Quantcast
Taylor Swift: 1989 (Taylor's Version) Album Review - Cultura
Connect with us
Taylor Swift: 1989 (Taylor's Version) Album
Cr. Beth Garrabrant

Music

Taylor Swift: 1989 (Taylor’s Version) Album Review

Tak perlu lakukan banyak aransemen ulang, 1989 sudah sempurna apa adanya.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Pada titik ini, semua album Taylor Swift diakui sebagai rilisan yang sensasional. Namun “1989” menjadi salah satu gerbang baru dalam kompas musik sang diva yang semakin meninggalkan genre country, semakin mantap memproduksi album yang didedikasikan oleh citra barunya sebagai penyanyi pop paling berpengaruh di era modern ini.

Melalui “1989” Swift mencurahkan hasratnya untuk menulis dan mengkomposisi musik dengan gaya terbaru. Ia ingin rehat dari gitar akustik dan suara banjo yang mendominasi dari karya-karya sebelumnya. Kemudian lahirlah musik pop baru terinspirasi dari era 1980an, karena ia bagian dari generasi tersebut, lahir pada tahun 1989 tepatnya.

Perubahan ini membawa Taylor Swift pada kemenangan Album of the Year di GRAMMY Awards setelah “Fearless”. Menjadi awal dari semakin meroketnya popularitas Taylor Swift hingga saat ini; menuai kesuksesan tak terbayangkan melalui The Eras Tour dan perilisan ulang, “1989” (Taylor’s Version).

Sembilan tahun kemudian, “1989” (Taylor’s Version) menjadi perilisan ulang paling diantisipasi oleh para Swifties. Promosinya juga paling hype dan penuh konten untuk memanjankan para penggemarnya. Ketiga album ‘Taylor’s Version’ sebelumnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok dan mudah diidentifikasi. Terutama karena Taylor Swift muda mengalami banyak perubahan dalam segi warna vokal begitu pula dengan semangat dan prinsip-prinsip yang ia tuangkan dalam lirik-liriknya.

Original Tracks:

“1989” (Taylor’s Version) tidak memiliki perubahan yang terlalu mencolok. Karena album ini menjadi dasar dari persona sang penyanyi yang masih ia pegang sampai sekarang. Jika ada perubahan yang bisa kita sebutkan, kualitas vokal Swift terdengar lebih kuat dan percaya diri dalam versi rekaman ulang ini. Swift tak terdengar melakukan banyak perubahan dari segi aransemen. Sebagai album yang sangat nge-pop (dibandingkan dengan album-album sebelumnya), tidak ada urgensi pula untuk melakukan perubahan yang signifikan untuk rekaman ini. Justru aransemen ulang dengan perubahan distinct akan mempengaruhi hits yang sudah sangat populer dari “1989” versi 2014.

Setidaknya ada dua track terbaik yang direkam ulang dalam album ini, ‘All You Had To Do Was Stay’ dan ‘I Know Places’. Dimana arahan vokal terdengar lebih emosional, membayangkan Swift mengingat ulang amarah dan rasa frustasinya menanggapi pandangan media pada masanya. Sebaliknya, ‘Clean’ dibawakan dengan lebih lembut dibandingkan dengan versi 2014 yang lebih memperdengarkan kemarahan.

Sementara lagu hits seperti ‘Welcome To New York’, ‘Blank Space’, ‘Style’, hingga ‘New Romantics’ kurang lebih terdengar seperti replika dari 2014. Masih catchy dan asyik, Swift mungkin sadar juga buat apa mengaransemen ulang lagu hits pop yang sudah sempurna. Mungkin pendengar bahkan tak akan menyadari mereka mendengarkan ‘Taylor’s Version’ atau versi 2014 untuk lagu-lagu populer yang direkam ulang ini.

The Vault Tracks:

Lagu-lagu dari ‘vault’ memiliki tema yang masih kohesif dengan tracklist original “1989”. ‘Slut!’ menjadi salah satu track yang diantisipasi penggemar semenjak diumumkan. Lagu ini ditulis oleh Taylor Swift, Jack Antonoff, dan Patrik Berger. Ini menjadi manifestasi sang penyanyi ketika mengalami ‘slut shamming‘ pada usia 20an. Ketika kita mengira ini akan menjadi track seperti ‘Blank Space’ dengan lirik satirnya, ‘Slut!’ ternyata menjadi ungkapan tanpa filter dari Swift mengenai dirinya yang dilabeli sebagai playgirl pada masa tersebut.

‘Say Don’t Go’, dikerjakan bersama Diane Warren menjadi yang terbaik dengan eksekusi produksi yang tepat. Dirangkai dengan melodi yang dreamy dengan arahan vokal yang cukup serupa dengan ‘All You Had To Do Was Stay’ dan ‘I Wish You Would’. ‘Now That We Don’t Talk’ dinyanyikan dengan arahan vokal khas Swift, falsetto yang breathy.

Mungkin hanya ‘Suburban Legends’ yang terdengar terlalu simple untuk standar lagu Taylor Swift. Sementara ‘Is It Over Now’ menjadi yang terbaik di antara kelima lagu dari ‘vault’. Lagu ini terdengar sinematik, bisa kita bayangkan menjadi kelanjutan dari ‘Out of the Woods’. Sebagai lagu dari ‘vault’, lagu ini memiliki chorus yang paling catchy.

Dengan begini, lagu-lagu dari ‘vault’ dalam “1989” (Taylor’s Version) memiliki tema yang serasi untuk perilisan ulang tanpa berubah terlalu mencolok. Sederet track ini secara ajaib diproduksi dengan semangat yang diambil dari versi 2014-nya. Merangkai album rilisan ulang tanpa kehilangan intisarinya.

“1989” menjadi album yang dulu melambangkan terlahir kembali Taylor Swift dengan ambisi menaklukan panggung pop. Dan ia berhasil. Memenuhi euforia yang dibangkitkan selama masa promosinya, “1989” (Taylor’s Version) jadi album rekaman ulang terbaik.

The Weeknd The Weeknd

The Weeknd: Hurry Up Tomorrow Album Review

Music

Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’ Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’

Franz Ferdinand ‘The Human Fear’ Review

Music

Beach House 'Bloom' Album Review Beach House 'Bloom' Album Review

Beach House ‘Bloom’ Album Review

Music

Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Adulting Playlist: Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect