap Arnie. Bagi seseorang yang merawat keluarga dengan disabilitas, Gilbert memang sayang dengan Arnie, namun Ia tak perlu menunjukan hal tersebut dengan tindakan manis. Meski dengan segala ekspresi lelah atau sepenuhnya hanya menjalankan tugas, kita akan tetap melihat rasa sayang yang natural dari Gilbert pada adiknya.
Sebaliknya DiCaprio yang memerankan Arnie, Ia memberikan penampilan method acting yang meyakinkan. Ia tampak bergantung pada Gilbert sebagai kakak. Dengan sifatnya yang masih sangat polos dan kekanak-kanakan, Arnie masih suka menunjukan rasa sayangnya dengan manja.
Pada akhirnya, kita tak akan terlalu melihat Arnie sebagai adik yang merepotkan bagi Gilbert. Gilbert tampak sudah luwes dalam menangani dan mengayomi Arnie. Kemudian disambut dengan Arnie yang selalu merasa nyaman dengan Gilbert.
Drama Keluarga Slow Pace yang Suram namun Diakhiri dengan Kelegaan
“What’s Eating Gilbert Grape” merupakan tipikal film drama klasik yang tenang dan slow pace. Dipenuhi sekuen-sekuen kejadian yang natural tanpa plot dengan obyektif yang pasti. Gilbert sebagai protagonis juga tidak terlalu banyak mengungkapkan perasaannya. Apa Ia keberatan dengan situasinya? Apa Ia merasa terbebani? Apa benar Ia sama sekali tidak menyimpan amarah dengan segala kerepotan yang disebabkan oleh keluarganya? Tugas kita sebagai penonton untuk menginterpretasikan sendiri. Atau bahkan mencoba menempatkan diri di posisi Gilbert Grape.
Bagi penikmat film drama kehidupan, dengan konflik natural, dan pelajaran kehidupan, alur cerita yang lambat bisa jadi tak akan jadi masalah.
Disebut sebagai kisah yang suram pun, film ini sebetulnya tidak mengandung tema yang terlalu gelap. Kita bisa melihat remaja di luar sana mungkin terjebak dalam situasi yang sama. Tidak bisa dibilang sebagai situasi yang baik, namun juga bukan skenario terburuk.
“What’s Eating Gilbert Grape” merupakan film drama coming of age dengan skenario yang menarik untuk dialami. Bukan kisah remaja eksentrik yang siap menerjang kehidupan dengan mimpi yang besar, hanya seorang remaja yang bertanggung jawab dan mengutamakan keluarganya.