Connect with us
RagNBone
Photo via theargus.co.uk

Music

Rag’n’Bone Man: Life in Misadventure Album Review

Album kedua yang kehilangan autentifikasi dan fun element dari ‘Human’.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Kesuksesan debut album ‘Human’ tidak mendorong Rag’n’Bone Man untuk merilis album selanjutnya. ‘Life in Misadventure’ meluncur 4 tahun kemudian; dan sayangnya kehilangan banyak aspek musikalisasi yang melejitkan sang musisi melalui album sebelumnya.

Penyanyi bernama asli Rory Graham ini memulai karir di dunia musik 15 tahun silam. Saat itu ia lebih dikenal sebagai rapper di Uckfield. Hingga berhasil mencuri perhatian dalam penampilan open mic di Brighton. Performa yang mempertontonkan vokal modern-blues khas miliknya tersebut mengantarkan ke perilisan album debut ‘Human’ di tahun 2017.

‘Human’ menjadi album debut dengan penjualan tercepat di dekade ini oleh artis pria. Pencapain yang melesatkan Rag’n’Bone Man ke Brit Rising Star Award dan status The Next Big Thing.

Berselang 4 tahun dari ‘Human’, dan setelah sederet kolaborasi hingga feature bersama musisi papan atas dunia, Rag’n’Bone Man kembali dengan album kedua ‘Life in Misadventure’.

Membandingkan ‘Human’ dan ‘Life in Misadventure’ seakan dua sisi koin yang sama—namun tetap memiliki beberapa aspek berbeda. Dalam ‘Human’ Rag’n’Bone Man memperlihatkan sisi soul sekaligus playful, melalui hits demi hits yang terangkai apik. “Human” dengan “only human after all” hingga “lost in the fire of love” dalam “The Fire”. “All of the lines we’ve crossed, they’ve finally bust us open/As a thousand tiny paper cuts align,” dendangnya dalam “Bitter End.”

‘Life in Misadventure’ dibuka dengan “Fireflies” yang mengadopsi instrumen menenangkan dengan vokal heartfelt nan otentik. Ia menarasikan tentang patah hati, “I will live or die happily / Just to know you’re free” dalam “Breath in Me”. Kedua track bergenre ballad di pembuka album tersebut cukup berhasil menarik perhatian pendengar; memberi harapan akan material bernada balada seapik yang ditampilkan di ‘Human.’

“Fall In Love Again” menjadi track personal mengenai ketakutan jatuh cinta lagi. Lirik mendalam, dan quotable bait: “I will make some poor excuses / Every time that I get close to you” diiringi irama upbeat di latar belakang.

Tempo cepat di album ini tidak bertahan lama. Rag’n’Bone Man kembali membawa irama ballad dalam “Talking To Myself” dengan lirik (yang lagi-lagi) mendalam, “I need something / I need someone.” Di track ini, karakter vokal dan warna suara Rag’n’Bone Man benar-benar ditampilkan maksimal.

Rag’n’Bone Man menggandeng P!NK di lagu bernada ballad berikutnya, “Anywhere Away From Here”. Kedua penyanyi dengan kemampuan vokal luar biasa ini seakan adu chemistry dalam track balada berproduksi minimalis.

“All You Ever Wanted” membawa pendengar ke genre rock ‘n’ roll setelah gempuran track balada berturut-turut. Single pertama dari album ‘Life in Misadventure’ ini sebenarnya menjanjikan eksplorasi dan sisi fun dari Rag’n’Bone Man; yang sayangnya tidak berhasil diteruskan dalam track-track lain.

Sama seperti single utama “All You Ever Wanted,” “Crossfire” pun merupakan track menjanjikan. Meski masih jauh dari kategori hits seperti track-track lain di album ‘Human.’

Kualitas, kemampuan, dan warna vokal Rag’n’Bone Man sangat khas—begitu cocok dipadukan bersama nada-nada balada pop maupun blues. Kelebihan pada karakter vokal ini sayangnya membatasi kreativitas Rag’n’Bone Man dalam bereksplorasi di genre-genre lain.

Setelah mencoba irama rock ‘n’ roll, Rag’n’Bone Man menghadirkan melodi country lewat “Time Will Only Tell”. Permainan irama gitar ala musik country berpadu harmonis dengan horns bergaya Motown. Vokal powerful dari Rag’n’Bone Man lagi-lagi bersinar dan memberi warna tersendiri.

Eksplorasi serba nanggung di album ini digenapkan dengan hadirnya “Lightyears”; track berikutnya dengan genre ballad. Pada titik ini, ‘Life in Misadventure’ sudah terdengar menjenuhkan. Walau range dan warna vokal Rag’n’Bone Man masih sukses menghadirkan track berkualitas tinggi.

“Changing of the Guard” dengan produksi ala Fleetwood Mac pun tidak mampu membawa kesegaran untuk album ini.

‘Life in Misadventure’ mungkin berhasil memuaskan rasa penasaran pendengar untuk sophomore album dari Rag’n’Bone Man. Meski sayangnya, sang penyanyi kehilangan sisi fun dan eksplorasi bermain-main dalam genre musik berbeda. Hingga autentifikasi yang berhasil melahirkan ciri khas tersendiri melalui debutnya.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect