Setelah tahun lalu drama VIP menarik perhatian penonton, tahun ini perhatian teralih pada The World of The Married. Berbeda dengan VIP yang membuat kita menebak-nebak selingkuhan si pemeran utama sampai beberapa episode ke depan, drama satu ini justru menampilkannya sejak awal. Kita tak dibuat penasaran tapi dibuat kesal. Namun, mengapa perselingkuhan selalu menarik dijadikan tontonan?
Ji Sun Woo adalah dokter keluarga sekaligus direktur di sebuah rumah sakit. Karirnya cemerlang dan ia dianggap sempurna di mata orang. Dokter keluarga mungkin bukan profesi yang umum didengar di Indonesia. Biasanya kita mengenal dokter umum dan dokter anak. Dokter keluarga adalah dokter yang menangani pasien dari semua umur. Di usianya yang mendekati kepala lima, Sun Woo memiliki suami yang karirnya masih belum stabil yaitu Lee Tae Oh.
Tae Oh memiliki mimpi menjadi sutradara. Sayangnya perusahaan hiburan yang ia miliki belum sukses. Sepanjang pernikahan, ia tak pernah berperan dalam hal keuangan. Semua berasal dari uang Sun Woo. Namun mereka saling mencintai. Sun Woo juga tidak masalah bila harus menopang suaminya sampai menjadi orang sukses. Kehidupan mereka terlihat sempurna termasuk soal ranjang.
Masalahnya, ada satu hal yang tidak mereka sadari dan menjadi bom waktu. Pertama adalah cara Sun Woo memandang dirinya lebih rendah dari suaminya. Hal ini membuat Sun Woo tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi. Ia tak berani mengatakan sesuatu yang menurutnya dapat memicu keributan. Keduanya menjadi tak saling terbuka. Masalah tidak diselesaikan, hanya didorong ke bawah kolong kasur agar tak terlihat. Hubungan yang terlihat romantis terasa sia-sia karena di dalam hatinya ia tak berani bicara.
Kedua adalah sikap rendah diri Tae Oh. Ia menganggap dirinya sebagai suami yang gagal. Rasa rendah diri karena tak mampu menghidupi keluarga membuatnya mencari pelampiasan lain yaitu dengan selingkuh. Ia sadar istrinya tidak salah. Tapi di matanya, perselingkuhan adalah hal yang benar karena dilakukan atas dasar cinta. Sebenarnya Tae Oh tak perlu minder soal keuangan karena toh sang istri tak mengungkit hal itu. Ia sendiri yang menjatuhkan harga dirinya.
Hal yang lebih menyakitkan adalah semua orang tahu perselingkuhan Tae Oh kecuali istrinya sendiri. Semua orang membantunya menutupi hal tersebut. Mereka adalah tetangga dan rekan Sun Woo di tempat kerja. Ironisnya, mereka ini orang-orang yang selalu memuji betapa sempurnya hidup Sun Woo. Seakan, dengan Tae Oh berselingkuh, mereka akhirnya bisa melihat retak pada kesempurnaan hidup Sun Woo. Mereka menantikan sedikit cela hanya agar merasa hidup mereka lebih bahagia.
Contohnya ketika Ye Rim, si tetangga, menyindir Sun Woo agar membuat Sun Woo merasa buruk terhadap dirinya sendiri. Myung Sook, si rekan kerja, menyebut Sun Woo berlebihan karena mencurigai suaminya berselingkuh. Padahal baik Ye Rim maupun Myung Sook sama-sama perempuan. Mereka justru menusuk Sun Woo dari belakang hanya agar merasa bahwa hidup mereka lebih baik. Ye Rim adalah perempuan yang sering direndahkan suaminya sementara Myung Sook adalah perempuan yang kesepian.
Ini adalah gambaran masyarakat kita. Perempuan dibesarkan untuk saling menjatuhkan. Ketika seorang perempuan diselingkuhi, orang-orang justru menyalahkannya baik secara halus maupun terang-terangan. Mereka menganggap sudah sepantasnya seorang lelaki berselingkuh. Bahwa seburuk apapun sikap Tae Oh haruslah dimaklumi. Contoh perilaku seperti ini dapat kita temukan dalam dunia nyata. Tak masuk akal memang.
Lucunya lagi tiap ada drama yang mengangkat tema perselingkuhan, penonton ramai-ramai menghujat karakter orang ketiga. Seakan, suami yang berselingkuh tidak punya salah. Padahal perselingkuhan dilakukan oleh dua pihak yaitu yang berselingkuh dan selingkuhannya. Mengapa kita harus selalu menggambarkan persaingan dua orang perempuan dalam memperebutkan seorang lelaki? Mengapa perempuan tidak menyalahkan suaminya salah karena tidak setia? Bukankah ia seharusnya minta pertanggungjawaban sang suami karena mengingkari komitmen pernikahan?
Sebenarnya ada tokoh menarik dalam drama ini di luar kisruh hubungan suami istri Sun Woo dan Tae Oh. Dia adalah Hyun Seo, salah satu pasien Sun Woo. Ia mengalami kekerasan dalam hubungan cintanya dengan sang kekasih. Namun ia terus membela sang kekasih dengan berasalan pacarnya hanya kasar bila meminta uang. Ironinya, Hyun Seo mengkritik Sun Woo yang tak mampu melepaskan diri dari sang suami. Keduanya sama-sama terjebak dalam hubungan toksik.
Walaupun drama ini seakan menggambarkan karakter perempuan begitu lemah dan buruk, sebenarnya ini adalah kritikan pada masyarakat. Bahwa masyarakat tidak seharusnya membenarkan kekerasan dalam hubungan. Pasangan tidak perlu merasa rendah diri hanya karena uang. Sebagai suami istri, Sun Woo dan Tae Oh adalah satu paket. Tak perlu ada namanya persaingan atau ribut-ribut soal harga diri.
Selain itu, tak ada gunanya bercinta dengan seseorang yang tak bisa kita ajak bicara secara jujur. Seks bukan satu-satunya hal yang menjaga keutuhan rumah tangga tapi juga komunikasi. Apa gunanya berpelukan atau berciuman dengan pasangan bila sebenarnya kita tak mampu mengatakan yang ada di dalam pikiran. Tak ada gunanya foto pernikahan dengan jas dan gaun mewah kalau sebenarnya dalam diri dua individu yang terikat pernikahan kehilangan koneksi.
Namun penonton tak perlu kesal berlarut-larut dengan tokoh Tae Oh. Toh nantinya Sun Woo juga akan tetap berselingkuh. Sebenarnya dua-duanya hanya saling menyakiti saja dan memberi contoh pada kita pernikahan itu tak perlu diglorifikasi. Kecuali memang keduanya sepakat menjalankan open relationship, maka usaha untuk bertahan dalam pernikahan seperti yang mereka lakukan adalah mubazir.