Connect with us
My Chemical Romance: The Black Parade
MTV

Music

My Chemical Romance: The Black Parade Album Review

Konsep album teatrikal tentang hidup dan mati yang selalu dikenang.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Sudah 13 tahun semenjak album “The Black Parade” dari My Chemical Romance (MCR) dirilis pada 26 Oktober 2006. Meski band emo ini telah resmi bubar pada tahun 2013 silam, hari perilisan album ketiga MCR selalu menjadi hari yang dikenang oleh penggemarnya. Bukan album yang berkesan bagi para penggemar MCR, “The Black Parade” juga merupakan salah satu album rock terbaik pada awal tahun 2000-an.

“Welcome to the Black Parade” dipilih sebagai single utama dari album ini yang telah menjadi emo anthem sepanjang masa. Lagu dengan durasi 5 menit ini menceritakan perjalanan menuju alam baka secara teatrikal dengan aransemen yang dinamis. Dibuka dengan G note piano yang legendaris dan diikuti dengan drum ala marching band dan secara bertahap diikuti dengan musik full band rock yang menghentak.

“The Black Parade” merupakan konsep album dengan cerita tentang hidup dan mati. Konsep ini ditulis oleh Gerard Way, sang frontman yang memiliki bakat alami dalam menulis sebuah cerita yang komikal. Dalam album ini, MCR menciptakan seorang karakter yang disebut sebagai The Patient.

“The End” merupakan track pembuka dengan aransemen rock emo melankolis yang menggambarkan situasi sakaratul maut yang dialami oleh The Patient. Kemudian disambung dengan track “Dead!” yang seketika menghentak. “Dead!” memiliki nuansa musik rock yang lebih ceria dan pasrah dengan kematian dan menanggapi segala kemalangan selama hidup dengan lirik sarkastik.

Nuansa rock yang gelap dan suram semakin terdengar pada dua track berikutnya, “This Is How I Disappear” dan “The Sharpest Lives”. Kedua lagu ini memiliki aransemen musik yang cadas dengan rhythm dan melodi gitar yang dinamis yang menyelimuti lirik teatrikal yang romantis sekaligus emosional. “This Is How I Disappear” menceritakan The Patient yang berusaha menyampaikan perasaan pada kekasihnya. Sementara track “The Sharpest Lives” menceritakan bagaimana kehidupan The Patient yang dulunya liar dan keras.

Track tersebut memiliki kesinambungan pada track “House of Wolves” yang menceritakan bahwa The Patient merangkul segala dosanya selama hidup dan menerima dirinya yang harus menerima siksa neraka. Track ini bisa dibilang sebagai track paling up beat dengan aransemen rock yang keras dengan segala melodi gitar dan hentakan drum yang menggebu-gebu.

“I Don’t Love You” you merupakan track yang menjadi single kedua dari album The Black Parade. Track satu ini memiliki tempo yang lebih lambat dengan aransemen musik rock alternatif tentang The Patient yang patah hati.

Berikutnya ada track yang diakui sebagai lagu paling gelap yang pernah ia tulis, “Cancer”. Secara metafora, “Cancer” diartikan sebagai segala jenis penyakit yang merenggut hidup manusia. Namun secara langsung “Cancer” juga bisa diartikan sebagai penyakit kanker yang kita ketahui merupakan penyakit mematikan. Dengan aransemen piano yang mellow dan pembawaan vokal Gerard yang emosional, lagu ini menyampaikan kesedihan dan derita yang dialami seseorang sebelum menghadap ajalnya.

Lalu track “Mama” menceritakan karakter pendukung dalam “The Black Parade” yang diberi disebut Mother War. Kita bisa melihat karakter ini pada video klip “Welcome to the Black Parade”. Ia digambarkan sebagai perempuan dengan rambut pirang dan masker yang eksentrik. Lagu ini bercerita tentang seorang tentara yang hendak meninggal dalam perang namun masih memiliki masalah dengan ibunya dan berusaha untuk memperbaiki hubungan tersebut di saat-saat terakhir.

Dalam lagu “Sleep”, The Patient diceritakan merefleksikan hidupnya dan pasrah bahwa tak ada hal yang dapat ia lakukan lagi untuk memperbaiki kesalahannya. Masih berhubungan dengan track “Mama”, The Patient berusaha menenangkan ibunya dan tak perlu menangisi dirinya lagi karena ia telah pasrah melalui lirik; “And through it all, how could you cry for me? ‘Cause I don’t feel bad about it”.

Berikutnya ada track dengan aransemen musik Rock n’ Roll pada track “Teenagers”. Lagu ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Gerard Way. Ketika masih remaja, ia merasa bahwa orang dewasa tanpa alasan yang jelas takut pada dirinya. Hingga suatu hari, Gerard Way merasa sebagai orang tua yang takut terhadap sekumpulan remaja yang ia temui di bis.

Mendekati akhir album, track “Disenchanted” merupakan babak terakhir bagi karakter The Patient. Lagu ini mengungkapkan ketidak inginan terhadap hidup yang ia miliki. Ia telah berusaha melakukan apapun untuk membuat hidupnya lebih berarti namun semua berakhir tanpa ada artinya. Lagu sedih ini dibawakan dengan aransemen gitar akustik dengan sedikit bagian instrumen full band.

“Famous Last Words” merupakan lagu penutup yang memiliki makna tersendiri bagi MCR. Lagu ini ditulis pada masa tergelap dalam karir mereka saat mengerjakan “The Black Parade”. Mikey Way, bassist sekaligus adik Gerard sempat mengalami gangguan kecemasan dan meninggalkan band dalam jangka waktu tertentu. Namun, Mikey akhirnya kembali setelah mendengarkan track ini.

“Famous Last Words” merupakan ungkapan MCR yang nothing to lose pada akhir perekaman album “The Black Parade”. Sempat muncul pesimisme pada kelanjutan dari band MCR dari setiap anggota pada saat itu. Melalui lagu ini, mereka menyatakan keberanian mereka untuk tetap hidup apapun yang terjadi.

Keberanian tersebut pun membuahkan hasil yang sangat besar bagi karir MCR. “The Black Parade” merupakan puncak karir MCR yang membuat mereka masih memiliki penggemar setia dan selalu dikenang oleh penikmat musiknya.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect