Quantcast
The Northman Review: Legenda Viking Dibalut Mistisime Nordik - Cultura
Connect with us
The Northman
Cr. Focus Features

Film

The Northman Review: Legenda Viking Dibalut Mistisime Nordik

Dendam kesumat seorang pangeran Viking.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setelah namanya melejit karena “The Witch” (2015)” dan “The Lighthouse” (2019), sutradara asal Amerika Serikat Robert Eggers kembali hadir ke ranah box office dengan karya terbarunya yang berjudul “The Northman” (2022).

Bila melihat rekam jejak filmografinya, kita tahu bahwa Robert Eggers memanglah sutradara spesialis horror-thriller. Ciri khas ini yang turut dibawa dalam “The Northman”. Nuansa kelam, mistik dan gore cukup mendominasi film ini hingga membuat “The Northman” pada dasarnya merupakan karya horror-thriller Robert Eggers lain yang dibalut cerita sejarah legenda Nordik.

The Northman Review

Dendam Seorang Pangeran terhadap Pamannya

“The Northman” menceritakan kisah legenda Nordik, tentang dendam kesumat seorang pangeran muda yang bernama Amleth (Alexander Skarsgård), terhadap pamannya sendiri, Fjölnir (Claes Bang). Dendam ini muncul dikarenakan Fjölnir telah membunuh kakaknya sendiri, King Aurvandil yang mana juga ayah dari Amleth.

Setelah berhasil melarikan diri, Amleth mengucap sumpah untuk membalaskan dendam mendiang ayahnya dengan membunuh pamannya dan menyelamatkan ibunya. Dalam salah satu adegan Ia berulang kali berucap “Avenge father. Save mother. Kill uncle,” sebagai penekanan sumpahnya untuk balas dendam.

Cerita maju beberapa tahun kemudian yang menunjukan Amleth yang telah tumbuh menjadi seorang Viking yang brutal. Bersama kelompok Viking lain, Ia menyerbu dan menjarah pedesaan Slavic di wilayah daratan Kiev. Setelah penjarahan, Ia dihantui oleh sosok arwah yang mengingatkan akan sumpahnya untuk menuntut balas dendam mendiang ayahnya.

Mungkin plot yang mengangkat tema balas dendam seperti ini telah sering kita temui dalam puluhan bahkan ratusan film serupa, namun Robert Eggers yang menulis skenario berkolaborasi dengan penyair Islandia, Sjón, menyulap kisah klise ini menjadi kisah yang nyaman untuk diikuti dengan sedikit bumbu plot twist di dalamnya.

Yang juga menarik adalah plot twist yang disuguhkan cukup emosial dan dilematis bagi perjalanan Amleth dalam tujuannya menuntut balas dendam.

Di samping itu, perlu kita ingatkan bahwa gaya penceritaan Robert Eggers khususnya pada “The Northman” ini tidak selalu cocok untuk semua audiens. Robert Eggers memang dikenal dengan gaya penceritaannya yang perlahan, bahkan cenderung lambat.

Bila kita sabar dan menikmati setiap adegan film, maka kita akan menemukan klimaks di setiap film Robert Eggers. Namun bila kita tidak menyukai film-film dengan pace lambat, rasanya “The Northman” hanya akan menimbulkan kantuk dan terkesan membosankan.

The Northman

Visual Sinema yang Epik

Aspek lain yang patut diapresiasi dari “The Northman” adalah production design-nya. Presentasi “The Northman” dari segi set dan kostum benar-benar membawa nuansa Viking abad ke-9 di dalamnya. Set pedesaan khas Slavia, tone biru gelap yang mendukung suasana mistisisme nordik, hingga visualisasi lanksap Islandia yang epik sangat nyaman untuk nikmati.

Lalu sinematografi film ini juga patut diacungi jempol. Robert Eggers tidak salah menggaet Jarin Blaschke sebagai sinematografer andalannya. Terbukti, Blaschke mampu menciptakan shot-shot cantik yang berkesinambungan.

Hasil sinematografi Jarim Blaschke akan terasa saat adegan panjang penyerangan desa Slavic oleh para Viking. Shot yang cukup panjang, tone biru gelap, dengan efek gore akan mengingatkan kita pada adegan pembuka dalam film “The Revenant” (2017).

Tidak lupa scoring khas Skandinavia dari “The Northman” yang semakin memperkuat suasana kolosal pada abad ke-9.

Akting yang Memukau

Dari jajaran cast, “The Northman” diperankan oleh aktor-aktor papan atas, bahkan para aktor senior seperti Ethan Hawke, Nicole Kidman dan William Dafoe turut bermain dalam film ini. Tidak heran mereka mampu memberikan performa akting yang memukau.

Alexander Skarsgård yang memerankan Amleth menjadi pusat perhatian dalam film ini. Bagaimana tidak, dalam film ini Alexander Skarsgård memang seakan dilahirkan untuk memerankan tokoh legenda Amleth. Skarsgard berhasil menyampaikan emosi Amleth melalui tatapannya yang ganas, menunjukan rasa haus akan balas dendam, ditambah postur tubuhnya yang pas untuk memerankan sosok Viking yang ‘berseker’.

Jajaran aktor lain juga menunjukan performa yang baik. Anya Taylor-Joy tampil apik sebagai Olga, serang dukun dari desa Slav. Lalu aktor senior lain seperti Ethan Hawke, Nicole Kidman, William Dafoe berhasil memberikan performa acting yang intens, dramatis, hingga aneh.

Bagaimanapun juga terlepas dari plotnya yang sedikit klise, dan pace film yang cenderung lambat, “The Northman” tetap menyuguhkan kisah dan visual legenda Viking yang epik.

Bila menyukai karya Robert Eggers sebelumnya seperti “The Witch” dan “The Lighthouse”, maka “The Northman” mungkin menjadi tontonan yang pas. The Northman” bisa ditonton di Amazon dan Apple TV+.

Havoc Review Havoc Review

Havoc Review: Kekacauan Brutal dalam Dunia yang Korup

Film

The Amateur The Amateur

The Amateur – Ketika Sang Analis Menjadi Pembunuh Bayaran

Film

Lady Snowblood: Balas Dendam yang Puitis dan Berdarah

Film

Azumi Review – Aksi Ninja Berbalut Tragedi dan Pertarungan Moral

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect