Connect with us
Tegan and Sara: Hey, I’m Just Like You Album Review
Tegan and Sara

Music

Tegan and Sara: Hey, I’m Just Like You Album Review

Harta karun Tegan and Sara dari masa lalu.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sempat break dari industri musik, saudara kembar Tegan Quin dan Sara Quin disibukan dengan projek menulis memoir mereka, “High School”. Dalam proses pencarian referensi dan bahan untuk memoir tersebut, Tegan and Sara menemukan beberapa demo dari karya musik mereka ketika masih muda.

Dilansir dari Apple Music, awalnya mereka merasa canggung mendengarkan karya lawas mereka. Namun, semakin sering didengarkan, mereka semakin merasa nyaman dan terinspirasi. “Semakin sering saya mendengarkan lagu-lagu tersebut, semakin berkurang rasa canggung (yang saya rasakan), dan saya semakin berpikir, melodi-melodi ini terdengar hebat!”, ungkap Tegan dalam sesi dengan Apple Music. “Mengapa harus menulis lagu baru ketika sudah ada beberapa lagu hebat yang bisa kita kerjakan?”, tambahnya.

Tegan and Sara: Hey, I’m Just Like You Album Review

Tegan and Sara: Hey, I’m Just Like You

Demo yang mereka temukan tersebut pun dijadikan materi dasar dalam memproduksi album ke-8 mereka yang bertajuk, “Hey, I’m Just Like You”. Dikemas dengan aransemen musik produksi yang profesional, Tegan and Sara memperdengarkan warna musik yang cukup serupa dengan lagu-lagu mereka pada awal tahun 2000-an.

Meski dikemas dengan produksi modern, masih bisa terdengar nuansa nostalgia dan era musik pop lawas dalam album ini. Dibuka dengan track “Hold My Breath Until I Die” dengan aransemen gitar bernuansa alternatif rock dengan sentuhan folk dan jangle. Track pembuka ini akan membuat pendengarnya bernostalgia dengan lagu-lagu pop bernuansa 2000-an awal.

Lirik-lirik yang terdengar dari album ini juga merupakan materi dari masa lalu ketika Tegan dan Sara masih remaja. Materi-materi lirik dalam album ini bukan keluar dari perspektif mereka yang telah menginjak usia 30-an. Sebagian besar lirik tentang penerimaan diri, pengakuan diri, dan perasaan di masa remaja mereka.

Tegan and Sara juga menampilkan beberapa komposisi musik yang terdengar jauh dari warna music electro pop. Dalam track “I’ll Be Back Someday”, aransemen musik rock alternative yang kental sangat terasa. Mulai dari melodi rhythm gitar yang raw dan dentuman gitar ala rock punk yang diperlembut. Lagu ini juga menjadi single pertama dalam album “Hey, I’m Just Like you”.

Lagu berikutnya yang memiliki nuansa rock adalah “ I Know I’m Not The Only One”. Lagu ini memiliki aransemen full band rock dari bagian awal lagu. Dipadukan dengan lirik percintaan yang sebetulnya melankolis. Namun dikemas dengan musik rock alternatif yang dinamis dan masih memiliki nuansa pop punk.

“I Don’t Owe You Anything” track dengan aransemen rock alternatif yang dipadukan dengan aransemen gitar funk, dan sentuhan synth yang memodernkan lagu dengan lirik yang cukup emo satu ini.

Adapun beberapa track yang terdengar modern dengan warna musik pop techno yang catchy ala Tegan and Sara beberapa tahun belakangan. Seperti track “We Don’t Have Fun When We’re Together Anymore” yang didominasi dengan synth dan aransemen gitar pop. Begitu pula lagu “You Go Away and I Don’t Mind” serta lagu penutup yang bertempo lembut, “All I Have to Give the World is Me”.

Sebagian besar lagu memiliki sentuhan aransemen musik rock alternatif dan pop punk, namun dikemas dengan produksi yang memperlembut semua instrumen tersebut. Semua track juga memiliki judul dan lirik yang sederhana tanpa kiasan dan syair yang kompleks. Terasa sekali keluguan dan emosi yang apa adanya dari Tegan dan Sara yang masih muda ketika menulis dan mengkomposisi serangkaian lagu demo ini.

Secara keseluruhan, “Hey, I’m Just Like You” merupakan bentuk kejujuran dan ketulusan Tegan and Sara dalam merangkul kepribadian lama mereka sebagai remaja yang dituangkan dalam sebuah karya. Kedewasaan mereka dalam bermusik dimanfaatkan untuk memproduksi demo lama mereka menjadi karya baru yang relevan untuk generasi jaman sekarang. Tak berusaha menggurui, album ini merupakan surat masa lalu dari Tegan and Sara yang masih muda, menghadapi jati diri dan berbagai kejadian dalam hidup mereka.

rose rosie review rose rosie review

Rosé ‘rosie’ – Album Instrospektif Tentang Patah Hati dan Pencarian Identitas

Music

Gwen Stefanie Bouquet Gwen Stefanie Bouquet

Gwen Stefani ‘Bouquet’ Album Review

Music

Pink Floyd Pink Floyd

Pink Floyd ‘Wish You Were Here’ Mahakarya yang Emosional dan Melankolis

Music

Kendrick Lamar gnx Kendrick Lamar gnx

Kendrick Lamar ‘GNX’ Album Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect