Connect with us
24 Jam Bersama Gaspar, Sabda Armandio
Photo via fatahanshori.wordpress.com

Books

Sabda Armandio: 24 Jam Bersama Gaspar

Membaca cerita perjalanan Gaspar sebelum hadir di layar lebar.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Cerita “24 Jam Bersama Gaspar” pertama kali dikenalkan oleh penerbit Mojok pada tahun 2017, buku ini ditulis oleh Sabda Armandio yang sebelumnya dikenal lewat karya pertamanya “Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya”.

Gaspar kemudian hadir dan membawa nama Sabda Armandio lebih sering dibicarakan lagi. Setahun sebelum diterbitkan naskah novel “24 Jam Bersama Gaspar” berhasil meraih penghargaan sebagai pemenang unggulan di Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

Novel yang membawakan tema detektif dengan format setengah serius setengah bercanda ini muncul lagi menjadi bahan perbincangan pada april 2021 lalu, karena dikonfirmasi akan diadaptasi menjadi film yang diproduksi oleh Visinema dan akan disutradarai oleh Yosep Anggi Noen. Bagaimanakah  cerita Gaspar jika dibuat dalam format film? Sambil menunggu project ini dibuat tidak ada salahnya untuk mengenal kembali sosok Gaspar melalui novel “24 Jam Bersama Gaspar”.

Membawa Cerita Detektif dengan Format yang Lebih Segar

Dalam sampul bukunya, “24 Jam Bersama Gaspar” mencantumkan sub judul kalimat singkat yaitu “Sebuah cerita detektif” namun sepertinya dibuat sebagai kritik pada cerita detektif yang alurnya itu-itu saja. Novel ini membawa tema detektif yang lebih segar.

Cerita dimulai dengan sebuah rencana besar Gaspar yang mengajak beberapa orang untuk merampok toko emas milik Wan Ali, yang berkelindan dengan sebuah investigasi dalam bentuk narasi selang-seling menampilkan wawancara antara polisi dan para saksi serta pelaku.

Bagian-bagian cerita yang dibangun di dalam novel ini dimulai seperti sebuah repetisi tentang peristiwa yang akan berlangsung, namun sebenarnya kejadian-kejadian tersebut adalah semacam kilas balik dari kejadian satu hari perjalanan Gaspar dan teman-temannya menuntaskan sebuah rencana besar yang menjadi rahasia hidup karakter utamanya.

Menghadirkan Tokoh-tokoh yang Seolah Sepele Namun Penuh Kejutan

Kecermatan Sabda Armandio dalam membangun karakter tokoh-tokoh dalam novelnya sangat layak mendapat pujian. Ia menciptakan individu-individu yang tampak sepele, misalnya seperti tokoh Wan Ali, seorang pemilik toko emas yang memiliki kotak hitam incaran Gaspar, apa yang sebenarnya Gaspar inginkan dari seorang Wan Ali? Apakah hanya sebuah kotak hitam misterius atau sebuah rahasia besar di masa lalu?

Tokoh Bu Tati hadir mencuri perhatian saat melakukan sesi wawancara dengan seorang polisi, tokoh ini mendapat pesona dari jawaban-jawabanya yang asal, misalnya saat Ia disumpah polisi atas pernyataannya dalam interogasi.

Polisi: “Apakah ada yang menyaksikan semua pengakuan anda ini?”
Bu Tati: “Tentu saja ada: Tuhan”
Polisi: “Maksud saya, selain Tuhan?”
Bu Tati: “Tiada Tuhan selain Allah, Pak”

Komplotan Gaspar dalam menjalankan misi perampokan juga tidak kalah random, mereka hadir mengisi cerita ini menjadi situasi komedi yang jenaka. Kik adalah mantan pacar Gaspar yang sekarang berpacaran dengan Njet seorang mekanik langganan Gaspar. Afif yang biasa dipanggil Agnes seorang wanita yang menarik perhatian Gaspar karena memakai kaos Budi Alazon, dan seorang penjaga toko bernama Yadi namun lebih suka dipanggil Pongo.

Bermodalkan cerita-cerita bualan Gaspar Akhirnya Bu Tati, Kik, Njet, Agnes, Pongo, dan Cortazar (motor Gaspar, sebuah Binter Merzy keluaran 1976 yang dirasuki Jin Citah) memulai rencana perampokan toko emas Wan Ali.

Disampaikan Dengan Gaya Bercerita Nyeleneh dan Humoris

“24 Jam Bersama Gaspar” dibuat dengan gaya kepenulisan yang unik, terkadang ceritanya seperti dibawakan dengan sangat serius, tetapi tiba-tiba dibuat seperti lemparan humor yang ada di tongkrongan warung kopi. Membaca novel ini seperti diajak bercanda ketika sedang menghadapi suasana yang genting.

Selain menyuguhkan humor melalui dialog-dialog antar tokohnya yang absurd, novel ini juga memuat satire dan sarkastik pada semua hal yang sebenarnya sepele tetapi memang benar adanya, misalnya seperti saat Gaspar main catur dengan Wan Ali dan dia sadar sedang dibodohi.

“Aku hanya meletuk-letuk sambil berpikir betapa kecilnya diriku di dunia ini, betapa banyak hal yang tak ku ketahui, dan betapa lucunya umat manusia sampai-sampai aku menyimpulkan secara serampangan bahwa tiap manusia memang dilahirkan untuk menjadi pelawak”.

Memuat Referensi Nama-nama Besar Penulis, Musisi, dan Tokoh terkenal Lainnya

Membaca novel ini adalah salah satu pengalaman yang menyenangkan, sepanjang cerita pembaca akan disuguhkan banyak nama-nama besar yang dimasukkan dengan cara seperti asal namun masuk akal. Gaspar membuat sebuah daftar bahaya yang mengancam profesi seorang detektif dari judul-judul novel “Trio Detektif”.

Nama Gaspar juga diketahui dicomot dari nama Gaspar Noe seorang sutradara film “Love” (2015) yang fenomenal. Atau penulis fiktif yang membuat kata pengantar di novel ini, Arthur Harahap bisa jadi diambil dari nama pengarang serial “Sherlock Holmes” Sir Arthur Conan Doyle. Bahkan melalui sebuah lelucon, Sabda Armandio juga memakai nama-nama besar tokoh politik dalam dialog yang konyol.

“Seharusnya kau ku kunci dalam satu ruangan bersama Adolf Hitler dan Soeharto supaya kau terus mendengar ocehan narsis mereka seumur hidup”

Novel “24 Jam Bersama Gaspar” adalah cerita detektif yang melawan pakem tema serupa, dibuat dengan penuturan yang segar namun tetap penuh teka-teki. Novel ini terkesan main-main namun mengarah pada permasalahan yang tidak bisa dianggap enteng, khususnya tentang persoalan moralitas dan kecenderungan manusia untuk berbuat jahat.

Secara keseluruhan novel ini memang sangat layak dibaca karena formatnya yang sangat unik, tidak heran jika Visinema tertarik membuat film dari cerita ini.

Ernest Hemingway Ernest Hemingway

Ernest Hemingway: The Old Man and the Sea Review

Books

Buku Memperingati Hari Kartini Buku Memperingati Hari Kartini

Mengenal Sosok Kartini dari Sederet Bacaan yang Mengisahkan Pejuangan Hidupnya

Books

Han Kang: Human Acts Han Kang: Human Acts

Han Kang: Human Acts Review

Books

Laura Santullo: Monster  Kepala Seribu

Books

Connect