Connect with us
LunariaN

Music

LunariaN: Refined Anomalium Album Review

Album debut LunariaN jadi presentasi solid sekaligus potensi musik eksperimental yang baru dalam skena musik lokal.

★ ★ ★ ★ ★
★ ★ ★ ★ ★

LunariaN adalah band experimental rock asal Jakarta, beranggotakan Rivelino Ismaya sebagai vokalis dan multi-instrumentalis, Anink Edyson pada gitar, Immanuel Willy pada bass, dan Ekky Setiawan pada drum. “Refined Anomalium” menandai kembalinya LunariaN di skena musik Indonesia setelah 7 tahun hiatus. 4 lagu telah dirilis dari full album pertama mereka ini.

“Refined Anomalium” menjadi album diproduseri sendiri oleh front-man LunariaN, dimana keempat membernya memiliki visi untuk memperdengarkan karya eklektik yang mendemonstrasikan luasnya referensi musik yang mempengaruhi setiap member dari band rock ini.

Sejak 2022, LunariaN telah berusaha menyempurnakan satu dua lagu yang sudah ada serta menambah lagu-lagu baru untuk merangkai album ini. Unit ini mengungkapkan telah berterima kasih sekaligus mengutuk sifat perfeksionisme mereka. Hasilnya, bisa jadi “Refined Anomalium” adalah album Indonesia yang memperdengarkan elemen instrumen dan vibes yang masih jarang kita temukan dalam skena musik kita.

LunariaN

The Gist:

“Refined Anomalium” memadukan identitas inti musik rock LunariaN, dengan pengaruh musik industrial yang mengambil dari musik tradisional dan klasik Eropa. Ekperimen yang tegas sangat gampang dirasakan pada penggunaan skala dan notasinya.

Keahlian Rivelino Ismaya sebagai front-man multi-instrumentalis terdengar dimaksimalkan dalam album debut ini. Dimana menjadi sesuatu yang esensial untuk memamerkan trump card dari LunariaN.

Idealisme dan perfeksionisme yang dipegang oleh LunariaN dalam mengerjakan album ini bisa terdengar hampir dalam semua track. Ini bukan tipikal album indie lokal dengan sajian aransemen yang nyaris serupa dari satu track ke track berikutnya. Ada perbedaan mood dan komposisi, cukup solid sebagai album debut yang hendak menunjukan identitas musik sekaligus menujukan jangkauan luas dari eksperimen musik yang bisa dieksplorasi oleh band ini dalam setiap karyanya.

Sound Vibes:

Multi-instrumentalis, vokalis, dan penulis lagu, Rivelino Ismaya menyebut gitar klasik sebagai dasar musik pertama yang dia pelajari. Ia juga mahir memaikan instrumen tidak biasa seperti uilleann pipes, akordion, dan irish tin whistle. Skill tersebut dimanfaatkan dengan baik untuk memberikan identitas khas bagi LunariaN. “Refined Anomalium” memperdengarkan perpaduan berbagai elemen rock melalui distorsir gitar, bass, dan drummnya yang menghentak. Kemudian kerap dikejutkan dengan elemen celtic dan Eropa klasik dalam komposisi beberapa track.

Track pertama, “Proclamation: Phantoms” mungkin akan menimbulkan asumsi pendengar bahwa band ini akan terdengar seperti band rock lokal indie pada umumnya. Namun beri kesempatan hingga track kedua, dimana alunan musik rock dengan instrumen akordion akan membawa kita pada pengalaman mendengarkan musik lokal yang berbeda.

Mendengarkan delapan track dalam “Refined Anomalium” akan membawa pendengarnya ke berbagai atmosfir yang berbeda-beda. ‘Proclamation: Phantoms’ dan ‘Generation on a Deadline’ menjadi track yang menyentuh indera berontak manusia dan akan memiliki tempat di pintu revousi.

‘Noble Mind Traveler’ didesain dengan keganjilan ala karnaval, berkat kuatnya penggunaan akordion pada intro dan chorus. Kemudian ‘Moon Citizen’ merupakan track yang dimaknai sebagai kakak tertua, bersembunyi dan menyendiri, tapi mendengarkannya akan kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang bisa saja dialami.

LunariaN

Best Tracks:

‘Noble Mind Traveler’ menjadi track kedua dalam “Refined Anomalium” yang akan memikat pendengar dengan opening akordion-nya. Track rock ini memiliki nuansa dark carnival yang unik, mengingatkan kita pada lagu-lagu Panic! At The Disco era “A Fever You Can’t Sweat Out”, namun dengan pesona LunariaN sendiri, karena membernya yang memang menguasai instrumen Eropa tersebut.

‘Hunchback Patrol’ juga menjadi salah satu track dengan komposisi musik terbaik dalam album ini. Lagu ini menunjukan kemampuan mixing  pas antara instrumen tradisional dengan efek-efek eleltronik multi-layer. Didominasi dengan gitar akustik sementara gitar elektrik hanya hadir sebagai aksen. Transisi antara verse menuju chorus pada track ini terasa seperti perjalanan menuju utopia yang indah.

‘Generation on a Deadline’ juga menjadi track yang memiliki arahan komposisi yang terdengar seperti sea shanty yang kelam pada bait pembuka. Yang kemudian secara bertahap ditambahkan layer aransemennya dengan berbagai elemen rock, hingga sample nursey rhyme. Track ini juga menjadi track dengan komposisi eksperimental seperti ‘Noble Mind Traveler’.

Secara keseluruhan, “Refined Anomalium” merupakan album debut dari LunariaN dengan eksplorasi suara yang luas, menjadi rangkuman solid untuk memperkenalkan unit musik ini dalam medium full album. Cukup menarik untuk menantikan karya album dengan tema yang lebih niche dari LunariaN ke depannya.

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Declan McKenna: What Happened to the Beach?

Declan McKenna: What Happened to the Beach? Album Review

Music

Ariana Grande: Eternal Sunshine Ariana Grande: Eternal Sunshine

Ariana Grande: Eternal Sunshine Album Review

Music

Java Jazz Festival 2024: Embracing Unity Through Music

Entertainment

Green Day: Saviors Album Review

Music

Connect