Connect with us
Perkembangan Trend Video Klip Musik dari Masa ke Masa

Entertainment

Perkembangan Trend Video Klip Musik dari Masa ke Masa

Mulai dari MTV hingga industri K-pop yang selalu all out dalam video klip.

Video klip sudah menjadi bagian besar dalam industri musik sejak lama, baik sebagai materi promosi hingga medium seni. Video klip pertama yang pernah dibuat dalam sejarah adalah “Stranger in Paradise” dari penyanyi Tony Bennett pada 1953.

Sementara “Bohemian Rhapsody” diakui oleh media secara luas sebagai video musik promosi pertama yang rilis tahun 1975. Pada awal mulanya, video klip identik dengan dokumentasi musisi yang bernyanyi, baik di studio maupun footage konser. Kini video klip musik sudah lebih variatif seiring berkembangnya trend hingga teknologi produksi video.

Secara teknis, video klip tak jauh berbeda dengan eksekusi produksi film. Banyak musisi yang secara totalitas memproduksi musik videonya. Sudah lebih dari sekadar media promosi, video klip kini menjadi media bagi musisi untuk mengekspresikan musiknya secara visual.

Bermula dari konsep visualisasi musik, video klip sekarang sudah menjadi media ekspresi diri, platform untuk menyuarakan isu tertentu, atau sekadar hiburan bagi para penggemar. Dimana kita bisa melihat musisi idola kita berakting, menari, hingga tampil dengan berbagai konsep yang mungkin tidak sering kita lihat dalam live performance.

Mari kita menelusuri sejarah video klip musik sekaligus melihat trend presentasinya dari masa ke masa. Tak akan ada habisnya jika kita mengupas setiap genre dan segmentasi dalam topik ini, jadi kita akan membahas beberapa momen dan trend yang dominan dalam sejarah.

Awal dari Sejarah Trend Video Klip Musik Saat MTV Mengudara pada 1981

Pada 1 Agustus 1981, MTV menjadi titik balik dari trend distribusi video klip musik. “Video Killed the Radio Star” dari The Buggles menjadi video klip pertama yang diputar di MTV. Stasiun ini mendedikasikan medianya untuk musik secara maksimal. Konsep awalnya sederhana, namun ambisius, yaitu memutar video klip musik non-stop selama 24 jam.

MTV sendiri masuk ke Indonesia pada 1995, dibawah stasiun televisi lokal sebagai induk. Masih program-program MTV yang lebih segmental seperti MTV 100% Indonesia, MTV Music Remedy, MTV Hits, dan masih banyak lagi. Kita jadi bisa menentukan untuk stay tune ketika program memutar musik yang sesuai dengan selera kita.

Kemudian program semakin berkembang dengan adanya MTV Artist of the Month dimana musisi yang terpilih bisa mempromosikan karya terbarunya selama sebulan penuh di program khusus MTV.

MTV secara tidak langsung telah memotivasi banyak musisi untuk memproduksi video klip yang artistik dan semakin inovatif. Ada platform yang benar-benar diciptakan sebagai wadah mereka berekspresi secara visual, bahwa video klip “dikonsumsi” dan selalu dinanti-nanti oleh penggemarnya.

Sebelum YouTube, kita mungkin ingat masa-masa ketika kita harus menunggu video klip idola kita di putar di MTV. MTV juga memiliki ajang penghargaan musik khusus untuk video klip yaitu MTV Video Music Awards untuk memberikan bentuk penghargaan nyata bagi setiap musisi yang kreatif dan mencurahkan tenaga ekstra dalam video klipnya.

Konsep Full Band Performance dalam Video Klip pada Era Rock 2000-an

Bicara tentang konsep video klip, full band performance merupakan konsep paling klasik namun tak lekang oleh waktu. Kita ambil sampel dari era musik rock alternatif dan punk rock 2000-an. Dimana band-band seperti Coldplay, Radiohead, Linkin Park, Green Day, Simple Plan, hingga My Chemical Romance dan masih banyak lagi, masih mendominasi chart music di radio. Tampil dengan formasi ‘full band’ pastinya merupakan identitas penting bagi musisi-musisi tersebut.

Lebih dari sekadar footage menyanyi yang mentah dari sesi latihan di studio atau footage konser, video klip dengan konsep ini dikembangkan menjadi skenario yang lebih sinematik. Berapa kali kalian kembali ke YouTube untuk menonton video “Faint” dari Linkin Park? Mungkin juga “Speed of Sounds” dari Coldplay? Dimana musisi tampil “live” di satu set yang sama dari awal hingga akhir, namun secara ajaib bisa memikat secara energi maupun memuaskan dalam segi visual.

Salah satu contoh video klip dengan konsep full band performance yang diakui kualitasnya adalah “Vertigo” dari U2. Video klip tersebut mendapat penghargaan Best Music Video pada ajang Grammy Awards 2005.

Honorable Mention to OK Go dan Thirty Seconds to Mars: Masih masuk dalam era rock 2000-an, OK Go merupakan band rock yang tidak boleh kita lupakan jika bicara tentang konsep video klip menarik. Sejak debut dengan video klip “A Million Ways”, OK Go sudah menunjukan dedikasi spesial pada video musiknya.

Tidak selalu berhubungan dengan lirik lagu, OK Go lebih suka bereksplorasi dengan berbagai konsep gila dan kreatif. Mulai dari menarik dengan koreografi unik dan lucu, hingga memainkan instrumen dengan mobil dalam video klip “Wanting/Needing”. Mereka bahkan mungkin tidak mempedulikan berapa views yang akan didapatkan, namun kita bisa melihat bagaimana mereka menikmati setiap momen dalam produksi video klip.

Mereka juga telah memenangkan penghargaan Grammy kategori Best Music Video untuk “Here it Goes Again” pada 2007. Dimana para member OK Go menari di atas treadmill. Syuting menggunakan teknik one-shot yang sudah menjadi ciri khas dari OK Go.

Mengawali karir sebagai aktor, Jared Leto sepertinya sangat sadar bagaimana media visual satu ini harus dieksekusi secara maksimal, layaknya sebuah film. Bersembunyi di balik nama Bartholomew Cubbins (2006-2014), Jared Leto menjadi sutradara untuk sebagian besar diskografi video klip 30 Seconds to Mars.

Band rock satu ini kerap menghadirkan konsep artistik dengan kualitas visual high definition, atau mengambil referensi dari film. Seperti video klip “The Kill” yang terinspirasi dari film “The Shining”.

YouTube dan Gelombang EDM dan Diva Pop 2010an

YouTube pertama kali diluncurkan pada 2005 silam. Sebagai platform video bersegmentasi luas, YouTube juga menjadi platform yang membawa perubahan besar pada trend dan distribusi video klip musik.

Dengan memiliki channel official sendiri, setiap musisi semakin bebas dalam mengontrol copyright hingga manajemen profit untuk akan hasil karyanya sendiri. Media ini juga lebih memberikan kebebasan untuk mengeksekusi konsep apapun tanpa regulasi seketat media televisi.

Pada era ini, musik EDM dan Pop menjadi penguasa berbagai media sosial, salah satunya YouTube. Tak hanya sebagai karya seni visual untuk dinikmati sekali putar, video klip yang identik dengan kehidupan hedonisme, rave party, ajang pamer aset dan bakat, yang secara tak langsung juga mempengaruhi gaya hidup masyarakat luas.

Pada era inilah nama DJ besar seperti Avicii, Calvin Harris, Zed hingga diva pop seperti Katy Perry, Nicki Minaj, Taylor Swift, dan masih banyak lagi, merajai trend musik. Video klip mereka selalu dinanti. Secara perlahan, jumlah views dalam setiap video YouTube menjadi tolak ukur penting akan seberapa besar dan suksesnya seorang musisi.

Ketika Video Klip K-pop Mendominasi YouTube

Kalau sudah bicara tentang kepopuleran musisi dari jumlah views di YouTube, kita tak bisa melupakan demam K-pop yang mendunia dan terus meroket pada era 2010-an.

“Gangnam Style” dari PSY yang rilis pada 2012 menjadi video klip pertama di YouTube yang mencapai 1 miliar views. Apa yang menarik dari video klip “Gangnam Style”? Video klip ini memiliki berbagai hal yang dibutuhkan untuk populer sebagai video musik pop; It’s festive, it’s funny, it’s catchy. Mulai dari tarian ala menunggangi kuda yang ikonik, sketsa komedi, dengan berbagai latar berbeda dan melibatkan banyak orang dalam videonya untuk memberikan kesan meriah yang otentik.

Video klip K-pop sekarang memiliki liganya sendiri. Budaya ‘streaming war’ terlahir dari fandom satu ini. Dengan dedikasi tinggi, para penggemar dari masing-masing idola rela menghabiskan waktu untuk memutar video klip terbaru sepanjang hari demi jumlah views. Sudah bukan hal mengejutkan lagi ketika BTS atau Blackpink mencapai 10 juta views bahkan lebih hanya dalam hitungan jam.

Namun, industri musik K-pop bisa dikatakan yang paling maksimal dalam menggunakan platform video klip sebagai atribut promosi, hiburan, sekaligus seni. Mulai dari perilisan teaser dengan teka-teki, hingga produksi video klip utama yang selalu total.

Sama halnya trend video klip barat yang awalnya hanya menampilkan konsep live performance, video K-pop lawas lebih dominan dengan tarian. Kini video klip K-pop memiliki elemen yang lebih variatif. Mulai dari tarian, footage-footage artistik berkualitas tinggi, hingga pemilihan warna-warna vibrant yang segar di mata. Tak heran jika para penggemar K-Pop juga tidak pernah bosan memutar ulang video klip idola favoritnya.

Mulai dari menunggu video musisi kesayangan kita di MTV, hingga akhirnya kini kita bisa melihat video klip idola kita dalam genggaman kapanpun kita mau, trend video klip musik telah mengalami perkembangan pesat dan menjadi salah satu media seni berpengaruh dalam budaya pop.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Connect