Quantcast
Monohero: Awake Album Review - Cultura
Connect with us
Monohero Awake
Photo by Hanif Ardhika

Music

Monohero: Awake Album Review

Album konsep tentang perjalanan hidup manusia dengan musik psychedelic.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

Monohero akhirnya debut dengan album pertama mereka yang bertajuk “Awake” pada 2 Februari 2020 lalu. Sebelumnya, unit audiovisual asal Malang ini telah merilis 3 single promosional, “Antah Berantah, “Lonely”, dan “Desember Jangan Menangis”.

“Awake” terdiri dari 6 track dengan lirik dan 4 komposisi instrumental bernuansa psychedelic yang atmospheric. Melalui album pertama mereka, Monohero mengangkat konsep pengembaraan manusia.

Dalam bahasa Inggris, “awake” memiliki makna terbangun atau sadar, dengan harapan album ini mampu membuat manusia tersadar akan hubungan kita sebagai manusia dengan bumi di mana kita berpijak. Sementara dalam bahasa Jawa, “awake” juga bisa dibaca “awak’e” yang bermakna “diri kita”.

Berasal Jawa Timur, MF Wafy, Arie W. Omen, dan Alfian Roesman alias Beb, hendak memadukan unsur budaya Jawa yang dibungkus dengan sentuhan modern Alternatif. Ada banyak track berlirik yang ditulis dalam bahasa Jawa dan dibawakan dengan vokal Arie Omen yang teknik ‘ngidung’.

Arie Omen yang juga menulis sebagian besar track dalam album “Awake” mengungkapkan bahwa dirinya memang banyak terinspirasi oleh falsafah Jawa yang sering ia baca.

Perjalanan manusia dalam “Awake” dibuka dengan track “Tulak Bala”. Lagu ini memiliki makna bagaimana manusia memulai perjalanannya dengan doa agar terhindar dari bencana atau menangkal sial. Lagu ini juga terinspirasi dari salah satu tembang masyarakat Jawa.

Memasuki track “Lonely”, lagu ini mempresentasikan perasaan manusia yang merasa kebingungan dan kesepian dalam kehidupan.

“Desember Jangan Menangis” merupakan single yang kebetulan dirilis pada bulan Desember 2019 lalu. Track ini merupakan satu-satunya track yang dibawakan dalam bahasa Indonesia. Bercerita tentang hubungan manusia dengan bumi, bagaimana kita hanya “menumpang” hidup dan terus bertumbuh dan berkembang.

Perjalanan kita ditutup track “Antah Berantah” dengan aransemen beat drum bass yang menenangkan.

Monohero Awake

Secara keseluruhan, “Awake” bisa dikategorikan sebagai sebuah album konsep yang sangat idealis. Album ini memiliki track dengan syair yang saling berkesinambungan dan memiliki benang merah konsep tentang pengembaraan hidup manusia di bumi.

Monohero mengambil langkah berani dengan membawakan tembang berbahasa daerah yang tidak dipahami oleh berbagai kalangan. Namun dengan olahan aransemen musik yang modern dan kualitas vokal Aries Omen yang berkarakter, “Awake” tetap bisa kita nikmati tanpa harus memahami setiap bait dari lirik lagu.

Mendengarkan musik psychedelic dan ambient serta kidung dari Arie Omen yang dalam album “Awake” bisa menjadi momen refleksi diri yang menenangkan.

Sebagai unit audiovisual, Monohero juga memikirkan konsep album art sebagai salah satu unsur yang melengkapi karya mereka. Untuk menikmati karya visual dari album “Awake” dalam bentuk CD, pre-order telah dibuka sejak 4 Februari hingga 14 Februari 2020 di semua akun media sosial Monohero.

The Weeknd The Weeknd

The Weeknd: Hurry Up Tomorrow Album Review

Music

Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’ Franz Ferdinand – ‘The Human Fear’

Franz Ferdinand ‘The Human Fear’ Review

Music

Beach House 'Bloom' Album Review Beach House 'Bloom' Album Review

Beach House ‘Bloom’ Album Review

Music

Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Adulting Playlist: Lagu-lagu yang Bisa Menemani Proses Pendewasaan Diri

Cultura Lists

Advertisement Drip Bag Coffee
Connect