Connect with us
Monster
Cr. Well Go USA

Film

Monster Review: Jahatnya Lingkungan dalam Tiga Perspektif

Sajikan drama misteri penuh makna secara multiperspektif.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Setiap orang umumnya memiliki persepsinya sendiri akan beragam hal. Akan tetapi, tak selamanya orang lain menerima persepsi yang ia miliki. Bahkan, tak jarang persepsi kita dianggap buruk dan mendorong sesuatu yang lebih buruk terjadi setelahnya. Singkatnya, hal ini yang ingin disorot pada film ‘Monster’ yang sedang mengudara di bioskop.

‘Monster’ merupakan film drama misteri yang diarahkan oleh Hirokazu Kore-eda, sebelumnya populer berkat ‘Shoplifters’ dan ‘Broker’ yang ia arahkan beberapa tahun lalu.

Menempatkan aktor-aktris ternama dari Jepang seperti Sakura Ando, Eita Nagayama, serta Soya Kurokawa, film ini berkisah tentang Minato Mugino yang tiba-tiba bertingkah aneh, membuat ibunya merasakan sesuatu yang janggal sedang terjadi. Seiring waktu, konflik yang dihadirkan semakin kompleks, tak hanya dari sang ibu, melainkan dari perspektif guru di sekolah Minato dan Minato sendiri.

‘Monster’ sendiri mengusung cerita yang dikemas dalam tiga babak untuk mengakomodasi tiga perspektif yang ingin disajikan oleh sang sutradara. Hadirnya tiga sudut pandang ini seakan menutupi singkatnya plot yang ingin diusung, namun kemunculan ragam point of view tersebut memberikan semacam plot twist akan poin-poin cerita yang telah dibangun pada sequence sebelumnya. Hal ini pula yang membuat penonton selalu ingin menerka-nerka akan apa yang sebenarnya terjadi pada para karakternya.

Monster Review

Seperti film-film arahan Hirokazu Kore-eda sebelumnya, film peraih Palme d’Or di Cannes Film Festival ini cenderung penuh akan dialog-dialog seiring berbagai adegannya. Ragam dialog yang tersaji seakan memberikan cue mengenai apa yang sebenarnya terjadi, baik dari waktu kejadian hingga berbagai event yang terjadi off-screen. Walau terasa dialogue-heavy, ‘Monster’ terbilang menyajikan narasi yang tak tergolong berat, membuatnya lebih mudah dipahami terlepas dari alur maju-mundur yang diusungnya.

Layaknya ‘Shoplifters’ dan ‘Broker’, ‘Monster’ disajikan sebagai social commentary mengenai diskriminasi pada orang-orang yang dipandang berbeda oleh lingkungannya, baik dari luar hingga dari keluarga orang yang menjadi objek diskriminasi tersebut.

Selain itu, film yang juga ditulis oleh Yuji Sakamoto ini juga menyentil isu lain, seperti tindakan scapegoating dari petinggi institusi untuk mengalihkan isu dari petinggi-petinggi tersebut. Semuanya disajikan untuk memberikan sense of realism akan apa yang sedang marak terjadi belakangan ini.

Sebagai film yang dramatic dengan segudang misterinya, ‘Monster’ juga disokong oleh deretan aktor-aktris yang berhasil men-deliver perannya dengan baik. Sakura Ando tampil baik sebagai single mother yang selalu berusaha membela anaknya, disusul oleh Eita Nagayama yang mampu menyajikan peran cukup baik sebagai guru yang senantiasa berbuat baik walau tak selamanya lingkungan memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, spotlight dari film ini ada pada Soya Kurokawa dan Hinata Hiiragi yang berhasil membangun keseluruhan nuansa misteri melalui kemuraman dan dinamika dari karakter yang mereka perankan.

Selain poin-poin di atas, technical aspect dari ‘Monster’ juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Walau tidak tampil dengan gimmick sinematik seperti film-film pada umumnya, film ini tetap mampu menghadirkan cinematic experience layaknya film-film bioskop lain.

Penggunaan color tone yang cenderung cool, sinematografi yang didominasi oleh steady shots, serta scoring bertema sendu yang di-arrange oleh mendiang Ryuichi Sakamoto dengan menawan membuat film ini sangat layak untuk dinikmati dengan teknologi sinematik kekinian.

Akhir kata, ‘Monster’ merupakan drama misteri yang berhasil menyorot isu-isu penting di dunia melalui narasi dan karakterisasi para pemerannya yang sangat menggugah.

Tak hanya itu, sajian sinematiknya membuat film arahan Hirokazu Kore-eda yang masuk nominasi Palme d’Or ini wajib ditonton selagi masih mengudara di bioskop.

Lost in Translation & Her: Kesepian dan Perpisahan dari Dua Perspektif

Film

Siksa Kubur & Badarawuhi di Desa Penari: Rayakan Lebaran dengan Film Horor Lokal

Entertainment

Monkey Man Monkey Man

Film & Serial Terbaru April 2024

Cultura Lists

Perfect Days Perfect Days

Perfect Days: Slow Living & Komorebi

Entertainment

Connect