Selama pandemi corona melanda dunia, salah satu hal yang digaungkan adalah anjuran untuk tinggal di rumah saja atau setidaknya mengurangi aktivitas luar ruang dan menghindari kerumunan. Pilihan di rumah saja dalam level tertentu bagi sebagian orang adalah momen untuk merenungi pelajaran-pelajaran penting di baliknya.
Tepat di momen lebaran (24/5), Tulus merilis single terbaru. “Adaptasi” menjelma menjadi produk kontemplasi atas waktu-waktu yang kita gunakan selama di rumah. Lewat laman instagram pribadinya, Tulus mengungkapkan bahwa lagu yang dibuat bersama Petra Sihombing ini adalah karya “terspontan” yang pernah diciptakan di sepanjang karir bermusiknya.
Meski digarap dalam waktu yang singkat, Tulus tetap hadir dengan konsep yang kuat. Terlihat jelas yang ingin dibangun oleh Tulus lewat lagu “Adaptasi” adalah ‘kedekatan’, baik secara lirik, maupun pada proses promosi. Lirik “Adaptasi” menggunakan kata-kata sederhana yang mampu terkoneksi langsung dengan situasi hari ini.
Dimulai dari lirik pembuka dalam lagu ini, “Berdiam di dalam rumah ini denganmu / Dari malam hingga malam lagi”. Lirik ini cukup untuk menggambarkan kondisi pelik banyak orang hari ini yang harus tinggal di rumah dalam waktu yang teratur.
Sedangkan dalam proses promosinya, Tulus mengundang netizen di Instagram untuk mengunggah sketsa rumah berikut dengan interaksi di dalamnya. Beberapa sketsa terpilih akan diunggah ulang di akun instagram pribadi Tulus. Rumah dan interaksi di dalamnya adalah simbol tentang aktivitas terdekat dalam keseharian kita, baik sebagai bangunan fisik maupun secara konstruksi psikologis.
Baik dalam lirik dan sketsa yang divisualkan, rumah tidak hanya digambarkan sebagai benda mati oleh Tulus, melainkan sebagai ruang yang hidup. Ruang yang menampung banyak interaksi, semakin kita berdiam lama di dalamnya.
Tidak hanya itu, Tulus juga menggambarkan ketidakkuasaan manusia meraba masa depan. Lewat lirik “Bila ini belum kan reda / Tetap kita saling menjaga / Hari depan tak ada yang tau”, kita digiring untuk merefleksi bahwa apa yang terjadi hari ini adalah sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Adaptasi tidak hanya bicara tentang kuantitas pertemuan, namun juga kualitas yang bisa terbangun di dalamnya. Bahkan di masa-masa sulit, interaksi kita dengan orang lain adalah semangat untuk tetap yakin bahwa kita masih punya sesama, kita tidak sendiri.
Tidak hanya berisi kontemplasi, Adaptasi juga berisi harapan. Melalui lirik “Kita di bawah atap lindungan yang sama..Menunggu tenangnya langit pagi”, Tulus menekankan akan harapan bersama hari ini. Harapan tentang situasi yang bisa kembali ke sedia kala.
Akhirnya, Tulus lewat “Adaptasi” sedang mengajak pendengarnya melihat keputusan untuk di rumah saja sebagai keputusan yang bermakna. Setiap hari, ada banyak waktu yang dipertaruhkan untuk mengejar banyak hal di luar rumah. Maka dengan lebih banyak di dalam rumah, kita bisa meraih kembali momen penting bersama orang-orang terdekat, beradaptasi.