Connect with us
The Black Phone
Universal Pictures

Film

The Black Phone Review: Drama Horor Penculikan Anak dengan Elemen Baru

Skenario penculikan anak horror thriller dengan twist supranatural.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

“The Black Phone” merupakan film horor yang masih terasa baru dari rilisan 2022 kemarin. Diangkat dari novel bertajuk serupa karya Joe Hill, film ini disutradarai oleh Scott Derrickson yang sebelumnya juga tergabung dalam film “Sinister” dan sekuel “Doctor Strange”.

Dibintangi oleh aktor muda Mason Thames dan aktor papan atas, Ethan Hawke, “The Black Phone” merupakan film dengan skenario penculikan anak yang menyuguhkan elemen baru.

Dikisahkan Finney Shaw adalah anak laki-laki yang tampak lemah dan tak pernah melakukan perlawanan ketika dirundung di sekolah. Hingga suatu hari, ia diculik oleh sosok bertopeng yang disebut sebagai The Grabber. Ini saatnya Finney harus mengerahkan seluruh keberaniannya untuk bertahan hidup dari pembunuh berantai yang telah menculik banyak anak di lingkungannya.

The Black Phone

Twist Horor Supranatural yang Efektif untuk Meneror Sekaligus Menimbulkan Sentimen

The Grabber sebagai sosok penjahat utama dalam “The Black Phone” cukup mengingatkan kita kembali pada Pennywise dalam “IT”. Meskipun keduanya jelas berbeda karena The Grabber adalah manusia biasa. Namun kurang lebih vibes dan beberapa elemen terasa sangat familiar.

Skenario anak-anak hilang di pemukiman yang suram serta skenario penculikan dan penyekapan juga sudah tidak baru lagi dalam skena film horor thriller. Namun, twist supranatural yang diaplikasikan pada film ini membawa kita pada perjalanan horor yang secara mengejutkan efektif dalam menghadirkan teror.

Dalam skenario film ini, kita akan dibuat antara nyaman dan tidak nyaman karena ancaman nyata dan supranaturalnya bisa datang kapan saja. Adegan jumpscare yang disajikan juga berhasil membuat kaget, lebih dari permainan visual dan audio. Namun karena terkadang kita akan dibuat lupa bahwa ada sentuhan supranatural dalam kisah bertahan hidup Finney sebagai protagonis.

Setelah memahami konsep dari skenarionya, elemen supranatural dalam film ini justru bukan ancaman utama, namun secara tidak langsung saja membangkitan nuansa yang horor. Ada sentuhan sentimental ala film-film persahabatan anak-anak yang secara unik bisa kita lihat dari posisi Finney. Bagaimana ia justru memanfaatkan bantuan supranatural untuk melawan The Grabber.

Penampilan Mason Thames dan Ethan Hawke yang Berkesan

Mason Thames memberikan penampilan yang berkesan sebagai Finney, si protagonis. Finney memiliki plot perkembangan karakter yang dieksekusi dengan tepat. Bagaimana ia berawal dari bocah yang menahan kekuatannya sebagai tipikal karakter plegmatis, hingga akhirnya menjadi sosok yang berjuang setengah mati untuk selamat dari permainan gila The Grabber. Ada detil-detil adegan yang menjadi petunjuk dari potensi Finney sebagai anak laki-laki yang pemberani. Tidak langsung disajikan secara instan pada abak terakhir, berhasil menjadi pendukung pada adegan klimaks.

Adegan kegagalan dan insiden yang disajikan dalam “The Black Phone” juga tidak konyol dan dipaksakan seperti pada skenario film thriller serupa. Rangkaian peristiwa diseimbangan dengan kemampuan setiap karakter.

Ethan Hawke sebetulnya tidak terlalu sering muncul sebagai sosok yang menyiksa dan meneror bertubi-tubi dalam film ini. Namun sekalinya muncul berhasil menghadirkan aura yang mengintimidasi dan meneror. Sepanjang film Ethan lebih banyak tampil menggunakan topeng. Jadi ia lebih banyak bermain dalam voice acting yang menjadi sumber kekuatan dalam penampilannya sebagai sosok penjahat.

Latar Belakang The Grabber dan Kekuatan Gwen

Sayangnya, “The Black Phone” tidak memberikan banyak eksplorasi pada sosok The Grabber. Ia tak lebih dari penjahat utama yang memicu potensi dan perkembangan karakter dari Finney. Disebutkan bahwa The Grabber memiliki ‘aturan main’ setiap kali menyekap bocah-bocah di basement-nya, hal tersebut terdengar seperti sesuatu yang penting namun akhirnya tidak dielaborasi.

Kemudian esensi dari The Grabber menggunakan topeng, karena kita bisa melihat bagaimana topeng tersebut memiliki desain yang tidak biasa. Sempat menimbulkan berbagai asumsi sejak awal kemunculannya. Namun akhirnya juga tidak dijelas hubungan The Grabber dengan topengnya.

Selain Ethan Hawke dan Mason Thames, aktris muda Madelein McGraw juga cukup bersinar dalam film horor ini. McGraw berperan sebagai Gwen Shaw, adik Finney yang memiliki kekuatan. Ia mampu mendapatkan pengelihatan akan kejadian nyata melalui mimpinya. Bahkan pada adegan tertentu, kekuatannya dipresentasikan dengan sangat menarik.

Namun, akhirnya cukup dipertanyakan apa sebetulnya signifikan kekuatan Gwen dalam skenario usaha penyelamatan saudaranya yang hilang tersebut, serta rangkaian menghilangnya bocah-bocah lainya yang menjadi korban The Grabber.

Meski memiliki beberapa poin yang masih kurang mantap diaplikasikan dalam naskahnya, “The Black Phone” masih patut dikategorikan sebagai film horor thriller dengan twist supranatural yang patut untuk ditonton. Buat yang tidak sempat menonton film ini di bioskop kemarin, “The Black Phone” sudah tersedia untuk di-streaming di HBO GO.

12.12: The Day 12.12: The Day

12.12: The Day Review – Kudeta Militer dan Periode Tergelap Korea Selatan

Film

Look Back Review Look Back Review

Look Back Review: Nostalgia & Tragedi

Film

Conclave review Conclave review

Conclave Review – Drama Intrik di Balik Pemilihan Paus

Film

We Live in Time We Live in Time

We Live in Time Review: Perjuangan Pasangan Melawan Kanker & Waktu

Film

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect