Connect with us
Taylor Swift: You Need to Calm Down Review
Photo: Taylor Swift/Youtube

Music

Taylor Swift: You Need to Calm Down Review

Secara musikalitas, mendengarkan lagu ini seakan menggigit cupcakes cantik berwarna pastel yang penuh dengan sparkles.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sejak dirilis, “You Need to Calm Down” dari Taylor Swift berada dalam sorotan mendalaman. Lirik, makna, sampai kaitan serta semua clue yang diberikan (atau diklaim) pada track sampai album sebelumnya dan menjadi pembahasan ramai di media sosial. Namun, hype dan semua “kegilaan” untuk “You Need to Calm Down” masih jauh dibandingkan dengan single sensasional TS sebelumnya, “Look What You Made Me Do”. Sayangnya, dari segi musikalitas pun keduanya jauh berbeda.

Perubahan tune (dan aesthetic) Taylor Swift dari era Reputation ke TS7 sudah nampak dari awal tahun ini. Seperti biasa (this is Taylor Swift, after all), pop star satu ini mulai memberikan clue atau tanda-tanda tertentu untuk para fans. Mulai dari caption ME! di salah satu unggahan foto di Instagram, sampai digunakannya frasa You Need to Calm Down, dalam bahasa Prancis di video musik. Pertanda yang bukan hal baru, dan saat ini mungkin tak lagi mengejutkan.

Taytay menanggalkan jubah ‘villain’ yang dengan bangga dikenakan sepanjang era Reputation. Masih ingat bukan tentang bagaimana sang penyanyi pop dengan lantang menyebut dirinya ‘snake’ atau ular di album sebelumnya setelah sindiran yang sama digunakan oleh Kim Kardashian? Semua itu seakan dilepaskan dan meninggalkan sosok sebuah kupu-kupu berwarna pastel. Persis seperti adegan di video musik “ME!”, dimana ular bertransformasi menjadi kupu-kupu berwarna pink. Begitulan Taylor Swift di album Lover, yang akan rilis pada bulan Agustus, nanti.

Taylor Swift: You Need to Calm Down Review

Photo: Taylor Swift

Lalu, bagaimana dengan “You Need to Calm Down”? Single kedua untuk album Lover ini tak lagi menceritakan mengenai transformasi diri serta self love, seperti pada rilisan pertama sebelumnya. Kali ini, Taytay (lagi-lagi) mengarahkan aim ke arah haters. Secara musikalitas, mendengarkan “You Need to Calm Down” seakan menggigit cupcakes cantik berwarna pastel yang penuh dengan sparkles, rainbow, dan unicorn. Enak dipandang dan sangat menggoda. Namun di sisi lain, artifisial. “You Need to Calm Down” seakan penuh dengan pemanis buatan dan bagi sebagian pendengar kurang nyaman dinikmati.

Musik bubblegum pop yang dianut Taylor Swift sejak “ME!” memang masih berusaha untuk diterima. Bahkan untuk pendengar setia sekalipun. Sedangkan sisi penggemar lain yang mengenal Swift sejak era musik country, bisa jadi sudah lama menyingkir. But this is the new era. Musik bubblegum pop yang penuh dengan warna pastel serta pemanis. Bila harus dibandingkan dengan rilisan Taylor Swift sebelumnya, bahkan dengan “ME!”, “You Need to Calm Down” terdengar kosong dan lagi-lagi artifisial.

Sisi artifisial inilah yang menjadikan lirik dalam dari single ini sendiri seakan sulit diterima. Bagian pertama dari lirik “You Need to Calm Down” mendongengkan mengenai negativity dan juga kebencian para haters yang ditujukan pada Taylor Swift, teman-temannya, serta wanita sukses lain. Memperingatkan mereka untuk tidak “Like can you just not step on my gown?”. Di bagian kedua, lirik berfokus pada LGBTQ.

Topik ini sudah diprediksi akan diangkat dalam lagu oleh penggemar sejak awal tahun ini. Terutama setelah surat terbuka dari Swift untuk senator mengenai kesetaraan. Hanya saja lagi-lagi, jargon “When you could be GLAAD?” sampai “‘Cause shade never made anybody less gay” terasa kurang menusuk serta (ya, lagi-lagi) artifisial. Tanpa meragukan niatan pribadi dari Taylor dan dukungan untuk komunitas LGBTQ, lirik di “You Need to Calm Down” seakan sama “kosong”nya dengan iklan dukungan perusahaan ternama di Pride Month. Seolah hanya sebuah lips service.

“You Need to Calm Down” boleh jadi mengecewakan, artifisial, sampai terlalu manis. Namun tentu saja, ini tak membuat kita cukup sabar menantikan TS7 berikutnya, Lover yang akan rilis 2 bulan dari sekarang! Mungkin pada saat itu nanti, kita sudah akan lebih terbiasa pada musik bubblegum pop ala Taytay.

Beabadoobee Beabadoobee

Beabadoobee: This Is How Tomorrow Moves Album Review

Music

Phantom Siita: Girlhood Memories Phantom Siita: Girlhood Memories

Phantom Siita: Girlhood Memories Album Review

Music

The Penguin Soundtrack The Penguin Soundtrack

The Penguin Soundtrack: Playlist Curated by Cultura

Cultura Lists

Flip Top Head 'Up Like A Weather Balloon' Review Flip Top Head 'Up Like A Weather Balloon' Review

Flip Top Head ‘Up Like A Weather Balloon’ Review

Music

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect