Connect with us
Rosaline
Cr. Moris Puccio

Film

Rosaline Review: Semi-Parodi Period Drama dari Perspektif Mantan Romeo

Kisah Rosaline yang lebih menarik dari kisah Romeo dan Juliet.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Kita semua pasti sudah familiar dengan Romeo dan Juliet, namun apa yang kenal dengan Rosaline Capulet? “Rosaline” merupakan film Original Hulu terbaru yang kini sudah bisa ditonton di Disney+ Hotstar.

Film ini diadaptasi dari novel modern, “When You Were Mine” pada 2012 (karya Rebecca Serle), yang terinspirasi oleh “Romeo and Juliet” oleh William Shakespeare. Jadi, siapa Rosaline? Rosaline yang diperankan oleh Kaitlyn Dever dalam film ini adalah mantan Romeo. Pujaan hati Romeo sebelum Ia akhirnya berpindah hati pada Juliet seperti dalam kisah romansa legendaris yang selama ini kita ketahui.

Rosaline adalah putri keluarga Capulet, sementara Romeo (Kyle Allen) adalah putra keluarga Montague. Keduanya tidak bisa mendeklarasikan cinta karena keluarga mereka saling bermusuhan. Ketika Romeo berpindah hati pada sepupunya, Juliet (Isabela Merced), Rosaline bersama Dario (Sean Tale), pria yang dijodohkan padanya, melakukan segalanya untuk menyabotase hubungan keduannya.

Rosaline Review

Semi-Parodi “Romeo and Juliet” dari Perspektif Rosaline

Kaitlyn Dever adalah aktris muda yang sebelumnya memberikan penampilan terbaik dalam film “Booksmart” (2019) dan serial Netflix, “Unbelievable”. Kali ini kita akan melihatnya sebagai Rosaline, putri keluarga Capulet yang cenderung tomboy, berjiwa bebas, dan berkepribadian keras.

Ia membuat ayahnya pusing karena tak juga ingin dinikahkan, mengingat usianya (sesuai standar drama period) sudah tidak muda lagi. Karena Rosaline benar-benar jatuh hati dengan Romeo. Masih mencari cara bagaimana mereka berdua bisa hidup bahagia bersama. Rosaline sebagai protagonis dalam kisah ini terlihat sebagai karakter yang kontras dari semesta Shakespeare yang menjadi latar dalam film ini.

Tidak seperti karakter heroin yang anggun dan melankolis, Rosaline memiliki aura sarkasme yang relevan dengan perempuan judes masa kini. Ia mengomentari Romeo yang terlalu dramatis serta mengutarakan poin yang lebih rasional dalam kisah romansa yang selama ini hanya digerakan oleh nafsu dan ilusi cinta. Sebagai penonton modern, kita akan berpihak pada Rosaline dengan penokohan yang sedikit lebih berlapis jika dibandingkan dengan Romeo dan Juliet yang satu dimensi saja.

Kaitlyn Dever tidak memerankan sosok mantan kekasih yang villainous dalam film ini. Rosaline bisa jadi satu-satunya karakter dengan cara berpikir paling jernih dalam kisah ini. Tidak semua dari kita menganggap kisah Romeo dan Juliet adalah kisah cinta legendaris yang romantis. Pasti ada juga dari kita yang berpikir bahwa cinta keduanya buta, naif, dan cenderung konyol daripada tragis. “Rosaline” seakan menjadi perwakilan dari opini kita yang tidak menyukai cerita karya Shakespeare ini.

Rosaline Review

Period Drama dengan Kemasan Modern

Semakin banyak period drama yang kini memiliki presentasi modern. Mulai dari serial “Bridgerton” hingga film Netflix, “Persuasion”. “Rosaline” juga mengikuti trend period drama yang belakangan ini memiliki presentasi modern. Eksekusi dialog dalam film ini terasa seperti film romansa remaja dengan bahasa tidak formal.

Beberapa karakter juga menunjukan sikap seperti orang-orang masa kini, berbicara seperti kita. Salah satu Rosaline yang berani mengungkapkan apa yang Ia pikirkan. Kemudian temannya, Paris (Spencer Stevenson), yang tidak ingin menikah dengan wanita.

Kita juga akan mendengarkan lagu-lagu modern menjadi soundtrack dalam “Rosaline”. Film periode ini juga memiliki produksi yang cukup menggugah mata dengan kostum dan tata riasnya. Jika belakangan ini kita melihat produksi period drama bernuansa barat, “Rosaline” memperlihatkan referensi dari Italia klasik. Mulai dari tata rambut, pemilihan busana, menjadi sajian yang cukup baru dan sesuai dengan materi sumber.

Rosaline dan Dario vs. Romeo dan Juliet

Dalam versi Shakespeare original, Rosaline adalah ponakan Capulet yang menolak cinta Romeo. Membuat Romeo akhirnya jatuh hati dengan Juliet. Rosaline memang tidak terlalu menonjol dalam cerita yang kita ketahui selama ini. Oleh karena itu “Rosaline” menggunakan premis tersebut untuk menciptakan perspektif alternatif dari kisah “Romeo and Juliet”. Sementara Dario, diperankan oleh aktor Sean Tale adalah karakter pendamping karangan dalam skenario ini. Kisah Rosaline dan Dario terlihat lebih menarik dan ‘hidup’ jika dibandingkan dengan kisah cinta Romeo dan Juliet.

Menggunakan rumus drama romansa ‘benci jadi cinta’, Rosaline melalui sekuen petualangan yang lebih seru bersama Dario. Jelas film ini memiliki naskah yang bias terhadap Rosaline dan Dario, dan mereka berhasil menyakinkan kita untuk lebih tertarik dengan kisah mereka berdua.

Sementara skenario Romeo dan Juliet yang menjadi plot sampingan. Kaitlyn Dever dan Sean Tale memiliki chemistry yang enak dilihat bahkan sejak adegan pertama mereka bertemu. Bukan hubungan cinta yang melankolis dan lovey dovey, namun lebih ke tahap perkenalan yang memikat untuk menimbulkan benih cinta. Dario digambarkan sebagai pria pelaut yang suka berpetualang, lebih macho jika dibandingkan dengan Romeo yang lebih suka menulis puisi. Dario memang terlihat lebih cocok dengan Rosaline.

Secara keseluruhan, “Rosaline” merupakan sajian komedi semi-parodi period drama yang menyenangkan untuk ditonton. Setidaknya plot dan kronologinya jelas untuk disimak. Terutama bagi kita yang tidak terlalu ‘klik’ dengan kisah Romeo dan Juliet selama ini.

24 Jam Bersama Gaspar 24 Jam Bersama Gaspar

24 Jam Bersama Gaspar Review: Petualangan di Negeri Distopia Suram

Film

Damsel Damsel

Damsel Review: Aksi Menegangkan Millie Bobby Brown Melawan Naga

Film

American Fiction Review American Fiction Review

American Fiction Review: Film Satir Sajikan Prespektif Baru dari Black Culture

Film

Echo Echo

Echo Review: Alaqua Cox Semakin Memikat dan Ikonik sebagai Maya Lopez

TV

Connect