Connect with us
The Sound of Music
Cr. Moviestore/REX/Shutterstock

Film

The Sound of Music Review: Musikal Klasik Terikonik yang Tak Lekang oleh Waktu

Family comfort movie dengan sajian musik yang ceria.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“The Sound of Music” (1965) merupakan film musikal klasik paling ikonik. Disutradarai oleh Robert Wise yang memenangkan Best Director pada Academy Awards ke-38, film ini juga dinobatkan sebagai Best Picture.

Film ini diangkat dari memoar bertajuk “The Story of the Trapp Family Singers” oleh Maria von Trapp pada 1949. Dibintangi oleh Julie Andrews dan Christopher Plummer.

Dikisahkan Maria adalah seorang biarawati muda yang periang dan gemar menyanyi. Ia dikirim untuk merawat anak seorang perwira angkatan laut sekaligus duda dengan tujuh anak yang sulit diatur. Dengan kesabaran dan ketulusan Maria, ia pun berhasil menaklukan hati anak-anak kurang kasih sayang tersebut, sekaligus mencuri hati dari ayah mereka, Kapten von Trapp.

The Sound of Music

Drama Musikal Keluarga dengan Cerita yang Ceria dan Hangat

Meski diangkat dari pengalaman keluarga von Trapp yang nyata, “The Sound of Music” merupakan versi dramatisir dengan balutan elemen musikal. Genre yang sangat populer di Hollywood pada era 60an. Ada cukup banyak situasi yang akan memberikan kita asumsi akan konflik besar. Mulai dari kekerasan hati Kapten von Trapp, kehadiran kekasih baru Kapten von Trapp, hingga akhirnya usaha keluarga von Trapp untuk kabur dari Eropa akibat Nazi yang mulai mendominasi tempat tinggal mereka.

Namun, “The Sound of Music” adalah family comfort movie tanpa konflik yang merusak mood. Seperti kebanyakan film musikal pada eranya, film seperti ini memiliki visi sebagai sajian menghibur dan menghangatkan hati penontonnya. Plot yang sederhana dan kronologis menjadi wadah untuk presentasi musikal yang menggugah. Mulai dari sinematografi, koreografi, dan pastinya penampilan bernyanyi setiap aktris dan aktornya.

“The Sound of Music” merupakan film musikal yang menggambarkan pasar Hollywood pada era tersebut. Oleh karena itu sukses dan direkam oleh sejarah sebagai film klasik yang ikonik. Meski dapat dipahami bahwa penikmat film modern mungkin banyak yang menganggap film ini overrated. Kalau seperti film ini rilis saat ini, mungkin tidak se-hype pada masanya.

Mengingat juga pada era tersebut, film secara umum dianggap pure sebagai hiburan. Berbeda dengan masa kini yang mulai diselipi dengan isu sosial dan plot yang kompleks karena perkembangan para filmmaker dalam menulis naskah. Dimana era modern memang cenderung lebih tertarik dengan materi yang raw, gelap, bahkan brutal. Padahal tak ada salah juga ketika film hanya berisi materi yang bahagia dan ceria seperti “The Sound of Music”.

The Sound of Music

Panorama Perbukitan Austria yang Mempesona dan Menggugah

Adegan pembukaan “The Sound of Music” bisa jadi salah satu adegan pembukaan terbaik di Hollywood. Melihat Julie Andrews menari dan bernyanyi di perbukitan Salzburg, Austria, ia langsung mendominasi film sebagai protagonis yang memikat. Kemudian diiringi dengan prelude ‘The Sound of Music’ yang menggugah, berpadu dengan panorama bukit hijau yang alami.

Film ini melalui proses syuting di berbagai lokasi eye candy di Salzburg. Selain pada adegan pembuka, kita juga akan melihat beberapa adegan di perbukitan lagi seiring berjalannya film.

Satu lagi lokasi ikonik dalam film ini adalah kediaman mewah keluarga von Trapp. Dimana sebagian besar adegan di ambil di properti Eropa yang megah tersebut. Mulai dari ruang pesta, rumah kaca di taman rumah, hingga pemandangan sungai di sisi kediaman yang semakin menambah pesona hunian keluarga von Trapp. Setiap sudut lokasi dalam film ini sangat indah apa adanya.

Melihat film musikal masa kini seperti “La La Land” (2016) hingga “West Side Story” (2021), presentasi sinematografi mereka harus tampilkan kualitas top notch untuk menarik perhatian penonton. “The Sound of Music” bahkan tidak memiliki kualitas visual secanggih film-film modern tersebut, namun tetap memikat sebagai film klasik yang tak lekang oleh waktu.

Penampilan Terikonik Julie Andrews

Julie Andrews merupakan aktris yang sangat populer pada era 60an. Ia juga menjadi bintang utama dalam film musikal lainnya seperti “Cinderella” (1957), “Mary Poppins” (1964), dan beberapa film lainnya. Namun penampilannya dalam “The Sound of Music” menjadi yang paling ikonik di Hollywood. Ia tampil sebagai aktris bertalenta dengan kharismanya, aktingnya, nyanyiannya, serta tariannya.

Sebagai karakter yang mencuri hati tujuh anak tanpa ibu sekaligus ayah mereka, Maria juga harus berhasil mencuri hati penonton. Julie Andrews berhasil menyakinkan kita bahwa ia memang karakter yang mudah dicintai dalam kisah keluarga von Trapp ini.

Chemistry antara Maria dan Kapten von Trapp memang cukup prematur, namun masih acceptable. Yang terpenting adalah bagaimana Maria menampilkan chemistry yang menghangatkan hati dengan ketujuh aktris/aktor muda dalam kisah ini. Dimana kita akan melihatnya menjadi sosok penghibur, panutan, sekaligus pelindung bagaikan malaikat penyelamat.

“The Sound of Music” masih patut menyandang predikat sebagai film musikal klasik terbaik. Meski film ini memang tidak untuk semua orang, terutama audience modern yang kurang menyukai genre musikal dengan drama keluarga yang terlalu klise. “The Sound of Music” bisa di-streaming di Disney+ Hotstar.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect